HaiBunda

PARENTING

Cara Asah Bakat Anak Jadi Penemu Berbasis Digital

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 07 Sep 2019 16:33 WIB
Ilustrasi anak main gadget didampingi ibunya/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Kemajuan teknologi yang pesat membuat berbagai jenis pekerjaan baru muncul. Semakin banyaknya jenis pekerjaan ini membuat orang tua harus lebih serius memikirkan masa depan anak.

Menurut Direktur R&D Kalbe Group, Pre Agusta, di masa depan anak harus mengembangkan dirinya untuk bisa bersaing. Salah satunya dengan menjadi penemu yang berivovasi.

"Kunci utama memenangkan persaingan adalah inovasi mulai usia dini. Selain budi pekerti, dari awal sudah tereskpos dan terangsang dengan inovasi dan berpikir kreatif," kata Pre dalam 'Diskusi Media: Sains Digital Dari dan Untuk Anak Indonesia' di Hongkong Cafe, Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini.


Dalam kesempatan yang sama, pengamat dan praktisi sains, Indra Charismiadji mengatakan menjadi penemu berinovasi adalah pekerjaan anak di masa depan. Sehingga, penting mengembangkan bakat anak.

"Sebanyak 65 persen anak yang sekarang duduk dibangku SD akan bekerja di bidang yang saat ini belum ada. Artinya,mereka dituntut menjadi penemu pekerjaan, bukan pencari kerja," kata Indra.

Pada dasarnya, setiap anak memiliki bakat sebagai penemu, Bun. Kuncinya, orang tua sadar dan mendukung anak dengan membebaskan anak memilih selama itu hal positif.

Ilustrasi anak bermain gadget dengan dampingan orang tuanya/ Foto: thinkstock

Sejak anak kecil Bunda bisa bangkitkan rasa ingin tahu mereka dengan mengajarkan cara memecahkan masalah. Beri anak tantangan yang menyenangkan sekaligus bermanfaat.

"Misalnya main game. Kasih tantangan untuk membuat game seperti yang dimainkannya, di sana akan muncul tantangan. Saat itu orang tua bisa kenalkan anak dengan aplikasi-aplikasi bermanfaat untuk membuat game," ujar Indra.

"Saat mereka menemukan keasyikan, akan kecanduan tapi ke arah yang produktif. Ini sebetulnya yang menggeser anak dari pengguna menjadi penemu atau pencipta," lanjutnya.

Prinsipnya, jika anak dikenalkan teknologi jangan hanya digunakan sebagai sarana hiburan saja. Kenalkan juga sebagai alat kerja. Terkadang bila sudah menjadikan teknologi sebagai sarana hiburan, mereka malas menggunakannya jadi alat kerja. Coba dibalik dengan mengenalkan teknologi sebagai alat kerja lalu sebagai hiburan.

Bicara soal teknologi, simak juga cara mengatasi anak yang ketagihan gadget di video berikut.

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Pevita Pearce Liburan Bareng Suami Malaysia Naik Kapal Yatch, Ini Potret Kemesraannya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

7 Manfaat Makan Tomat Mentah untuk Wajah, Jarang Disadari Bun

Mom's Life Amira Salsabila

Pemain Timnas Rizky Ridho dan Istri Umrah setelah Nikah, Ini Potret Kebahagiaannya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ini 3 Dosa yang Menghapus Pahala sebesar Gunung

Mom's Life Amira Salsabila

Mengenal Orang Tua Overprotektif: Ciri-ciri, Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Parenting Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Pevita Pearce Liburan Bareng Suami Malaysia Naik Kapal Yatch, Ini Potret Kemesraannya

7 Manfaat Makan Tomat Mentah untuk Wajah, Jarang Disadari Bun

5 Potret Ryu Kyung Soo, Pemeran Han Se Jin Pria Green Flag di Drakor Our Unwritten Seoul

Terpopuler: Potret Wendi Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan

Pemain Timnas Rizky Ridho dan Istri Umrah setelah Nikah, Ini Potret Kebahagiaannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK