Jakarta -
Baru-baru ini Menteri Keuangan Indonesia,
Sri Mulyani membagikan kisah inspiratifnya. Ia beserta pegawai Kementerian Keuangan turun langsung untuk mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar (SD).
"Hari Senin 4 November 2019 saya berkesempatan mengajar di SDN Kenari 01 Jakarta Pusat. Secara serentak, pada saat yang sama 3.700 pegawai Kemenkeu juga mengajar pada 159 Sekolah Dasar di 61 kota seluruh Indonesia," tulisnya di Instagram.
Pengajaran dilakukan melalui permainan atau role play. Para murid belajar untuk mengurus negaranya sendiri. Karena menurutnya, kalau negara diurus dengan baik dari sisi keuangan maka Indonesia akan maju. Selain itu, program pengajaran ini diselenggarakan secara sukarela oleh seluruh pegawai Kemenkeu, tanpa satu rupiah pun menggunakan dana APBN.
"Saya berharap apabila anak-anak ini nanti ada yang telah menjadi orang sukses, mereka dapat mengenang hari ini, dimana ada Menteri Keuangan RI yang masuk ke kelas dan bermain tentang bagaimana mengelola keuangan negara," kata Sri.
 Foto: instagram |
Sri Mulyani juga berpesan pada masyarakat untuk jangan pernah lelah mencintai Indonesia. Karena kalau kita tidak mencintai negara kita, siapa lagi yang akan mencintai negara kita sendiri?
"Kalian semualah yang harus mencintai negara kita. Mari kita besarkan dan jadikan Indonesia negara yang hebat. Untuk mencapai hal itu, belajarlah yang baik, jadilah orang-orang yang baik, berpengetahuan, bisa dipercaya dan saling menghargai," ucapnya.
 Foto: instagram |
Mengajar dengan konsep
role play atau bermain peran ini ternyata banyak manfaatnya lho, Bunda. Dikatakan Binky Paramitha, M.Psi, psikolog pendidikan dan co-founder Rumah Dandelion saat berimajinasi, anak dapat membayangkan, memikirkan, dan menentukan perkembangan informasi yang diperoleh dari suatu proses.
"Misalnya belajar bahasa, kosakata, dan pengetahuan baru yang bisa langsung dipraktikkan," kata Binky.
Selain itu, berimajinasi dapat menimbulkan rasa empati pada anak. Contohnya, anak bermain peran jadi seorang ibu, saat obyek boneka mainan yang menggantikan peran sebagai anak menangis, anak akan belajar tentang tanggung jawab dan kepedulian yang kaitannya dengan perasaan kepada sesama manusia. Akhirnya, rasa empati akan terbentuk dan mudah bagi anak untuk mulai berinteraksi sosial secara langsung.
[Gambas:Video 20detik]
(yun/som)