Jakarta -
Ada saja cara orang tak bertanggung jawab untuk merusak pikiran dan moral anak. Baru-baru ini terdapat kasus
anak di bawah umur menyaksikan adegan dewasa di Kabupaten Tasikmalaya. Setelah diusut, pelakunya adalah pasangan suami-istri.
Mirisnya adegan dewasa tersebut tak hanya ditonton, tapi dijadikan teori untuk praktik. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya mengungkapkan bahwa kasus ini memberi efek bagi bocah tersebut. Beberapa di antaranya nyaris mencabuli balita perempuan.
"Dampak buruk yang terjadi, sejumlah anak ini (yang menonton hubungan seks E dan L) berusaha mempraktikkan adegan itu terhadap anak balita. Meski tidak sampai terjadi berhubungan badan, mereka sempat meraba balita tetangganya itu," ujar Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto, kepada
detikcom.
Berdasarkan pengakuan salah satu anak, setiap penonton (anak) diajak masuk ke kamar suami-istri tersebut untuk menyaksikan langsung adegan hubungan intim.
"Peristiwa itu dilakukan malam hari. Anak-anak harus bayar pakai duit lima ribu rupiah, mi instan, kopi, dan rokok," ujar Ato.
Dampak Psikologis Jika Anak Terpapar Adegan Dewasa/ Foto: Thinkstock |
Miris ya. Jangan sampai kejadian serupa terjadi pada anak sendiri ya, Bun. Bicara soal
dampak psikologis anak jika terpapar adegan dewasa atau pornografi, menurut psikolog klinis, Christina Tedja, ada berbagai kemungkinan yang mungkin muncul pada setiap anak yang menontonnya. Namun yang jelas dan pasti adalah anak akan belajar dan merekam dari apa yang mereka lihat.
"Pada usia tersebut anak sedang produktif dalam menerima informasi dan mengingat sehingga terjadi proses belajar. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi proses adiksi sehingga ketergantungan untuk menonton lagi (prinsipnya sama seperti orang dewasa yang nonton porno), karena hal ini berkaitan dengan proses otak," papar psikolog yang akrab disapa Tina ini.
Di kesempatan yang berbeda, psikolog klinis dari Personal Growth, Veronica Adesla, MPsi, mengatakan bahwa salah satu efek yang akan timbul adalah anak tidak dapat berhenti untuk menonton konten pornografi yang dapat merusak sistem otak mereka. Selain itu, Veronica memberikan dampak lainnya yakni sulit fokus dan konsentrasi.
Selain itu muncul gejala fisik yang mengganggu, seperti gelisah, mudah terangsang secara seksual, dan merasa tidak mampu mengendalikannya. Kemudian, kondisi emosi tidak stabil, mengalami konflik emosi dalam diri, seperti merasa bersalah, malu, cemas, marah, dan sebagainya.
Terakhir, kata Veronica, aktivitas sehari-hari
anak akan terganggu, baik dalam bersosialisasi, mengikuti sekolah, maupun bekerja. Demikian dikutip dari
detikcom.
(aci/som)