PARENTING
Cerita Widi Mulia Hadapi Si Sulung yang Belum Mandiri
Yuni Ayu Amida | HaiBunda
Rabu, 11 Sep 2019 08:29 WIBDalam unggahan di akun Instagram @widimulia, istri Dwi Sasono ini bercerita tentang kekesalan pada putra sulungnya, Dru Prawiro Sasono. Masalahnya bermula dari sepatu, Bun.
"Udah sabar, nahan-nahan akhirnya keluar juga deh nih senjata bawel mematikan saya: "Ya udah kalo masih belum bisa bertanggung jawab sama barang2 sendiri, ngga usah gaya2an ganti sepatu segala. Lagian Ibu lihat ngga ada yang khusus pake sepatu basket deh kemarin. Sepatu sekolahmu kan sneakers, bisa dipake olahraga juga." sambungnya.
Rupanya, bentakan Widi ini dibalas dengan jawaban kesal dari putranya yang kini berusia 11 tahun. Hal ini tentu membuat Widi merasa bersalah karena membuat suasana hati putranya berantakan.
"Dru menjawab kesal: "Ada yang pake sepatu basket kok!" sambil pergi ke mobil tanpa nengok ke ibunya lagi," begitu cerita Widi.
Ia sadar, harusnya tidak perlu marah pada Dru. Namun, karena dia merasa sang putra sudah besar, dia kira Dru sudah bisa bertanggung jawab terhadap barang pribadinya, tapi ternyata belum bisa.
"Harusnya kan ngga usah pake marah ya. Tapi kesel juga, kata dia kelas 6 udah gede, udah bisa bertanggung jawab. Kenyatannya masih bikin semua orang ikutan bingung nyariin barang2nya," terang Widi.
Seperti pengalaman Widi, menghadapi remaja tentu akan berbeda dengan menghadapi anak-anak, Bun. Menurut psikolog Ayoe Sutomo, penyebabnya karena usia remaja merupakan masa transisi.
Berbagai perubahan terjadi di masa remaja. Mulai dari perubahan fisik, peran sosial, serta perubahan emosi. Nah, saat suasana hati remaja lagi enggak karuan, sebagai orang tua tentu mesti tahu bagaimana cara mengembalikan mood.
Kata Ayoe, sebelum berusaha memperbaiki mood remaja, lihat dulu karakter anak. Bunda harus paham dengan cara apa dia bisa bahagia.
"Kalau menaikkan mood, melakukan beberapa aktivitas kecil. Kemudian mencari happiness atau kenikmatan dari aktivitas tersebut," jelas Ayoe.
"Bentuknya bisa banyak. Melakukan aktivitas bersama teman-teman, makan yang disuka, melakukan aktivitas yang disuka. Setiap orang beda-beda. Tergantung dengan apa yang memang menjadi peminatan happiness dia. Dia sukanya gimana," sambungnya.
Simak pula cerita Widi Mulia ini, Bun.
(yun/muf)