Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Curahan Hati Pangeran William Usai Kematian Putri Diana

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 19 May 2019 18:01 WIB

Semasa hidup, Putri Diana bersama Pangeran William dan Pangeran Harry
Foto: Instagram @kensingtonroyal
Jakarta -

Pangeran William akhirnya buka suara soal perasaannya ketika ditinggal sang ibu, Putri Diana, untuk selamanya. Suami Kate Middleton ini ungkapkan perubahan yang terjadi pada hidupnya.

Dalam video singkat saat wawancara dengan BBC, yang diunggah Twitter resmi kerajaan @KensingtonRoyal, William mencurahkan isi hatinya. Video spesial berjudul A Royal Team Talk: Tackling Mental Health sengaja dibuat untuk membantu orang-orang berani bercerita.

"Saya pikir, ketika Anda berduka di usia masih sangat muda, Anda akan merasakan sakit yang berbeda dari rasa sakit manapun," kata William dalam video tersebut.

Meski begitu, William menjadikannya sebuah tantangan. Ayah tiga anak ini kemudian menemukan kekuatan untuk mengatasinya dengan bercerita kepada mereka yang juga mengalaminya.

"Ini membawamu pada kedekatan dengan orang lain di luar sana yang juga berduka. Ketika kamu berbicara dengan mereka, kamu kadang-kadang bisa melihatnya dari mata mereka," ujar putra sulung Putri Diana dan Pangeran Charles ini.


Namun, William mengakui, ada masanya dia sulit mengungkapkan perasaannya, Bun. Apalagi, menurutnya, kebanyakan orang Inggris tidak terbiasa mengekspresikan emosi mereka.

"Pasti ada masanya seperti itu. Tapi, kita harus bisa mengeluarkan emosi kita, kita bukan robot," paparnya.


Memang lebih melegakan jika kita mencurahkan perasaan kita pada orang lain. Namun, sebaiknya kita menceritakan pada orang terdekat ya, Bunda.

Psikoterapis Barton Goldsmith, Ph.D, LMFT, mengatakan, bercerita dan mencurahkan perasaan dapat meringankan beban. Selain itu, dia menegaskan, mengungkap isi hati juga bagian terapi.

"Mungkin bertukar pikiran dengan orang lain atau kelompok akan membantu untuk move on. Tapi jika memiliki seseorang yang sudah ada dan dapat mendukung secara emosional, pasti akan berbeda," kata Goldsmith, seperti dilansir Psychology Today.


Ya, pasti ada saat kita menghadapi masalah yang tidak bisa diatasi sendiri. Goldsmith menyarakinkan untuk berbicara dengan orang terdekat agar mendapatkan perspektif atau pandangan yang baru.

Sahabat adalah contohnya. Menurut psikolog dan psikoterapis Henny Wirawan, sahabat menjadikan manusia lebih sehat mental karena di dalam persahabatan, setidaknya dua orang dapat berbagi suka maupun duka.

"Tujuan dari persahabatan adalah untuk berbagi rasa dan pengalaman hidup. Sahabat juga paling dapat diandalkan di dalam segala keadaan," tutur Henny, dikutip dari detikcom.

[Gambas:Video 20detik]

(ank/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda