Jakarta -
Masing-masing orang tua memiliki inspirasi sendiri untuk memberi nama anaknya. Terkadang saking banyaknya pilihan nama, orang tua bisa berubah pikiran saat menamai anaknya. Seperti
Kylie Jenner yang sempat berubah pikitan saat beri nama anaknya, Stormi Webster.
Hal ini Kylie Jenner akui saat ia berkolaborasi di YouTube dengan James Charles. Ketika James bertanya tentang Stormi, Kylie bilang bahwa anaknya mengingatkan pada sosok kakaknya, Kendall Jenner. Pertumbuhan dan perkembangan putrinya membuat Kylie takjub.
"Dia benar-benar hanya menjadi orang kecil. Dia mengingatkanku pada Kendall," ujarnya dikutip dari Harper's Bazaar.
Saat ditanya inspirasi nama putrinya, Kylie Jenner menegaskan kalau nama Stormi itu adalah idenya bukan Scott, pasangan Kylie Jenner. "Itu aku! Aku ingat semuanya tapi dia bersumpah dia (Scott) membuat namanya," kata Kylie.
"Aku hanya mencari nama-nama alam, seperti terinspirasi dari cuaca bumi, Storm. Tapi aku seperti, aku ingin nama Storm tambahan 'ie' di belakang namanya seperti namaku (Kylie). Jadi namanya Stormie. Kemudian aku masih menimbang-nimbang nama tersebut selama seminggu untuk melihat apakah aku ingin mengubahnya," lanjut Kylie.
Saat kantor akte kelahiran menelepon
Kylie Jenner, seketika ia berubah pikiran. Menghilangkan huruf 'e' menjadi Stormi. "Saya menutup telepon dan itulah nama anakku," sambung Kylie.
Setelah bercerita tentang nama, Kylie juga mengutarakan keinginannya untuk menambah momongan. Akan tetapi, Kylie belum siap jika hamil dalam waktu dekat. Yang jelas, ia akan menambah anak perempuan.
"Aku ingin memiliki tujuh anak perempuan dan setelah itu baru mempertimbangkan anak laki-laki," ujarnya.
Dilansir People, untuk kehamilan selanjutnya
Kylie Jenner memilih untuk nggak merahasiakannya. Jadi dari tahap awal hingga akhir kehamilan, Kylie akan membagikan informasinya melalui media sosial.
Foto: Instagram/ Istimewa |
Ngomong soal tambah momongan, psikolog Febria Indra Hastati dari Brawijaya Clinic menambahkan hal-hal yang harus diketahui dalam merencanakan anak adalah persiapan fisik, ekonomi, dan jarak kehamilan.
"Ketika memasuki usia produktif yakni dewasa muda, para wanita dan laki-laki pasti berkeinginan untuk bekerja, menikah, punya anak, dan kebanyakan berpikiran kalau mereka harus punya anak banyak. Kadang ada juga stereotip, pokoknya sampai punya anak perempuan atau laki-laki, sementara sudah dikaruniai anak sampai lebih dari dua," kata Febria.
Padahal secara nggak sadar, seorang wanita juga menjalankan tugas sebagai ibu. Penting bagi wanita merencanakan keluarganya, hal ini karena jika ia sudah memiliki satu anak lalu tak lama jaraknya sudah hamil lagi, maka akan ada kemungkinan wanita itu mengalami stres.
"Kalau jaraknya dekat akan ada beberapa risiko yang harus dihadapi, bisa ada sibling rivalry antar saudara, perlu ada pengasuh, jadi dia nggak bisa napas dulu untuk quality time dengan keluarga atau anak pertamanya. Kalau keluarganya atau orang terdekatnya seperti suami nggak solutif, bisa stres," ujar Febria.
(aml/rdn)