Jakarta -
Bunda tentu sering mendengar mengenai polio. Namun, apakahÂ
polio hanya menyerang bayi? Atau orang dewasa pun bisa terdampak? Simak penjelasan berikut ini ya.
Melansir
Healthline, polio merupakan penyakit yang menular. Polio mentransmisikan virus melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi. Benda-benda yang juga tercampur dengan kotoran yang terinfeksi juga dapat menularkan virus. Kadang virus pun dapat ditularkan melalui bersin atau batuk, karena virus ini dapat hidup di tenggorokan dan usus.
Orang-orang yang tinggal di daerah dengan akses air mengalir yang terbatas, sering terkena polio dari air minum yang terkontaminasi dengan kotoran manusia yangÂ
terinfeksi polio. Menurut
Mayo Clinic, virus ini sangat menular sehingga siapa pun yang hidup dengan seseorang yang terkena virus juga dapat tertular.
Ini artinya, virus polio tidak memandang usia. Polio tidak hanya menyerang bayi atau anak-anak, namun wanita hamil, orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang positif HIV, juga rentan terhadap virus ini.
Selain itu, jika seseorang belum divaksinasi, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko tertular virus polio, di antaranya melakukan perjalanan ke daerah yang baru saja mengalami wabah polio, merawat atau hidup dengan seseorang yang terinfeksi polio, menangani spesimen laboratorium dari virus polio, menjalani operasi pengangkatan amandel, mengalami stres ekstrem, atau beraktivitas berat setelah terpapar virus.
 Foto: Ari Saputra |
Tak hanya itu, bahkan anak-anak yang terserang polio dan perlahan pulih sepenuhnya, dapat kembali mengalami keluhan. Misalnya, nyeri otot, otot melemah, atau lumpuh setelah dewasa, 15 hingga 40 tahun kemudian. Ini disebut dengan sindrom post polio (PPS).
"Penyebab PPS tidak sepenuhnya dipahami," kata Lewis P. Rowland, M.D., profesor neurologi di Columbia University College of Physicians and Surgeons di New York City, dilansir
The Atlantic.Kata Rowland, dalam fase
polio akut awal, pengidap polio dapat kehilangan hingga 60 atau 70 persen sel-sel saraf motorik mereka. Namun, saat mulai berangsur pulih, sel-sel saraf yang masih hidup kembali membuat serat otot dan kembali bekerja untuk memulihkan fungsi.
"Setelah 15 hingga 40 tahun, kemampuan untuk mempertahankan fungsi tampaknya hilang, tetapi tidak ada yang yakin mengapa ini terjadi," papar Rowland.
Itu sebabnya, dr.Roberta DeBiasi, kepala dokter penyakit menular di Children's's National Health System menekankan pentingnya vaksinasi polio sejak dini. Sebagai upaya untuk pencegahan.
"Selalu penting untuk mempraktikkan langkah-langkah pencegahan penyakit, seperti tetap mengikuti perkembangan vaksin, mencuci tangan, dan melindungi diri dari hal-hal yang menimbulkan penyakit," tutur DeBiasi.
Tonton kisah satu keluarga terkena polio
[Gambas:Video 20detik]
(yun/rdn)