Jakarta -
Maraknya kasus kekerasan
seksual atau penyakit menular seksual membuat kita sadar bahwa pengetahuan orang Indonesia tentang hal tersebut masih minim. Sebagian masyarakat Indonesia menganggap bicara seks adalah hal yang tabu. Padahal jika dipelajari sejak dini oleh anak akan memberi berbagai manfaat.
dr. Helena Rahayu Wonoadi dari Reckitt Beckinser, perusahaan bidang kesehatan dari Inggris, menyebutkan bahwa orang tua lah yang menjadi kuncinya. Artinya, orang tua sebagai sumber informasi tentang seksualitas yang dapat diandalkan oleh anak muda Indonesia.
"Survei yang dilakukan Reckitt Beckinser bahwa anak remaja usia 14 - 18 tahun baru mendapatkan
pendidikan seks. Kemudian yang lebih ironis lagi usia 18 - 20 tahun sudah melakukan penetrasi (hubungan intim) di luar nikah," kata Helena di acara Konferensi Pers' Peluncuran Survei Kesehatan Reproduksi dan Edukasi Seksual oleh Kelompok Konsumen Remaja di Lima Kota Besar Indonesia', di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis, (18/7/2019).
Dari 500 responden yang diteliti, sebanyak 52 persen yang mengandalkan orang tua sebagai prioritas untuk berkonsultasi saat pubertas. Sisanya mengandalkan teman sebaya dan browsing media sosial.
"Saat ditanya ketakutan untuk bicara seksualitas pada orang tua, sebagian besar sebanyak 61 persen menjawab takut dan lebih baik berbicara secara terbuka pada teman sebaya," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, psikolog klinis dewasa, Inez Kristanti, M.Psi.,psikolog, berpendapat hal yang sama. Anak muda masih sangat canggung bila berbicara seksualitas.
"Bahkan ada yang
under-reporting, artinya mereka sudah melakukan (hubungan seksual) tapi enggak mengaku karena malu. Peran orang tua itu sangat penting, jadi kita enggak bisa anak sudah usia 15 tahun tahu-tahu diberikan edukasi seks," tutur Inez.
Inez mendorong orang tua untuk memberikan edukasi seks sejak dini. Dimulai dari yang gampang, Bun, misalnya di usia 1 - 2 tahun, sudah harus diajarkan organ-organ tubuh yang vital.
"Misalnya bicara alat kelamin, sebut saja nama sebenarnya penis jangan burung. Orang tua juga jangan kagok. Anak akan melihat kok ortu kagok ngomong. Akhirnya itu menjadi hal yang tabu dibicarakan," kata Inez.
Selain itu Inez menyarankan orang tua untuk membangun komunikasi dua arah. Jadi anak punya kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan orang tuanya perihal seks.
"Komunikasi yang dilakukan kebanyakan ortu itu satu arah. PadahalÂ
anak ingin eksplorasi, jadi begitu satu arah itu enggak efektif. Lebih baik dua arah enggak cuma suruh ini itu tapi juga bertanya. Orang tua juga harus mau ditanya," papar Inez.
Simak juga video tentang kiat mengajarkan pendidikan seks anak sejak dini.
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)