HaiBunda

PARENTING

Efek Anak Sebut Alat Kelamin dengan 'Burung'

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 20 Dec 2018 14:07 WIB
Efek Anak Sebut Alat Kelamim dengan 'Burung'/Foto: Istock
Jakarta - Ketika anak berada di usia 3 atau 4 tahun, beberapa di antaranya ada yang mulai sadar dengan perbedaan gender. Saat seperti ini, orang tua sudah bisa kok memberi edukasi seks dengan mengenalkan alat kelamin pada anak.

Psikolog dari Mayapada Hospital, Adisti F. Soegoto, MPsi, menyarankan saat mengenalkan alat kelamin ke anak, lebih baik dengan kata yang sebenarnya. Tujuannya, agar tidak timbul kebingungan pada anak.

"Misal nih, beberapa orang tua menyebut penis dengan 'burung'. Saat kakeknya pelihara burung maka anak beranggapan kakeknya pelihara penis, jadi ambigu kan? Burung itu hewan atau alat kelamin? Jadi, untuk mencegah kebingungan tersebut lebih baik sebut alat kelamin dengan kata sebenarnya," papar psikolog yang akrab disapa Adis ini saat ngobrol dengan HaiBunda.


Adis menambahkan, saat mengenalkan alat kelamin ke anak pun biasa saja, Bun. Nggak perlu takut-takut, ngomong pelan dan bisik-bisik atau omongannya harus disensor.



"Ya, layaknya kita sebutin anggota tubuh lainnya aja, antai aja nyebutnya ke anak. Penis sebut penis, vagina sebut vagina dan seterusnya. Sehingga anak terbiasa menyebut anggota tubuhnya dengan semestinya," tutur Adis.

Diharapkan, dengan begini anak menghormati anggota tubuhnya yang lain. Kemudian, anak tidak bercanda dalam menyebut alat kelamin. Toh, itu adalah bagian tubuh kita kan, Bun?

"Jadi bisa kita sampaikan ke anak, 'Alat kelamin kamu adalah bagian tubuh yang sama pentingnya dengan anggota tubuh kamu yang lain jadi kita harus menghargainya'" tambah Adis.
Foto: iStock

Adis sendiri mengenalkan alat kelamin pada buah hatinya sejak bayi. Waktu si anak ganti popok, Adis akan bilang, 'Nak, ini penisnya ibu bersihkan dulu ya biar bersih, nah sekarang bisa dipakai deh popoknya'. Ketika dari bayi sudah dibiasakan mendengar alat kelamin dengan nama sebenarnya, diharap saat beranjak besar anak nggak menganggap edukasi seks bukan hal tabu untuk dibicarakan.

"Jadi sampai sekarang, anak saya terbiasa dengan kata-kata ini. Kalau ada keluhan, anak jadi ngerti misal dia ngeluh penisnya sakit, ya dia bilang kalau penisnya sakit. Kan lebih enak didiskusikan, jadi ketika saya bawa anak ke dokter, dia juga bisa menjelaskan lebih deskriptif dan jelas. Ini juga menegaskan pada anak kalau alat kelamin tidak patut untuk dibawa dalam konteks bercanda," ungkap Adis.

(aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Roche Peserta Coc Season 2 yang Kepintarannya Curi Perhatian, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Wizzy Dapat Kejutan Manis Hamil Anak Kedua di Momen Ulang Tahunnya yang Ke-31

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Turun BB 25 Kg dalam 4 Bulan, Ini 4 Cara Ampuh Menurut Pakar Bun!

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

6 Tips Menabung ala Jepang agar Uang Cepat Terkumpul

Mom's Life Annisa Karnesyia

Keren! 5 Potret Sada Anak Fitri Tropica Ikut Lomba Ice Skating di Malaysia, Jadi Princess Belle

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Resep Kue Singkong Kukus Sederhana yang Enak, Ekonomis, dan Anti Gagal

Ketahui Estimasi Total Biaya Operasi Caesar BPJS dan Tanpa BPJS

SAKA Market Vol. 2: Green Trails Festival Sukses Digelar 2 Hari, Catat 6.500 Pengunjung

Mengenal Roche Peserta Coc Season 2 yang Kepintarannya Curi Perhatian, Ini 5 Potretnya

Psikolog Ungkap 5 Kata Penyelamat Emosi Bunda Saat Anak Bikin Marah

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK