Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Membuat Anak Hidup Sederhana Tanpa Harus Prihatin

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Selasa, 05 Nov 2019 14:40 WIB

Tak perlu prihatin untuk melatih anak hidup sederhana, Bunda. Ajari mereka cara ini.
Cara Membuat Anak Hidup Sederhana Tanpa Harus Prihatin /Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Setiap orang tua tentu ingin selalu memberi yang terbaik untuk buah hatinya. Namun, pernahkah Bunda terpikir untuk mendidik anak dengan cara prihatin?

Hal ini diungkapkan oleh seorang ayah, di Facebook akunnya yang bernama Kang H Idea. Pria ini menuturkan, pada 2006 silam saat masih bekerja sebagai peneliti di Tohoku University, Sendai Jepang, ia terpikir untuk mendidik anaknya untuk hidup prihatin.

"Sarah waktu itu berusia 4 tahun, Ghifari 1 tahun. Saya membayangkan hidup saya di masa depan. Saya bukan lagi orang miskin, meski tidak kaya raya. Ada sedikit kekhawatiran, akankah anak-anak saya tumbuh jadi anak-anak yang manja karena terbiasa hidup enak?" tulis Kang H Idea.

Namun, ia dinasehati oleh profesornya, bahwa itu tidak akan berhasil. Karena dirinya sendiri hidup enak. Tidak mungkin ia kembali hidup jadi orang susah. Profesornya pun menyuruhnya untuk lebih kreatif.

"Tak mungkin kamu kembali hidup sebagai orang kere. Berpikirlah lebih kreatif. Doktor kok enggak kreatif," katanya menirukan ucapan sang profesor.

Waktu pun berlalu, selang 13 tahun kemudian, Sarah sudah hampir 18 tahun, Ghifari 15 tahun. Putrinya sudah biasa naik angkot ke sekolah. Dia tidak pegang HP. Hanya pinjam tablet Samsung Galaxy yang ayahnya beli 5 tahun yang lalu, layarnya sudah retak.

"Dia baru minta ganti sepatu kalau sudah robek. Sepatu kets yang selalu dia pakai dalam setiap kesempatan. Dia tidak tertarik untuk membeli sepatu cantik seperti umumnya anak gadis," terangnya.

Cara Membuat Anak Hidup Sederhana Tanpa Harus PrihatinFoto: thinkstock


Putranya, Ghifari juga begitu. Setiap ditawari uang jajan, dia selalu menolak. Dia juga tidak pegang HP. Untuk komunikasi kalau sedang pergi dia bawa HP bekas, hanya untuk selama pergi itu saja.

"Saya tawari beli kacamata renang, dia bilang, yang ada sudah cukup. Saya tawari oleh-oleh saat saya akan ke Jepang, dia bilang tidak butuh apapun," tuturnya lagi.

Ternyata yang dibayangkan H Idea tidak terjadi. Walaupun hidup tidak kekurangan. Anak-anaknya tidak terikat dengan benda. Rupanya karena H Idea mengajarkan bahwa benda hanyalah fasilitas.

"Saya punya HP karena butuh untuk komunikasi. Saya punya iPad, karena saya butuh untuk menulis. Harus selalu ada alasan kenapa saya membeli sebuah benda," katanya.

"Kalau tidak ada alasan, saya tidak akan beli. Jam tangan yang saya pakai sudah 16 tahun usianya, tidak saya ganti karena tidak rusak. Sesederhana itu," sambungnya.

Zaman tentunya sudah berubah, memang tidak mesti membuat anak merasakan apa yang pernah kita rasakan untuk membuat mereka belajar kesederhanaan, Bunda. Menurut psikolog pendidikan, Michele Borba, cara menumbuhkan emosional dan rasa empati anak adalah dengan berkomunikasi tatap muka dengannya.

"Buat peraturan di rumahmu untuk selalu melihat mata pembicara, karena itu akan membantu anakmu mendengarkan orang lain," tutur Borba, dilansir Huffpost.

Dengan anak mau mendengar, mereka akan lebih mudah diberi pembelajaran hidup, termasuk soal kesederhanaan hidup.

Selain itu, dikutip dari The Art of Simple, berikut ini beberapa hal yang bisa diajarkan pada anak agar mau hidup sederhana, di antaranya:

- Selektif terhadap pilihan mainan mereka
- Beri anak kebebasan lebih
- Libatkan mereka ketika kita berbelanja
- Biarkan mereka membantu kita dalam pekerjaan rumah
- Beri apresiasi ketika mereka berhasil
- Serta ajarkan mereka mengelola kata-kata yang tepat

[Gambas:Video Haibunda]

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda