PARENTING
Bunda, Perhatikan 4 Pilar Gizi Seimbang untuk Cegah Stunting
Asri Ediyati | HaiBunda
Selasa, 30 Apr 2019 16:02 WIBJika mendengar stunting langsung teringat dengan masalah gizi yang kini sedang dialami Indonesia. Menurut Dr.Ir.Asih Setiarini, M.Sc., stunting merupakan salah satu akibat anak malnutrisi atau salah gizi.
"Mal itu salah, nutrisi itu gizi jadi malnutrisi itu salah gizi. Kalau salah gizi bisa kurang, bisa lebih (gizinya). Kalau stunting masuknya kurang gizi. Karena sebetulnya ada indikator lainnya yang bisa dipakai untuk menilai. Ibu-ibu yang di posyandu, PKK saya rasa sudah familiar dengan istilah gizi kurang atau gizi buruk," ujarnya di acara peluncuran Susu Bendera Frisian Flag, di bilangan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).
Asih bilang, kalau gizi kurang yang sering diukur adalah berat badan, sedangkan stunting itu tinggi badannya. Penyebab stunting secara tak langsung adalah pengetahuan ibu tentang gizi masih kurang. Kurang dari 50 persen ibu yang tahu tentang gizi seimbang. Sehingga mereka bahkan enggak sadar kalau anaknya mengalami tanda-tanda stunting.
"Sebelum tahu prinsip dasar gizi seimbang, kita perlu tahu dua penyebab langsung stunting, asupan gizi yang kurang dan juga penyakit berulang yang menyebabkan infeksi," kata ahli gizi dari FKM Universitas Indonesia itu.
Asih menyebutkan, dahulu tak sama dengan sekarang. Mensosialisasikan gizi seimbang itu susah, sedangkan dahulu pakai pedoman empat sehat lima sempurna masih gampang. Namun, perlu Bunda tahu empat sehat lima sempurna sudah tak lagi dipakai. Asih bilang ada empat pilar gizi seimbang yang perlu Bunda ketahui.
"Yang pertama, kita harus makan beragam karena enggak ada satu jenis makanan yang memenuhi seluruh kebutuhan gizi. Jadi kalau kita memberi makan ke anak kita selain jumlah, kualitasnya juga diperhatikan. Kita harus variasikan makanan," ucapnya.
Asih melanjutkan, kalau anak-anak harus ada tujuh golongan makanan yang harus dipenuhi. Tujuh golongan itu adalah makanan pokok (karbohidrat), sayuran berwarna seperti wortel, daun singkong dan sayuran tidak berwarna, seperti sawi putih, kemudian buah-buahan, daging, protein nabati tahu, tempe, telur, dan susu.
"Saya harap ibu-ibu juga paham tumpeng gizi seimbang, kebutuhan pokok, sayur dan buah, daging, dan terakhir gula garam lemak. Semakin mengerucut artinya jumlah konsumsinya semakin sedikit," kata Asih.
Kedua, Bunda harus membiasakan perilaku hidup bersih, karena sangat terkait dengan prinsip gizi seimbang. Salah satu yang dicontohkan Asih, jika ingin memberi makan anak harus cucu tangan, setelah pegang uang harus cuci tangan.
"Sanitasi harus terjaga dengan baik, jangan malas untuk mencuci tangan," kata Asih.
Ketiga, Bunda dan si kecil perlu melakukan aktivitas fisik. Hal ini untuk menyeimbangkan antara pengeluaran energi dan pemasukan zat gizi ke dalam tubuh. Terakhir, Bunda harus mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) dalam batas normal. Jangan lupa untuk rajin sebulan sekali ke posyandu atau dokter untuk mengetahui tumbuh kembang anak.