Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kisah Tragis Balita, 3 Hari dalam Pelukan Jasad Sang Ayah

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Kamis, 15 Aug 2019 17:21 WIB

Tragis, bocah balita ini tidak tahu bahwa sang ayah sudah meninggal. Ia tak berdaya dalam pelukan jenazah ayahnya.
Kisah Tragis Balita, 3 Hari dalam Pelukan Jasad Sang Ayah /Foto: iStock
Jakarta - Warga Jember dikagetkan dengan penemuan mayat di dalam sebuah rumah. Tragisnya, seorang bocah perempuan berusia satu tahun menangis sambil memeluk jasad yang ditemukan itu.

Dikutip dari detikcom, mayat pria yang diketahui bernama Fauzi (40) itu ditemukan di Jember, tepatnya di Perumahan Kaliwining Asri, Dusun Bedadung Kulon, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji. Jasadnya diduga sudah tiga hari terbujur di kamar.

Fauzi ditemukan meninggal dalam kondisi hitam membusuk, Rabu (14/8/2019) sekitar pukul 15.00 WIB. Sedangkan anak korban ditemukan dalam keadaan lemas karena beberapa hari tidak makan dan minum.

"Memprihatinkan waktu ditemukan, pak polisi yang menggendong sampai menangis. Karena anak ini tiga hari tidak makan dan minum. Untung masih hidup," kata tetangga korban, Umi Kulsum.

Awal mula jenazah ditemukan karena warga mulai curiga mencium aroma busuk dari rumah Fauzi. Warga juga melihat lampu rumah selalu hidup, serta tak ada jawaban saat pintu rumah diketuk. Warga kemudian melaporkan hal tersebut ke polisi.

Anak korban lalu dilarikan ke puskesmas untuk mendapat perawatan medis. Istri korban, yang diketahui bekerja di Malaysia, meminta mayat Fauzi dibawa ke RSD dr.Soebandi Jember untuk diautopsi.

Sungguh tragis ya, Bun, apa yang menimpa bocah perempuan itu. Di usia satu tahun, dia harus kehilangan ayah yang mengembuskan napas terakhir sambil memeluknya.

Kisah Tragis Balita, 3 Hari dalam Pelukan Jasad Sang AyahFoto: Yakub Mulyono

Dijelaskan terapis perkawinan dan keluarga Gary Brown, Ph.D, peran ayah dalam pengasuhan anak perempuan punya manfaat sendiri, Bun. Di antaranya membentuk ikatan yang kuat dengan anak dan membantu anak mengenali sumber pengasuhan, keamanan, perlindungan, penghormatan, serta dukungan yang konsisten.

"Saat kehilangan figur ayah, anak pun bisa kehilangan manfaat tersebut," kata Brown, dilansir Red Book.

Sejalan dengan itu, dr.Andri, SpKJ, FAPM dari RS Omni Alam Sutra, memaparkan, anak yang menyaksikan ayahnya meninggal secara tragis bisa berpotensi mengalami trauma. Yang paling dikhawatirkan, akan memicu gejala depresi pada si anak.

"Nanti ketika dewasa, bisa muncul ketidakpercayaan terhadap perkawinan atau interaksi antarmanusia karena orang yang melahirkan atau seharusnya merawatnya malah meninggalkannya," jelas Andri, dikutip dari detikcom.

Itu sebabnya, psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi, menyarankan agar orang sekitar menunjukkan kepedulian dan kasih sayang pada anak yang ditinggal orang tua. Jelaskan pula bahwa meskipun orang tuanya sudah tidak ada, mereka tetap menyayangi dia.

"Jadi yang kita ajarkan tuh selalu love, love, and love," papar Saskhya, saat ngobrol dengan HaiBunda.

Saskhya juga bilang, bagi setiap orang, untuk pulih dari masa berkabung waktunya beda-beda. Itu sebabnya, di saat seperti ini, sangat penting orang tua yang masih hidup untuk lebih sering hadir, ngobrol, agar membuat anak merasa tenang.

"Kalau dia trauma, sedih berkepanjangan, enggak bisa tidur, makan, belajar, coba bawa ke psikolog," ujarnya.

Simak pula video soal manfaat sentuhan pada bayi, Bun.

[Gambas:Video Haibunda]

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda