Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Akhir Pilu Kisah Bocah 13 Tahun karena Kesulitan Kerjakan PR

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 26 Aug 2019 19:01 WIB

Ini kisah bocah 13 tahun asal Malaysia yang berakhir memilukan karena kesulitan selesaikan PR.
Akhir Pilu Kisah Bocah 13 Tahun karena Kesulitan Kerjakan PR/ Foto: Istock
George Town, Malaysia - Tekanan dan stres sering menjadi penyebab seseorang nekat mengakhiri hidupnya. Seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun asal George Town, Malaysia mengakhiri hidupnya usai merasa gagal dan kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Insiden terjadi saat bocah dan orang tua berada di rumah pada hari Sabtu (24/8/2019).

Beberapa jam sebelum insiden, sang ibu menghukum anaknya karena tak bisa menyelesaikan PR dengan baik. Ini karena sang ibu mendapat keluhan guru di sekolahnya, anak itu gagal menyelesaikan PR.


"Setelah memintanya kerjakan PR, sang ibu memeriksa progres anak itu. Ternyata, diakui bocah itu, ia tak bisa kerjakan PR," demikian dikutip dari NST.

Tak lama, bocah malang itu meminta izin ibunya untuk mandi. Setelah setengah jam di kamar mandi, orang tuanya curiga karena sang anak terlalu lama mandi. Sang ayah langsung memeriksa dan mengetuk kamar mandi usai mendengar suara shower yang terus mengalir deras.

ilustrasi anak sedih/ ilustrasi anak sedih/ / Foto: iStock
Saat tak ada respons, ayahnya mendobrak pintu kamar mandi, dan menemukan anak bunuh diri. Sang ayah langsung mencoba melakukan CPR atau Cardiopulmonary Resuscitation, namun tak ada respons dari anak. Ia dinyatakan meninggal sekitar oukul 22.55 waktu setempat saat dibawa ke rumah sakit.

Kepala Polisi Distrik Timur Laut ACP, Che Zaimani Che Awang, mengonfirmasi insiden tersebut dan mengatakan bahwa bocah itu dinyatakan tewas. Dikutip dari detikcom, sedihnya, polisi juga menemukan catatan anak tersebut yang ditujukan kepada orang tuanya yang berisi ungkapan terima kasih karena telah merawatnya selama 13 tahun.

Tugas rumah apalagi ujian-ujian sekolah terkadang jadi momok bagi anak-anak baik SD, SMP maupun SMA. Sehingga enggak jarang kalau dalam masa ini anak jadi stres berat.

Terkait hal ini, menurut psikolog Aurora Lumban Toruan, dalam kebanyakan kasus, keinginan bunuh diri sebenarnya sudah pernah muncul lebih dari sekali sebelum benar-benar berhasil dilakukan.

"Bahkan (keinginan bunuh diri) bisa tampil dalam percakapan sehari-hari," ucap Aurora.

Kenapa sih ada anak yang merasa bunuh diri jadi solusi masalah yang dihadapi? Kata Aurora, anak menganggap kondisinya lebih berat atau lebih menakutkan untuk dihadapi atau ditanggung. Oleh karena itu mereka merasa keadaan mati menjadi lebih baik.

"Ia juga menganggap tidak ada jalan lain karena sudah memikirkan atau mencoba berbagai solusi, atau merupakan jalan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah, atau menghentikan perasaan putus asa yang mendalam," paparnya.

Untuk itu, sebagai orang tua kita perlu waspada ekstra dan beri perhatian lebih jika anak mulai menunjukkan gejala stres, depresi berat. Jangan lupa untuk berkomunikasi dua arah dan berbicara eye-to-eye pada anak.

Simak juga tes kepribadian anak untuk melatih kesabaran melalui video berikut.

[Gambas:Video Haibunda]

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda