Jakarta -
Semua orang tua pasti senang kalau anak-anaknya
nurut alias mau diajak kerja sama. Nah, membuat anak nurut bisa dilakukan orang tua tanpa menggunakan kekerasan atau berteriak ke anak lho.
Psikolog Adele Faber dan Elaine Mazlish dalam buku berjudul 'How To Talk so Kids Will Listen and Listen so Kids Will Talk' menjelaskan, ada lima cara yang bisa dilakukan orang tua agar anak nurut. Cara ini terbukti bisa membantu para orang tua yang ikut workshop yang diadakan Adele dan Elaine.
Tapi, Adele mengingatkan kalau kelima cara ini belum tentu berhasil untuk semua anak dan di setiap waktu. Tapi setidaknya, lima cara ini bisa Bunda dan Ayah coba untuk membuat anak mau bekerja sama dengan orang tuanya dan nurut.
1. MenjelaskanAnak-anak belum begitu paham dengan apa yang orang tuanya bicarakan. Bunda bisa memulai dengan menggunakan bahasa yang deskriptif. Misalnya saat anak lupa mematikan lampu, nggak perlu langsung memarahi mereka, Bun. Tapi, sampaikan faktanya bahwa lamu di kamar masih menyala dan anak perlu mematikannya.
"Dengan menjelaskan, anak bisa fokus dengan apa yang perlu dilakukan. Kemudian hindari memakai kata 'kamu' di awal karena itu akan bikin anak merasa disalahkan. Anak akan lebih mudah mendengar apa masalahnya dan apa yang mesti dilakukan untuk mengatasinya," jelas Adele.
2. Beri alasanSaat
anak melakukan kesalahan, beri tahu mengapa yang dia lakukan nggak tepat. Lalu, kata Adele sampaikan juga akibat saat anak melakukan kesalahan tersebut. Menurut pengalaman Adele, saat diberi alasan atau informasi tentang perilakunya yang nggak tepat, anak biasanya mencari tahu sendiri apa yang perlu dilakukan.
Adele mengingatkan agar orang tua menahan diri memberi informasi yang anak sudah tahu. Misalnya anak usia 10 tahun sejatinya sudah paham bila susu akan basi kalau nggak didinginkan. Ketika diberi info yang mereka sudah tahu anak bisa merasa dirinya dianggap bodoh.
3. Minta anak lakukan sesuatu dengan kalimat singkatMemang gemas rasanya kalau anak nggak
nurut. Ketika mereka nggak segera pakai baju misalnya, ocehan bahwa bunda sudah capek berulang kali meminta mereka pakai baju bisa disampaikan. Nah, Adele menyarankan hindari hal itu, Bun.
"Akan lebih baik beri perintah pada anak dengan satu kalimat singkat. Contohnya, 'Nak, segera pakai baju. Kalau nggak kamu akan kedinginan'. Pada dasarnya anak-anak nggak suka diceramahi atau mendapat penjelasan yang panjang. Bagi mereka lebih baik mendapat pengingat yang singkat saja," tutur Adele.
 Ilustrasi anak penurut Foto: Istock |
4. Gambarkan perasaanCobalah untuk tidak mengomentari karakter anak atau kepribadiannya, Bun. Misalnya, "Kamu itu kenapa, selalu saja membiarkan pintu terbuka?". Coba sampaikan perasaan Bunda yang nggak nyaman kalau anak membiarkan pintu terbuka, plus alasannya. Misalkan, saat pintu terbuka kucing akan mudah masuk rumah dan itu mengganggu.
Menurut Adele dan Elaine, kebanyakan orang tua merasa terbantu jika mengutarakan perasaannya ke anak. Soalnya, pada dasarnya akan lebih mudah untuk bekerja sama dengan seseorang yang mengekspresikan perasaan tak sukanya selama itu tak menyerang.
"Tapi, perlu diperhatikan juga, beberapa anak sangat sensitif. Sehingga, ketika orang tua marah, ketimbang menyampaikan bahwa kita marah, sampaikan aja apa harapan kita," tutur Adele.
5. Tulis catatanTerkadang apa yang kita katakan tak seefektif kata-kata yang ditulis. Kebanyakan anak-anak juga senang menerima catatan. Ini mendorong mereka untuk membalas catatan atau gambar dari orang tuanya.
Sehingga, menyampaikan perintah kepada anak supaya mereka
nurut lewat catatan bisa banget dicoba, Bun. Bicara tentang anak melawan, psikolog Aurora Lumban Toruan bilang anak sering melawan itu karena pemikirannya yang lebih kritis. Tapi bisa juga dari pola asuh yang kurang konsisten dari orang tua.
"Misalnya tentang apa yang boleh dan tidak boleh, atau merasakan ketidakadilan dari perlakuan orang tua terhadap dirinya dengan saudaranya, dan bisa juga karena tidak diterapkannya pola aktivitas yang rutin," terang Aurora.
(rdn/rdn)