parenting
Anak Bunda Kecanduan Gadget? Reisa Broto Asmoro Punya Tipsnya
Jumat, 16 Nov 2018 08:04 WIB
Jakarta -
Ketika anak sudah kecanduan main gadget, memang sulit untuk mencegahnya, Bun. Tetapi bukan berarti tidak bisa. Seperti saran dokter Reisa Broto Asmoro ini, bisa bantu Bunda mengurangi kecanduan anak terhadap gadget.
"Memang pelan-pelan kalau addict. Kita nggak bisa main ambil aja, karena anak bakalan stres," kata Reisa saat berbincang dengan HaiBunda, usai acara 'ELC Holiday Toys Collection Preview: How to Inspire Your Kids Through Play' di Menara BTPN, Kuningan, Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Menurut Reisa, salah satu faktor anak adiktif terhadap gadget adalah orang tuanya. Karena tidak ingin repot, kadang cara orang tua menenangkan anak yang rewel adalah memberikannya gadget. Padahal pemikiran tersebut keliru.
"Kadang orang tua biar simpel kalau pergi-pergi, udah bawa aja gadget, biar gampang, jadi begitu makan atau ada waktu luang, kita kerja, anak dikasih gadget aja biar anteng," ujar Reisa.
Reisa mengaku, dia mengenalkan anaknya pada gadget, tetapi tetap dibatasi. Dokter cantik kelahiran Malang ini lebih memilih membiasakan anaknya memegang mainan. Itu sebabnya saat bepergian dengan anak, dia selalu membawa mainan. Selain itu, di smartphone-nya, Reisa sama sekali tidak memasang aplikasi permainan.
Reisa juga menyarankan untuk membuat aturan bersama anak yang bisa disepakati, misal dalam sehari anak hanya boleh main gadget berapa jam. Namun, jika sudah begitu sulit diatasi, Reisa menyarankan orang tua untuk konsultasi ke psikolog anak.
Senada dengan dr Reisa, Saskhya Aulia Prima, psikolog dan pendiri TigaGenerasi, mengatakan jika anak sudah adiktif gadget, kita tidak bisa menghilangkan kebiasaannya begitu saja, karena dia akan terus menagih. Yang perlu dilakukan adalah membantunya mengurangi jam bermain gadget.
"Misal sehari dia main tiga jam, besoknya kurangin jadi dua jam sekian menit, lama-lama dikurangin lagi. Dan kita harus punya alternatif main lainnya yang juga menyenangkan," tutur Saskhya.
Selain itu, kedua orang tua mesti jadi contoh. Kalau kita bilang anak tidak boleh main gadget, kita juga tidak boleh main gadget di depan anak. (yun)
"Memang pelan-pelan kalau addict. Kita nggak bisa main ambil aja, karena anak bakalan stres," kata Reisa saat berbincang dengan HaiBunda, usai acara 'ELC Holiday Toys Collection Preview: How to Inspire Your Kids Through Play' di Menara BTPN, Kuningan, Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Menurut Reisa, salah satu faktor anak adiktif terhadap gadget adalah orang tuanya. Karena tidak ingin repot, kadang cara orang tua menenangkan anak yang rewel adalah memberikannya gadget. Padahal pemikiran tersebut keliru.
"Kadang orang tua biar simpel kalau pergi-pergi, udah bawa aja gadget, biar gampang, jadi begitu makan atau ada waktu luang, kita kerja, anak dikasih gadget aja biar anteng," ujar Reisa.
Reisa mengaku, dia mengenalkan anaknya pada gadget, tetapi tetap dibatasi. Dokter cantik kelahiran Malang ini lebih memilih membiasakan anaknya memegang mainan. Itu sebabnya saat bepergian dengan anak, dia selalu membawa mainan. Selain itu, di smartphone-nya, Reisa sama sekali tidak memasang aplikasi permainan.
![]() |
Senada dengan dr Reisa, Saskhya Aulia Prima, psikolog dan pendiri TigaGenerasi, mengatakan jika anak sudah adiktif gadget, kita tidak bisa menghilangkan kebiasaannya begitu saja, karena dia akan terus menagih. Yang perlu dilakukan adalah membantunya mengurangi jam bermain gadget.
"Misal sehari dia main tiga jam, besoknya kurangin jadi dua jam sekian menit, lama-lama dikurangin lagi. Dan kita harus punya alternatif main lainnya yang juga menyenangkan," tutur Saskhya.
Selain itu, kedua orang tua mesti jadi contoh. Kalau kita bilang anak tidak boleh main gadget, kita juga tidak boleh main gadget di depan anak. (yun)