Jakarta -
Bisa dibilang media sosial kini punya fungsi yang banyak, tak hanya untuk bersosialisasi. Soal ini,
moderator debat pamungkas pilpres 2019, Balques Manisang mengutarakan pendapatnya tentang bijak menggunakan media sosial, Bun. Terutama pada anak
zaman now, orang tua sering lengah dan seringkali membebaskan anak-anaknya dalam menggunakan media sosial.
Balques menyarankan anak-anak harus berhati-hati karena rekam jejak digital akan tinggal selamanya di dunia maya.
"Menurut saya gampang aja, kan mereka apa-apa update di Instagram dan Twitter, generasi muda sekarang tuh harus hati-hati. Perusahaan tuh sekarang enggak butuh CV (
curriculum vitae) lagi. Mereka lihat media sosial anak tersebut. Misal lihat Twitter, 10 tweet terakhir aja bisa menggambarkan psikologis dia orang seperti apa," kata Balques kepada
HaiBunda.
Begitu pula dengan Instagram, media sosial yang digemari anak-anak yang belum cukup usia (13 tahun). Sepuluh unggahan terakhir di Instagram pun sudah bisa dibaca secara psikologis anak seperti apa, Bun.
"Dan jejak digital itu
whatever stays in the internet will always stay forever. Jadi jangan lupa, setiap post yang diunggah itu menceritakan diri sendiri ke orang lain yang asing lho. Intinya setiap orang enggak mesti tahu semua tentang hidup kita, karena enggak semua orang bisa mengerti dan hati-hati jadi bumerang," sambungnya.
Balques melanjutkan, jadi cara bijaknya adalah pahami bahwa medsos itu untuk bersosialisasi, bukan ajang untuk memamerkan kehidupan. Gunakan bersosialisasi, untuk
networking."Zaman sekarang lulusan SMA atau kuliah niatnya jadi
YouTuber atau apa lah untuk di-endorse. Kalau menurut aku itu cita-cita pendek banget, cuma buat sendiri kan hasilnya. Terpatok dengan konten-konten yang laku untuk di-endorse, ketebak kan kosmetik fashion,
food blogger itu tuh buat kesenangan semua," ujar wanita .
Balques Manisang menyarankan lebih baik media sosial untuk bersosialisasi atau membuat
crowdfunding, galang dana bagi yang membutuhkan. Itu juga bisa melatih rasa empati anak, lho, Bun.
"Kalau bikin itu berarti anak membantu orang dengan cara pintar. Jadi kalau mau bersosial media, dipikir dulu bermanfaat untuk orang banyak atau enggak. Lain lagi kalau tujuan media sosial untuk konsumsi pribadi," katanya.
Anak perlu paham antara informasi dengan wisdomSelain perlu bijak menggunakan media sosial, Balques meminta anak-anak generasi sekarang jangan salah mengerti antara informasi dengan wisdom (kebijaksanaan).
"Kenapa aku bilang gitu, mungkin kita sekarang kita lihat anak-anak muda zaman sekarang pintar-pintar ngomong. Mereka menduduki jabatan-jabatan yang sebenarnya belum pas secara mental, karena mereka kan sudah generasi search engine. Jadi salah satu kuncinya adalah hormati yang tua," tuturnya.
Menurutnya, ilmu melalui informasi itu tinggal pencet pakai jempol sedikit saja sudah keluar. Mau cari tentang apa aja di Google itu sudah ada. Tapi kita enggak dapat kebijaksanaan, wisdom dari search engine.
"Itu bisa didapat dari proses hidup, itu bedanya anak-anak zaman sekarang, sering misinterpretasi, kalau sudah banyak ilmu itu dibilang sudah keren, sudah bijak. Belum bisa, karena kebijaksanaan itu didapat dari waktu. Jadi belajar sabar, semua butuh proses, enggak bisa instan," sambungnya.
Kata Balques, di dunia ini tak ada hal yang instan dan hal-hal itu bakal didapat dari bawah ke atas bukan langsung di atas.
"Karena namanya hidup kan naik turun, mental enggak bisa
dilongkapin. Enggak bisa tuh anak bayi dari tidur langsung jalan, harus merangkak. harus belajar, anak akan menjadi pintar dengan segala bacaannya, untuk jadi bijak itu tetap butuh waktu. Jangan kita merasa lebih high tech terus kita merasa lebih dari segala-galanya itu salah," pungkas Balques.
Setuju nih dengan opini
Balques tentang bijak menggunakan media sosial. Mungkin beberapa anak yang bercita-cita menjadi
YouTuber atau
influencer karena
mupeng, Bun. Mereka melihat sosok-sosok yang di media sosial itu keren dan sempurna.
Menurut psikolog anak dan remaja dari Mentari Anakku, Firesta Farizal, penting bagi Bunda untuk menunjukkan ke anak bahwa enggak semuanya harus diunggah di medsos. Ada orang yang mengunggah yang bagus-bagus aja di medsos. Lalu, kadang anak butuh diingatkan untuk bersyukur.
"Jadi yang bisa kita lakukan adalah mengingatkan ke anak bahwa enggak semua hal diunggah di medsos dan enggak semua yang diunggah di medsos itu real. Lalu, ingatkan anak untuk selalu bersyukur karena masih banyak anak lain yang 'di bawah' dia," kata wanita yang biasa disapa Eta.
(aci/som)