Jakarta -
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa
gangguan spektrum autisme (ASD) sama dengan
down syndrome. Padahal, keduanya jelas berbeda, Bun. Simak penuturan ahli berikut ini ya.
Dijelaskan pakar kesehatan anak dr.Ombeva Malande,Â
down syndrome adalah gangguan genetik yang terjadi pada kromosom atau disebut juga trisomi 21, di mana terjadi kelebihan salinan pada kromosom ke-21.
Down syndrome menyebabkan pengidapnya memiliki ciri tampilan fisik yang khas, serta keterbelakangan intelektual yang menyebabkan kecacatan belajar.
"Seorang anak dengan down syndrome sering terlihat berbeda dari anak-anak lain, dengan profil wajah yang datar dan mata miring ke atas, telinga lebih kecil, kepala yang rata dan lidah yang menonjol dengan lebar," terang Malande, dilansir Standard Media.
Malande menambahkan, ciri fisik anak
down syndrome di mana pun itu serupa. Jadi dengan melihat kasat mata saja, kita sudah bisa mengetahui bahwa anak tersebut mengidap
down syndrome.
Sedangkan
autisme adalah gangguan perilaku yang muncul sejak lahir, tetapi penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Anak autis mengalami kesulitan belajar bahasa dan keterampilan sosial yang berkaitan dengan lingkungan, dan mungkin juga agresif. Namun untuk ciri fisiknya, mereka terlihat seperti orang normal pada umumnya.
 Perbedaan autisme dan down syndrome/ Foto: iStock |
"Anak autis sering menghindari kontak mata, dan mungkin tidak suka bermain kooperatif dengan teman sebaya, karena masalah kemampuan untuk mengembangkan persahabatan," tutur Malande.
Selain itu, anak autis juga suka melakukan pengulangan, seperti urutan berpakaian yang sama, jadwal yang sama setiap hari, bermain permainan yang sama dan lainnya. Autisme bisa pula terhubung dengan gangguan perkembangan lain seperti keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar, epilepsi, dan bahkan
down syndrome.
Sama halnya dengan autisme,
down syndrome juga tidak ada obatnya, karena kedua gangguan ini bukanlah penyakit. Meski demikian, kemampuan atau potensi anak yang mengidap autisme maupun
down syndrome bisa dilatih.
Seperti disampaikan Kepala Sekolah Center of Hope Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI), Dewi Wardhani, down syndrome tidak bisa sembuh. Jadi mereka akan tetap seperti itu seumur hidup, tapi potensi dan kemampuan mereka akan lebih bagus dari anak yang tidak diterapi ataupun dilatih sama sekali.
"Ketika segera diterapi, hasilnya akan kelihatan sekali bedanya, antara anak-anak
down syndrome yang dilatih dengan yang tidak dilatih," urai Dewi, dikutip dari
detikcom.Simak pula curhatan Dian Sastro soal anaknya idap autisme ini, Bun.
[Gambas:Video 20detik]
(yun/muf)