Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

2 Pelajaran Positif untuk Anak dari Film Bilal

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Minggu, 12 May 2019 03:00 WIB

Selain menanamkan tentang kesetaraan manusia, film animasi Bilal ini juga punya pesan moral untuk anak-anak.
2 Pelajaran Positif untuk Anak dari Film Bilal /Foto: Yuni Ayu Amida
Jakarta - Sudah punya referensi tontonan untuk keluarga di Ramadhan kali ini, Bun? Tampaknya film animasi Bilal: A New Breed of Hero bisa jadi salah satu rekomendasi nih.

Film animasi asal Saudi Arabia garapan sutradara Ayman Jamal dan Khurram H. Alavi ini bercerita tentang sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni Bilal bin Rabbah. Film ini berhasil meraih penghargaan Best Inspiring Movie dalam Festival Film Cannes, lho Bun.


Umat muslim pasti mengenal Bilal, ialah sang pengumandang azan pertama yang ditunjuk langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Nah, meski kisah ini adalah kisah umat muslim, tetapi nilai keislaman dalam film ini tidak terlalu ditonjolkan. Hal ini untuk merangkul umat lain untuk bisa menikmati film ini tanpa terkecuali.

Walaupun film ini sangat menarik, banyak adegan yang mengandung unsur kekerasan, seperti adegan perang, maupun penyiksaan yang dilakukan kepada para budak. Kalimat makian dan cacian juga mewarnai sudut adegan. Itu sebabnya anak-anak yang menonton film ini disarankan didampingi orang tua ya.

Di sisi lain, film ini sarat dengan pelajaran positif, yakni tentang kesetaraan bahwa manusia di mata Tuhan itu sama. Nah, selain itu ada dua pesan tersirat juga yang bisa diambil oleh anak, di antaranya.

1. Saling menyayangi antar saudara

Kisah ini bermula saat Bilal kecil dan adik perempuannya, Ghufaira diculik dan dijual untuk dijadikan budak. Kehidupannya yang semula merdeka dirampas dan menyebabkannya hidup dengan penuh penindasan. Tak hanya itu, orang-orang keji tersebut juga mengambil nyawa ibunya.

Selama menjadi budak, selama itu pula Bilal selalu berusaha menjaga adiknya, begitu pun sebaliknya. Meski mereka hidup teraniaya dan serba kekurangan, ikatan persaudaraan mereka tetap kuat.

Bicara mengenai hubungan kakak dan adik, dikatakan psikolog Carol S. Pearson kedekatan yang tercipta antara kakak dan adik tak lepas dari peran orang tua. Apa yang awalnya orang tua ajarkan tentang arti saudara maupun cara memperlakukannya, itu yang kemudian diterapkan anak.

"Orang tua memiliki peran besar dalam hal ini, karena mereka memberi tahu anak-anak apa yang diharapkan, dan juga model utama yang dimiliki anak-anak pada awalnya," ujar Pearson dikutip dari Psychology Today.

2 Pelajaran Positif untuk Anak dari Film BilalFoto: Yuni Ayu Amida


2. Memiliki cita-cita kuat

Sejak kecil Bilal bercita-cita ingin jadi ksatria perang. Ucapan ibunya bahwa tidak seorang pun dapat membeli jiwanya selalu ia tanam dalam hati. Itulah yang membuatnya percaya bahwa pertolongan Tuhan padanya pasti akan tiba.

Meski sering disiksa oleh tuannya, Umayyah, Bilal tidak menyerah untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Ia dicambuk, bahkan ditimpakan batu besar ke dadanya, Bilal tetap teguh pada pendiriannya, ia ingin merdeka.

Nah, ternyata bicara dengan anak soal cita-cita atau mereka kelak ingin jadi apa itu penting lho, Bun. Dengan anak tahu apa cita-citanya, orang tua bisa membantu mempersiapkan dan mengajarkan mereka untuk bagaimana cara meraihnya.

"Ini bisa membantu anak mempersiapkan mereka untuk kehidupan ke depannya," tutur psikolog perilaku dan kognitif, Shane Owens.


Saat membicarakan cita-cita anak, Owens mengingatkan jangan jadi helicopter parents ya, Bun. Artinya kita tidak boleh terlalu menyetir, tetapi juga jangan masa bodoh alias terlalu membebaskan anak untuk memilih cita-citanya.

Jadi gimana, Bun? Tertarik ingin menonton film ini dengan lengkap? Bisa langsung saksikan di bioskop ya. Jangan lupa dampingi anak saat menontonnya.

[Gambas:Video Haibunda]

(yun/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda