Jakarta -
Melihat
anak menangis sudah biasa ya, Bun. Tapi, kalau si kecil menangis disertai dengan
merengek secara terus-terusan tentu mengganggu ya.
Tangisan si kecil yang tak berhenti dan terus melengking, tentu sangat mengganggu. Enggak jarang, emosi pun tersulut gara-gara rengekan yang tak kunjung henti.
Sebagian anak, terkadang sengaja merengek demi mendapatkan perhatian orang tuanya. Hal itu menjadi senjata pamungkas, saat anak ingin mendapatkan keinginannya. Nah, saat rengekan mereka tidak berhasil bisa saja berakhir dengan
kemarahan yang menjadi-jadi.
Padahal, akar permasalahannya kadang sangat sepele. Misalnya saja, si anak ingin bermain sesuatu dan meminta Bunda turut serta. Sedangkan Bunda sedang sibuk menerima telepon penting dari anggota keluarga lainnya.
Dijelaskan Dr Jessica Michaelson bahwa salah satu alasan utama anak merengek, karena mereka kelelahan dan membutuhkan bantuan orangtuanya. Rengekan dijadikan cara untuk memberi tahu keinginanya pada Bunda. Seolah mereka ingin mengatakan, "Aku tidak bisa bersikap seperti anak besar, tolong perlakukan aku seperti aku masih bayi," kata Jessica, seperti dikutip dari laman
Webmd.
Ketika anak-anak tampak stres, lelah, lapar, haus, atau lainnya, seringkali sikap manis mereka berganti dengan rengekan, Bun. Ini dikarenakan mereka membutuhkan bantuan dari Bunda untuk menyelesaikan permasalahannya.
Untuk itu, Jessisa menyarankan ketika si anak merengek, tanyakan pada mereka apakah kamu merasa lelah, haus, lapar, dan lainnya? Kemudian, dengan sikap yang tenang berikan contoh yang lembut untuk menanyakan hal-hal seperti, "Bolehkah aku minta air minum?", seraya mengingatkan mereka bahwa rengekan yang mereka timbulkan merupakan permintaan mendesak atas suatu keadaan yang membuatnya tak nyaman.
Selain itu, Bun, penyebab anak kerap merengek biasanya dikarenakan mereka membutuhkan ikatan emosional yang lebih dari, Bunda. Psikolog Becky Bailey mengatakan bahwa merengek merupakan sinyal kalau seorang anak membutuhkan lebih banyak koneksi.
"Jika anak-anak menjadi cengeng, kemungkinan mereka memerlukan fokus dengan orang tuanya, seperti membaca, memasak, atau bermain bersama,"katanya.
 Tips menghadapi anak suka merengek/ Foto: ilustrasi/thinkstock |
Ketika anak-anak merengek, cobalah untuk melihat tingkat emosinya. Ingat lagi, apakah Bunda dan anggota keluarga lainnya sudah meluangkan cukup waktu untuk bersama si kecil. Luangkan lebih banyak waktu untuk menciptakan kedekatan dengan anak, melalui berbagai kegiatan bersama.
Dikutip dari laman
Parents, Bunda juga perlu mengetahui kapan anak melakukannya dengan benar. "Orangtua selalu mengatakan 'Rengekan bukan suara yang bagus', tetapi seringkali mereka tidak memberikan penguatan positif yang cukup atas pernyataan tersebut,"kata Michelle Borba, Ed.D, penulis
Parents Do Make a Difference.Sebagai gantinya, Bunda bisa melayangkan kalimat kepada anak seperti "Terima kasih karena kamu tidak lagi merengek. Bunda suka sekali kalau kamu tidak berteriak-teriak."
Memang, Bun, menghadapi
kerewelan anak tidaklah mudah. Daripada tersulut emosi karena rengekan yang tak kunjung henti, berusahalah memahami apa yang menjadi penyebab rengekannya tersebut. Kemudian, hadapi dengan tenang ya Bun, karena sesungguhnya mereka hanya membutuhkan kehadiran Bunda selalu di sampingnya.
(rap/rap)