Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Risiko Memberikan Susu Formula pada Bayi

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 02 Dec 2019 12:20 WIB

Bayi yang diberikan susu formula berisiko mengalami gangguan kesehatan, seperti infeksi dan diabetes. Simak ulasan selengkapnya!
Risiko memberi susu formula/Foto: iStock
Jakarta - ASI yang tak lancar, pasti membuat ibu menyusui galau. Kalau sudah begini, biasanya mereka tergoda untuk memberikan susu formula unutk memenuhi nutrisi si kecil.

Pada kondisi tertentu, sufor boleh diberikan pada bayi. Dengan catatan, tubuhnya bisa mentoleransi susu formula dengan baik, seperti dikatakan Melvin Heyman, MD, professor of pediatrics and chief of the division of pediatric gastroenterology, hepatology, and nutrition di University of California, San Francisco.


"Secara optimal, setiap anak harus diberi ASI, tetapi mengingat bahwa menyusui tidak bekerja untuk semua orang, pemberian susu formula standar dapat menjadi pilihan," ujar Heyman dikutip dari WebMD.

Nah biasanya, kebanyakan ibu memutuskan untuk memberikan susu formula (sufor) tanpa nasihat dokter nih. Sehingga tidak mempertimbangkan faktor risiko yang timbul akibat susu tambahan itu.

Tak sedikit bayi mengalami gangguan pencernaan di awal pemberian sufor. Bahkan, sampai ada yang mengalami infeksi usus lho, Bun.

Bunda harus mewaspadai gejala-gejala yang mungkin timbul pada bayi, ketika tidak dapat mentolerasi susu formula. Heyman sendiri mengatakan, ada sekitar 2 persen bayi yang mengalami alergi dan kasus-kasus kolik serta gejala lain yang muncul.

Risiko Memberikan Susu Formula pada BayiRisiko memberi susu formula/Foto: iStock

Melansir Dartmouth, beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu pemberian susu formula dapat mengubah bakteri usus normal bayi. Hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko infeksi pada bayi di saluran pencernaan serta meningkatkan risiko masalah kekebalan tubuh di kemudian hari.

Selain itu, bayi yang menerima susu formula juga berisiko lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe 1 dan 2, eksim, infeksi saluran pernapasan, obesitas, dan lainnya.

Hal itu terjadi karena susu formula biasanya lebih sulit dicerna untuk bayi, karena akan tinggal di perut lebih lama dibanding ASI. Hal ini pun dapat menyebabkan bayi menyusu lebih jarang, dan dapat menurunkan produksi ASI Bunda.

Mengisap susu formula, terutama dari botol, bisa mengubah pola isap bayi Bunda di payudara. Pelekatan ke payudara Bunda pun akan menemui kendala, karena selalu diberi susu botol dengan aliran kencang.

Meminimalisir risiko tersebut, Bunda yang terpaksa memberikan susu formula pada si kecil sebaiknya menggunakan media lain, seperti sendok ataupun cup feeder. Sehingga bayi yang masih menyusu ke Bunda, dapat beradaptasi dengan baik. Serta, produksi ASI sebagai asupan utama pun tetap berproduksi.

Sementara itu, untuk mencegah risiko obesitas pada bayi yang mengonsumsi susu formula, ada baiknya Bunda memilih susu formula dengan jumlah protein rendah. Kemudian, ikuti keinginan bayi dan bukan jam-nya, seperti dikutip dari laman The Conversation.

Sebab, semua bayi akan menunjukkan tanda-tanda lapar mereka seperti mulut terbuka, mengisap tangan dan sebagainya. Pada kondisi inilah Bunda dapat memberikan susu pada mereka. Serta, perhatikan pula tanda-tandan kenyang agar pemberian makan lebih responsif.

Semoga membantu, Bun!

Risiko Memberikan Susu Formula pada Bayi
Bunda bisa melihat dalam video berikut, cara memilih botol susu yang baik.

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda