Jakarta -
Salah satu siswa yang penerima sepeda dari Presiden Joko Widodo di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dikabarkan meninggal beberapa hari lalu. Siswa SMP berinisial YS ini
bunuh diri, akibat tak kuat menahan
bully, Bun.
Sebelumnya, YS meninggalkan secarik surat di dekat jasadnya yang berisi curahan hatinya. Mengutip
detikcom, salah satu poin dari surat tulisannya adalah YS merasa tertekan karena sering diejek setelah sang ibu dibunuh oleh ayahnya sendiri.
Diduga, YS dibully oleh teman-temannya karena sang ayah di penjara. Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Bobby Mooynafi sedang memastikan tentang hal ini ke teman-teman sekolahnya.
YS memiliki dua saudara kandung yang masih sekolah, Bun. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti meminta agar saudara kandung YS mendapat perlindungan dan perhatian khusus.
Ilustrasi anak jadi korban bully/ Foto: iStock |
Retno mengkhawatirkan keadaan saudara kandung YS. Takutnya, mereka mengalami bully di sekolah karena sang ayah dipenjara dan saudaranya bunuh diri.
"Para guru dimana kedua saudara YS bersekolah harus dapat melindungi keduanya dari potensi bully dari lingkungan sekolahnya. Orang tua pengganti yang mengasuh saat ini juga didorong memiliki kepekaan untuk melindungi kedua anak tersebut dari bully di lingkungan rumahnya," kata Retno.
Menuntaskan maslaah bully ini memang memerlukan bantuan banyak orang, Bun. Berbagai pihak memang perlu dilibatkan, mulai dari keluarga, lingkungan sekolah, hingga lingkungan sosial.
"Permasalahan sosial itu nggak bisa hanya satu orang yang melakukan perubahan. Perlu banyak peran baik dari orang tua, masyarakat, jika perlu sekolah atau instansi terkait untuk menghadapi isu sosial seperti ini," kata psikolog anak dan remaja Yasinta Indrianti MPsi.
Makanya, Bun, sebagai orang tua, kita harus memerhatikan perilaku dan psikologis anak. Jangan sampai anak jadi korban
bully, apalagi jadi pelaku bully.
Hubungi hotline berikut ini apabila menemukan kasus bullying dan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Tak perlu malu meminta bantuan layanan kesehatan jiwa, juga tak perlu takut melaporkan tindakan kekerasan maupun perundungan yang dialami orang-orang di sekitarmu.
Hubungi hotline berikut ini untuk mendapatkan bantuan dan konseling.
KPAI
Jl. Teuku Umar No. 10 Gondangdia Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta, Indonesia
Telepon: (+62) 021-319 015 56
Fax: (+62) 021-390 0833
Email: info@kpai.go.id
humas@kpai.go.id
(sih/rap)