Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Tipe Polio & Gejala yang Harus Diwaspadai

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 21 Oct 2019 17:40 WIB

Berikut ini gejala polio berdasarkan tipenya. Bunda harus waspada ya.
3 Tipe Polio & Gejala yang Harus Diwaspadai /Foto: iStock
Jakarta - Polio merupakan salah satu penyakit yang mesti diwaspadai, Bunda. Diketahui, polio yang parah bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.

Mengutip Medical News Today, berdasarkan gejala dan tingkat keparahannya, polio dibagi menjadi tiga tipe, yakni polio non-paralitik, polio paralitik, serta sindrom post-polio.

"Polio non-paralitik disebut juga abortif, atau polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Namun menyebabkan gejala seperti flu yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu," dijelaskan dalam ulasan tersebut.

Selain itu, gejala yang timbul akibat polio ini di antaranya demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, muntah, kelelahan, sakit punggung dan leher. Rasa kaku pada lengan dan kaki, nyeri otot, kejang, dan meningitis, juga menjadi tanda polio non-paralitik.

Sedangkan polio paralitik adalah polio yang menyebabkan kelumpuhan. Hanya saja, dari kebanyakan kasus polio, polio paralitik ini hanya terjadi sekitar satu persen kasus. Ini artinya, polio paralitik jarang terjadi.

3 Tipe Polio & Gejala yang Harus DiwaspadaiFoto: Australia Plus ABC

Polio paralitik menyerang sumsum tulang belakang, batang otak, atau korteks motorik, yang merupakan area otak yang penting dalam mengendalikan gerakan. Gejala awalnya sama dengan polio non paralitik, namun kemudian berkembang jadi gejala yang lebih serius.

Seperti hilangnya refleks otot, nyeri otot dan kejang yang parah, kelumpuhan mendadak seperti di pinggul atau pergelangan kaki. Selain itu, virus ini bahkan bisa mengganggu pernapasan dan penglihatan.

Selanjutnya adalah sindrom post-polio, yakni gejala yang bisa menyebabkan kelumpuhan pada seseorang setelah beberapa tahun mengalami serangan polio. Biasanya terjadi sekitar 30 sampai 40 tahun setelah dinyatakan terinfeksi polio.

Hal senada diungkapkan seorang fisiotris, dr.Daria Trojan, bahwa sebanyak 60 persen pengidap polio memiliki sindrom post-polio.

"Gejala dapat muncul selama 30 atau 40 tahun setelah penyakit aslinya. Tanda-tanda peringatan utamanya adalah melemahnya otot secara konstan, kelelahan, dan nyeri. Gangguan ini juga dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan," tutur Trojan, dilansir Hospital News.

Berikut ini beberapa gejala akibat sindrom post-polio, di antaranya nyeri dan melemahnya otot dan persendian yang perlahan berkembang, atrofi atau penyusutan otot, kelelahan tanpa alasan, kesulitan menelan dan bernapas.

Pengidap sindrom post-polio juga tidak tahan pada suhu yang lebih dingin, mengalami masalah tidur seperti apnea, kesulitan konsentrasi, dan menurunnya memori, serta perubahan suasana hati dan depresi.

Sindrom post-polio adalah penyakit yang lambat namun progresif, atau terus bergerak maju. Meskipun tidak menular, penyakit ini tidak ada obatnya.

Tonton kisah wanita pengidap polio.

[Gambas:Video 20detik]



(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda