Jakarta -
Apa yang Bunda lakukan kalau si kecil
menolak les? Marah-marah atau memberi nasihat secara baik-baik pada sang
buah hati?
Kalau anak menolak les, Bunda jangan sampai meniru perilaku salah seorang ibu di Malang ya. Setelah video ia mendorong anaknya yang masih SD keluar mobil viral, sang ibu akhirnya membuat pengakuan.
Mengutip
detikcom, ibu tersebut mengaku emosi karena sang anak menolak les karena tak dibawakan baju ganti. Perselisihan akhirnya terjadi dan sang ibu bertindak di luar kepantasan sebagai orang tua.
"Itu terjadi spontan, refleks dan saya khilaf karena emosi dan berbuat tak elok dan tak pantas dilihat dan saya tak memiliki sedikit pun menyakiti putri saya tercinta," ucap si ibu yang tidak disebutkan namanya saat membacakan klarifikasi.
Sang ibu mengungkapkan bahwa hubungannya dengan sang putri telah normal kembali pascakejadian itu. Ia juga telah menyadari kesalahannya.
"Kami baik-baik saja setelah itu, kembali normal," ujarnya.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan video anak SD diusir dari mobil oleh seorang perempuan. Video tersebut awalnya beredar di
Facebook, kemudian menyebar ke berbagai platform media sosial lainnya.
Dalam video berdurasi satu menit 19 detik itu, seorang perempuan dewasa mencoba menutup pintu mobil dan meninggalkan si kecil. Namun, anak tersebut menahan pintu tersebut hingga terjatuh. Setelah melihat video, polisi mengimbau segenap orang tua untuk tidak bertindak kasar pada anak, apalagi dilakukan di publik.
 Ilustrasi anak dihukum /Foto: Thinkstock |
Ketimbang mendisiplinkan anak dengan kekerasan, Bunda mengajarkan anak dengan
disiplin yang lembut atau disebut
gentle discipline lho. Dalam hal ini, Bunda fokus ke pembelajaran dan pengajaran ketimbang memberi hukuman.
"Ini juga tentang saling menghormati dan bekerja dengan anak-anak, bukan melawan mereka," tulis pendiri situs
Gentle Parenting Sarah Ockwell-Smith dalam bukunya
The Gentle Discipline.Kata Ockwell-Smith, dalam disiplin lembut memerlukan keseimbangan kekuatan. Orang tua perlu memiliki kerendahan hati dan kesabaran, menyadari apa yang bisa memicu kemarahan kita, serta tidak melimpahkan kekesalan kita pada anak hanya karena masalah yang sedang dihadapi.
"
Disiplin yang lembut adalah tentang bersikap positif dan perencanaan untuk masa depan. Ini tentang menginspirasi anak-anak untuk menjadi lebih baik dan berbuat lebih baik, sementara orang tua berusaha memberikan contoh yang bagus kepada mereka," kata Ockwell-Smith.
[Gambas:Video 20detik]
(som/rdn)