Jakarta -
Untuk mengoptimalkan potensi positif pada anak pengidap
gangguan spektrum autisme, maka perlu dilakukan terapi, Bun. Nah, salah satunya dengan terapi lumba-lumba.
Dijelaskan dr.Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K),
terapi lumba-lumba adalah salah satu jenis terapi untuk anak autis. Tujuannya untuk melatih keseimbangan.
"Pada anak autis, ada yang namanya gangguan sensori, jadi biasanya di kedokteran kita mengenal terapi sensori. Nah, terapi sensori itu sama, dilatih balance-nya dia supaya lebih bagus. Terapi lumba-lumba bisa untuk itu," terang Bernie, saat dihubungi
HaiBunda.
Hanya saja, ditegaskan Bernie, terapi lumba-lumba bukan terapi utama. Jadi dilakukan boleh, tidak dilakukan pun bukan masalah.
"Itu enggak terapi utama, mungkin bosan terapi sensori di ruangan terus, boleh diajak keluar buat main lumba-lumba," jelasnya.
Bernie menambahkan, terapi lumba-lumba sama halnya dengan terapi naik sepeda, bermain ayunan, maupun naik kuda. Yang semua tujuannya sama, yakni melatih keseimbangan.
Khusus untuk terapi lumba-lumba, tentu ada konsekuensinya, Bun. Anak harus masuk ke dalam air dan berenang bersama lumba-lumba. Sudah pasti anak dituntut untuk berani ya.
"Terapi lumba-lumba harus masuk dalam air, harus siap dengan segala konsekuensinya, jadi anak harus berani sama air," tuturnya.
"Terapi lumba-lumba, terapi naik kuda, itu sama aja dia main sama hewan. Dan itu aktivitas outdoor," tegas Bernie.
Jadi, terapi lumba-lumba bukan satu keharusan bagi
anak autis ya, Bun. Kalau si kecil belum punya keberanian berenang bersama lumba-lumba, baiknya jangan dipaksakan.
(yun/muf)