Jakarta -
Pernah nggak, Bun? Kita minta anak mengerjakan sesuatu atau memberi tahunya, eh dia malah
melawan. Duh, pasti hati ini kesal ya. Nah, sebenarnya yang membuat anak bersikap seperti itu bisa jadi akibat kesalahan kita sebagai orang tua lho.
Psikolog Adele Faber dan Elaine Mazlish menuliskan dalam buku berjudul 'How To Talk so Kids Will Listen and Listen so Kids Will Talk' bahwa selama ini orang tua hanya berkonsentrasi bagaimana bisa membantu anak menghadapi perasaan negatifnya. Tapi mulai kini, orang tua harus berubah dengan fokus membantu menghadapi perasaan negatif dirinya sendiri.
"Salah satu yang membuat orang tua frustasi adalah perjuangan untuk membuat anak-anak berperilaku yang dapat kita dan masyarakat terima, inilah yang bisa menjengkelkan," kata Adele dilansir
Washington Post.
Kata Adele, orang tua menginginkan anak-anaknya bisa menyesuaikan diri dengan norma kemasyarakaran. Misalnya saja, Bunda ingin anak hidup bersih, tertib, dan penuh sopan santun. Padahal, anak nggak peduli dan semakin kita keras meminta,
anak-anak malah melawan, Bun.
Ilustrasi anak melawan Foto: thinkstock |
Kalau mendengarkan permintaan orang tua, menurut Adele, mungkin saja anak akan berpikir, "Saya akan melakukan apa yang saya inginkan." Sedangkan orang tua berpikir anaklah yang harus melakukan apa yang kita katakan. Inilah yang akhirnya menyebabkan pertengkaran, orang tua mengeras dan anak melawan.
Selama ini, tulis Adele, orang tua sering menggunakan beberapa metode agar anak mau mengikutinya. Namun, cara tersebut malah menyakiti anak-anak. Adele pun mengajak para orang tua berpura-pura sebagai anak, dan menelaah perasaannya setelah mendengar beberapa kalimat. Dengan kata lain, ada perilaku orang tua yang tanpa disadari bikin anak melawan, yaitu:
1. Menyalahkan dan menuduhContohnya ketika orang tua mengatakan, "Kenapa kakak selalu melakukannya?", "Bisakah kamu melakukan segala sesuatu dengan benar", "Masalahnya kakak nggak pernah mendengarkan.""
2. MengejekPerkataan seperti ini mungkin tanpa disadari pernah Bunda katakan ke anak. Misalnya saja, "Nak, yang kamu lakukan itu bodoh sekali", "Biar sini Bunda yang memperbaiki. Kamu kan bukan mekanik", atau "Coba lihat caramu makan. Itu kan menjijikkan".
3. MengancamSaat semua cara tak berfungsi, orang tua biasanya meminta anak dengan ancaman. Padahal, ini akan membuat anak merasa dipaksa.
ilustrasi anak melawan/ Foto: iStock |
4. MemerintahMaksud orang tua tentunya baik. Tapi perkataan yang diucapkan seakan-akan memerintah.
Contohnya, "Tolong ambilkan paket itu. Cepetan!", "Bunda mau kamu bersihkan kamar ini sekarang juga".
5. MengguruiMisalnya saja ketika si kecil tiba-tiba mengambil barang dari tangan Bunda dan sebuah kalimat pun terucap. "Apa kamu pikir ini bagus, mengambil buku dari Bunda? Bunda lihat kamu belum tahu pentingnya sopan santun. Yang harus kamu pahami adalah, kalau kamu mau orang lain sopan ke kita maka kita juga harus sopan ke orang lain.""
6. Memberi peringatanTerkadang, kita bermaksud baik ke
anak. Namun, perkataan ini bisa malah menakutkan.
7. Pernyataan menyindirMisalnya saja Bunda mengatakan bahwa perasaan capek yang dialami akibat perilang anak. Dengan begitu, anak bisa merasa disalahkan, Bun.
8. MembandingkanSudah pasti, tiap anak unik. Mereka nggak sama bahkan dengan saudaranya. Sehingga, dibandingkan hanya bikin anak merasa nggak diterima dan dimengerti.
9. SarkasmeBilang anak 'pintar' karena sudah menumpahkan makanannya? Hmm, itu termasuk sarkasme yang bisa menyakiti perasaan anak. Merasa disalahkan dan nggak diberi kesempatan bicara, anak pun bisa melawan pada orang tuanya.
10. MeramalKadang tanpa disadari orang tua jadi peramal nih, Bun. Apa yang terjadi pada anak kita prediksi karena kesalahan anak. Atau, dengan yakin orang tua bilang sesuatu yang nyatanya nggak dilakukan anak.
"Diperlakukan seperti itu pasti bikin orang dewasa sedih. Nah, bagaimana dengan anak-anak?" ujar Adele.
Sementara itu, George Holden, profesor psikologi dari Southern Methodist University di Dallas, Amerika Serikat, mengatakan, ketika bunda berteriak ke anak yang perlu dikhawatirkan adanya kemungkinan kata-kata kasar dan tidak pantas terlontar dari mulut sang bunda kepada buah hatinya. Padahal, kata-kata tersebut tidak hanya menyakiti perasaan anak, namun juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dirinya
"Meski begitu, memukul atau berteriak bukanlah cara agar
anak mendengarkan orang tua. Ajak ia bicara dengan tenang, ditemani kue coklat atau es krim sehingga perasaannya lebih sabar dan tenang. Baru setelah itu utarakan apa yang ingin Anda sampaikan," pungkas Holden seperti dikutip dari
detikcom.
ilustrasi anak melawan/ Foto: iStock |
(rdn/rdn)