Jakarta -
CaraÂ
berkomunikasi dengan anak sangat penting diperhatikan lho, Bun. Karena buah komunikasi ini akan berdampak pada perkembangan anak di kemudian hari.
Dijelaskan psikolog yang juga founder @latihati, Aprilianto, masalah komunikasi biasanya karena beda bahasa, demikian juga antara orang tua dan anak. Beda bahasa yang dimaksud adalah kalau orang tua bicara sama anak itu pakai bahasa 'perlu', sedangkan anak berbahasa berdasarkan enak atau tidak enak.
"Artinya, kita menyatakan hal yang hanya perlu atau tidak perlu dilakukan, kenapa itu jadi masalah? Karena anak belum mengerti bahasa perlu. Anak berperilaku bukan berdasarkan perlu atau tidaknya sesuatu, tapi enak atau tidak enak. Yang enak akan dia lakukan yang enggak enak tidak dia lakukan," tutur psikolog yang akrab disapa Om Ge ini, dalam acara talkshow 'Ibu Siap Anak Mantap, Komunikasi Efektif, Bentuk Anak Apresiatif', di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Minggu (23/6/2019).
Om Ge kemudian membagikan trik bagaimana berkomunikasi efektif dengan anak. Pertama, saat anak meminta sesuatu dan orang tua setuju, maka yang dapat orang tua lakukan adalah memberinya langsung secara gratis. Misal anak ingin roti, maka langsung berikan saja.
Bisa juga dengan menerapkan teknik menjual murah, artinya anak minta sesuatu, kita kasih tapi ada syaratnya. Kata Om Ge, syaratnya adalah hal yang mudah dan senang hati anak lakukan. Ada pula teknik menjual mahal.
"Syaratnya bisa dia lakukan, tapi dia enggak suka. Supaya dia mendapatkannya, pakai usaha lebih karena dia melakukan sesuatu yang dia enggak suka," papar Om Ge.
Ada pula dengan memberikannya pilihan. Hal ini juga tujuannya untuk melihat apakah anak benar-benar menginginkan sesuatu itu, bukan hanya sekadar lapar mata.
"Misal anak mau roti, kita kasih pilihan dia mau roti cokelat apa mainan. Kalau dia lapar mata, dia akan ganti kalau ada tawaran lain yang menurutnya lebih menarik," jelas Om Ge.
 Foto: iStock |
Komunikasi berikutnya yakni saat anak meminta sesuatu dan orang tua tidak setuju. Yang pertama, bisa langsung menolak atau melarang, dengan mengatakan tidak boleh, tidak usah. Hanya saja ini kurang baik karena memberi contoh memaksa. Nah, yang sebaiknya digunakan adalah teknik menjual dengan sangat mahal, yakni dengan memberi syarat pada anak dengan sesuatu yang kita yakini tidak bisa dia lakukan.
Bisa pula dengan memberikan pilihan yang semua pilihannya tidak dia suka. Misal, ketika anak merengek ingin ikut orang tuanya ke kantor, maka beri dia pilihan.
"Anak merengek, 'Aku ingin ikut Ayah ke kantor!', kita kasih aja pilihan kamu ikut Bunda atau tinggal di rumah sendiri. Nah, kalau anak tetap merengek 'Aku ingin ikut Ayah ke kantor', itu kan artinya anak tidak memilih pilihan yang kita kasih. Ya udah kalau kamu enggak milih, ayah yang pilihkan, kamu ikut Bunda aja," tegas Om Ge.
Cara ketiga ini memang terkesan memaksa, Bun. Namun, ini bukan memaksa sesungguhnya, tapi membuat si anak seolah melepas hak pilihnya. Ketika hak pilih tersebut dilepas, maka kendali ada di tangan orang tua.
Nah, kapan teknik ini bisa diterapkan? Kata Om Ge, sejak fungsi indera anak aktif, dia bisa melihat, mendengar, dia bisa menanggapi apa yang dia lihat dan dengar. Rata-rata usia 2 - 3 bulan, tapi ada juga yang empat bulan. Namun, kita juga mesti lihat kesiapan anak ya.
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)