HaiBunda

PARENTING

Kunci Keamanan Saat Anak Berinternet: Komunikasi yang Baik

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 09 Aug 2019 18:30 WIB
ilustrasi ibu mendampingi anak bermain gawai/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Sekarang apa saja bisa ditemukan di internet. Bunda tinggal mengetik kata kunci yang dicari di search engine, kemudian obyek yang dicari langsung ketemu. Lalu, jangan marah juga jika anak tak bisa lepas dari gawainya.

Menurut Lucian Teo, User Generation and Outreach Manager, Trust & Safety di Google APAC, kita sebagai orang tua jangan berfokus pada gawai melainkan perilaku anak. Hal ini karena bagaimana pun anak akan bersinggungan dengan gawai, di sekolah, di rumah, bahkan tempat les.

"Jika saya perhatikan lagi saat melihat anak saya, gawai itu mirip dengan buku. Mereka yang menggunakan gawai atau membaca buku asyik seakan punya dunia sendiri. Kita orang tua seringkali fokus ke gawai bukan perilaku," ujarnya, di acara Google #KeluargaCerdas Berinternet di sebuah restoran bilangan Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019).


Teo menyebutkan bahwa kuncinya adalah komunikasi yang baik. Bunda bisa saja menerapkan aturan ke anak, namun jika tidak dikomunikasikan dengan baik, anak bisa memberontak. Kemudian, ada dua mediasi dengan anak yang bisa dilakukan orang tua. Satu bersifat restriktif, misalnya membuat aturan dan batasan penggunaan gawai. Lalu, selalu aktif memonitor penggunaan gawai anak, dan mengontrol penggunaaan gawai.

ilustrasi anak bermain gawai/ / Foto: Thinkstock
"Tak cuma itu orang tua juga perlu melakukan mediasi dengan aktif seperti ngobrol santai dan terbuka dengan anak, relationship-building, dan mengeksplor kegiatan alternatif," kata Teo.

Menurut Teo, dengan berkomunikasi yang baik maka kita bisa tinggikan ekspektasi kita pada anak. Sebaliknya jika kita jarang berkomunikasi, ekspektasi pada anak rendah, akibatnya anak tak bisa mengontrol dirinya sendiri, dan mendapat paparan risiko online yang tinggi

Saat ngobrol dengan anak, usahakan ngobrol dengan dua arah. Jika satu arah saja dan anak tak diberi kesempatan untuk bersuara, Teo bilang, akibatnya anak akan memberontak. Misalnya, anak diam-diam buka video yang terlarang, diam-diam main game di luar jam yang diperbolehkan.

"Jika komunikasi yang tercipta itu baik, ekspektasi kita juga tinggi, maka anak akan memiliki tanggung jawab. Mereka akan bisa mengontrol diri, mudah beradaptasi dengan aturan," tutur Teo.

Simak juga cara mengalihkan si kecil dari gawai dengan permainan tradisional.

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Aurelie Moeremans & Suami Terbangkan Lentera Bertuliskan Harapan di RISE Festival Nevada

Mom's Life Annisa Karnesyia & Pritadanes

7 Fakta Squirt pada Perempuan dalam Berhubungan Intim

Kehamilan Melly Febrida

28 Puskesmas di Jakarta yang Punya Layanan Psikolog, Bisa Cek Kesehatan Mental Gratis

Mom's Life Amira Salsabila

Kepuasan Karyawan: Contoh, Manfaat, Indikator & Faktor yang Memengaruhinya

Mom's Life Arina Yulistara

12 Ide Resep Jajanan Anak Sekolah yang Praktis dan Enak

Parenting Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Aurelie Moeremans & Suami Terbangkan Lentera Bertuliskan Harapan di RISE Festival Nevada

5 Manfaat Menyanyikan Lagu untuk Bayi, Meningkatkan Mood dan Bantu Perkembangan Otaknya

28 Puskesmas di Jakarta yang Punya Layanan Psikolog, Bisa Cek Kesehatan Mental Gratis

12 Ide Resep Jajanan Anak Sekolah yang Praktis dan Enak

Kepuasan Karyawan: Contoh, Manfaat, Indikator & Faktor yang Memengaruhinya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK