HaiBunda

PARENTING

Pendidikan Seks Anak Usia 10 - 15 Tahun yang Mulai Mimpi Basah dan Haid

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 19 Nov 2019 15:51 WIB
Pendidikan Seks Anak Usia 10 - 15 Tahun yang Mulai Mimpi Basah dan Haid/ Foto: iStock
Jakarta - Saat anak mulai mengalami pubertas, sebagian orang tua resah. Tak ingin anaknya terjerumus ke pergaulan bebas. Ya, karena di usia pubertas yakni 10 -15 tahun, anak-anak sudah mengenal perilaku seksual dan suka lawan jenis.

Oleh karena itu, kita sebagai orang tua penting untuk tetap mengajarkan anak pendidikan seks saat mereka di usia 10 hingga 15 tahun. Enggak cuma sebatas pengenalan organ reproduksi dan kesehatannya saja.

Menurut psikolog anak Monica Sulistiawati, dalam memberi pendidikan seks pada anak ada tahapannya, tergantung jenjang usia anak. Monica juga memaparkan manfaat yang didapat saat orang tua mengajari anak pendidikan seks sejak dini.

"Ketika kita sudah mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak sejak dini, mereka akan paham dan kenal dengan diri sendiri. Mereka sudah tahu alat kelaminnya dan lawan jenisnya," tutur Monica saat ditemui HaiBunda ketika mengisi acara beberapa waktu lalu.


Apa saja tahapnya? Monica memaparkan di usia 10 -15 tahun anak sudah memahami ciri-ciri pubertas. Sebagai orang tua kita perlu memaparkan secara detail tentang pubertas. Bahwa anak sudah masuk ke tahap remaja, mereka akan lebih mendengarkan teman-temannya.

"Bukan berarti mereka tidak butuh orang tuanya, mereka sangat masih orang tua. Cuma gengsinya kegedean, jadi kalau misalnya mereka mulai ngomong, 'Bunda kayaknya aku mulai tertarik sama teman aku, rambutnya panjang'. Kita langsung, 'Siapa tuh namanya? Kamu belajar dulu ya yang benar!'" kata Monica.
Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: iStock

Kalau begitu, dijamin anak enggak akan cerita lagi. Ya, karena tadi, gengsinya kegedean. Jadi, anak merasa Bunda enggak senang bila dicurhati akhirnya memilih cerita dengan temannya.

"Jadi bagaimana dong kalau anak udah mulai suka lawan jenis? Kita dengarkan saja, 'Oh namanya siapa? Nanti Bunda kalau ke sekolah tunjukkan ya?' Paling enggak kita tahu seperti apa sih temannya anak kita. Saya punya pasien, anaknya suka sama seseorang. Dia tertarik sama temannya,'" cerita Monica.

"Mamanya enggak senang, anaknya disuruh belajar. Dari situ anaknya enggak mau cerita lagi. Ternyata yang anaknya maksud itu adalah sesama jenis. Pasien saya perempuan, mamanya enggak tahu. Tahunya dari saya. Saat ditunjukkan fotonya ternyata sesama perempuan, tapi mamanya enggak tahu karena sudah langsung closed," sambungnya.

Kalau sudah seperti itu untuk bisa anak percaya lagi dengan orang tuanya malah susah. Selanjutnya, anak juga harus paham apa itu mimpi basah dan menstruasi supaya enggak kaget. Juga jangan sampai anak ketika menstruasi enggak diajarkan juga bagaimana menggunakan pembalut yang benar.

"Kemudian ketika anak mengalami mimpi basah, ini tugas Ayahnya nih. Bagaimana cara membersihkan celana dalam yang benar," kata Monica.

Selanjutnya, anak harus mengenal dan menghargai individu lain dan lawan jenis. Kemudian anak diajarkan pacaran yang sehat dan risiko dari perilaku seksual. Kenapa anak diajarkan pacaran yang sehat? Sebab zaman sekarang, kita mau mencegah anak kita pacaran itu kemungkinan berhasilnya mungkin sekitar 10 - 20 persen.

"Yang ada anak sembunyi-sembunyi berpacaran, jadi anak harus didoktrin, di-brainwash, cuci otak pacaran yang sehat itu kayak apa sih? Syukur-syukur kalau anak bisa dicegah untuk pacaran. Tapi biasanya pengalaman saya, itu enggak berhasil. Yang berhasil anak menyembunyikan pacarannya," kata Monica.

Jadi, daripada anak sembunyi-sembunyi, mending kita awasi. Kita kenalkan anak, supaya tahu bagaimana cara yang benar. Lalu, bagaimana kalau anak ingin pergi berdua dengan pacarnya? Bujuk baik-baik untuk pacaran di rumah saja. Siapkan makan siang, malam.

"Biar kita tahu anak kita pacaran kayak apa, paling enggak anak kita enggak mojok kalau di rumah. Enggak pegang-pegangan yang berlebihan. Enggak cium-ciuman. Kita lewat-lewat saja mereka juga enggak bakal berani macam-macam," ujar Monica.

Simak juga video soal mengajari anak pendidikan seks sejak dini:

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Terbaru Aurel Hermansyah Sukses Diet, Kini Berat Badannya 49 Kg

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Potret Nova Anak Gracia Indri yang Keturunan Belanda, Wajahnya Disebut Seperti Boneka

Parenting Nadhifa Fitrina

Cerita Haru Ikke Nurjanah saat Putri Semata Wayangnya Akan Menikah, Beri Pesan Ini

Mom's Life Annisa Karnesyia

Benarkah Minum Kopi saat Hamil Bikin Tubuh Anak Jadi Pendek?

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

Apa Itu JKK dan JKM dalam BPJS Ketenagakerjaan? Begini Penjelasannya

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ternyata Putri Diana Punya Nama Samaran, Dipakai saat Jelang Nikah dengan Pangeran Charles

Ternyata Paparan Cahaya ke Perut Bunda Bisa Cegah Kebutaan pada Janin

Benarkah Minum Kopi saat Hamil Bikin Tubuh Anak Jadi Pendek?

Thariq Halilintar Tanggapi Komentar Negatif Netizen soal Keputusan Tutupi Wajah Anak

Apa Itu JKK dan JKM dalam BPJS Ketenagakerjaan? Begini Penjelasannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK