Jakarta -
Dampak perkembangan media digital dan sosial juga dirasakan olehÂ
Nagita Slavina pada anak semata wayangnya,
Rafathar. Sama seperti anak-anak kebanyakan, Rafathar juga suka melihat
YouTube, Bun.
Dikutip dari
detikcom, Nagita mengakui bahwa dirinya memang memberi izin sang anak menonton
YouTube. Namun, tak serta-merta memberikan kebebasan sepenuhnya pada Rafathar.
"Kalau nonton misalnya
YouTube itu biasanya sudah aku
save atau memang sudah pantas dengan umurnya. Kalau bisa enggak nonton, aku
prefer enggak nonton," kata wanita yang akrab disapa Gigi ini, dalam acara 'Media Gathering Kerja Bareng Untuk Pendidikan' di GoWork, Fx Sudirman, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Salah satu cara Gigi mengawasi putranya itu adalah dengan menemaninya, Bun. Karena konten
YouTube itu bermacam-macam, Rafathar yang kini berusia 3 tahun selalu didampingi dan tidak pernah dibiarkan sendirian.
"Oh iyalah pasti (ditemani) kalau dia nonton
YouTube. Karena
YouTube kan bisa pencet apa saja
suggestion-nya itu juga bermacam-macam. Jadi kalau dia nonton
YouTube pasti enggak sendirian, ada aku atau siapa. Enggak mungkin sendirian pegang
handphone," ujar Gigi.
Sejauh ini, Nagita mengaku belum pernah kecolongan dalam mengawasi Rafathar yang menggunakan
YouTube. Alasannya, sang anak memang lebih suka menonton konten hiburan anak-anak saja.
 Nagita dan Rafathar/ Foto: Nagita Slavina dan Rafathar (Ismail/detikHOT) |
Menyikapi perkembanganÂ
media digital dan sosial yang berpengaruh pada anak, memang enggak mudah, Bun. Dalam kesempatan yang sama, pendidik, psikolog, dan inisiator Kampus Guru Cikal, Najelaa Shihab mengatakan bahwa akses teknologi yang mudah terkadang tidak dipahami oleh semua orang tua.
"Di satu sisi aksesnya sudah ada, tapi enggak semua orang tahu bagaimana menyikapinya secara positif. Tantangannya bukan lagi di anak-anak, tapi juga pada orang tua," ujar Najelaa.
Mengenalkan anak dunia digital memang harus pelan-pelan, Bun. Tapi bukan berarti serba dilarang dan yang paling penting terus didampingi ya.
"Memulai pemahaman ilmu digital bisa dilakukan sejak dini, tapi idealnya memang saat anak kelas 3 atau 4 SD. Saat dia lebih dewasa, nantinya sudah memiliki bekal untuk menggunakan media digital secara positif," kata Najelaa.
Pelatihan orang tua dan guru di sekolah juga penting, Bun. Najelaa menyarankan agar orang tua tidak gagap teknologi. Pentingnya peran pendidikan keluarga dan guru di sekolah untuk mengenalkan konten atau dunia digital yang sehat pada anak.
"Jangan hanyaÂ
melarang-larang anak saja tapi orang tua enggak mengerti. Kalau sudah begini,Â
anak malah mainnya diam-diam," tutup Najelaa.
[Gambas:Video 20detik]
(ank/rap)