Jakarta -
Bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami bisa terjadi kapan saja ya, Bun. Dalam kondisi saudara kita dilanda bencana, kita juga bisa menyelipkan
pelajaran untuk anak yakni berbagi. Penulis
You Turn Now, Rushabh Turakhia, menuliskan ada beberapa metode yang bisa orang tua terapkan untuk mengajarkan semangat berbagi. Termasuk berbuat kebaikan kepada anak-anak, seperti dilansir
Indian Express.
1. Dorong anak menunjukkan kebaikan kepada orang asingRushabh, yang juga menjalankan gerakan menyebarkan kebaikan yang disebut
Your Turn Now, mengadakan lokakarya dengan anak-anak sekolah dan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama.
"Kebaikan pada anak bisa lewat hal sederhana seperti berbagi tempat duduk di dalam kendaraan umum. Atau membantu hal sederhana untuk orang lain," ujar Rushahr kepada
Express Parenting.2. Memberi contohOrang tua itu guru pertama anak-anak, Bun. Dan dari orang tua lah anak belajar kebaikan serta semangat memberi.
"Setiap orang tua ingin anaknya bersikap sopan, tetapi jika mereka sendiri bersikap kasar kepada orang lain, anak itu akan secara otomatis menyerapnya. Anak-anak lebih banyak belajar dari yang Anda lakukan dibanding apa yang kita katakan," kata Rushabh.
 ilustrasi ibu dan anak/ Foto: Thinkstock |
3. Menyumbangkan pakaian, buku, mainanBunda dan anak-anak bisa memilih pakaian, mainan, dan buku yang sudah lama. Kemudian ajak anak untuk menyumbangkannya. Baik itu untuk orang yang kurang mampu atau terkena musibah.
"Menyumbang itu harus menjadi praktik dalam keluarga. Sebagai orang tua, kita perlu memupuk kebiasaan itu," katanya.
4. Ajak anak jadi relawanRushabh mengajak orang tua mengajarkan berbagi dengan membawa anak-anak ke panti asuhan. Cobalah membiarkan anak-anak menjadi sukarelawan yang membantu anak-
anak di sana, dengan memberikan makanan atau hadiah.
5. Berikan selimut, buah-buahan kepada orang-orangNggak semua orang beruntung memiliki rumah atau bisa makan makanan enak sehari-hari. Anak bisa belajar berbagi kepada para tuna wisma di jalan. Cobalah membeli beberapa selimut atau buah-buah dan berikan kepada mereka yang membutuhkannya.
Sally Kotsopoulos, pendidik anak usia dini dan pengawas pengasuhan anak, mengatakan bahwa berbagi bisa berarti meminjamkan atau memberi. Ini melibatkan dua ide dan untuk anak-anak, mereka butuh waktu untuk paham itu. Tapi walau rumit, anak-anak tetap perlu belajar berbagi, Bun.
Membantu anak-anak belajar berbagi juga membutuhkan kesabaran dan cekatan, Bun. Selain itu perlu latihan. Terutama untuk balita, mereka sedang berada dalam fase perkembangan egosentris. Mereka baru mulai mengenali dirinya sebagai individu dengan hal-hal mereka sendiri.
"Balita juga mulai mengeksplorasi apa artinya memiliki sesuatu dan belum cukup memahami gagasan bahwa ada lho sesuatu yang merupakan milik orang lain. Itu sebabnya kita sering mendengar balita berkata ini punyaku terhadap barang yang nyatanya bukan milik dia!" kata Sally seperti dilansir
Today Parents. (rdn/rdn)