HaiBunda

PARENTING

Amankah Pakaikan Sabun Bayi Antibakteri untuk Anak?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 25 Jan 2020 10:02 WIB
Ilustrasi produk perawatan bayi/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya ya, Bun? Termasuk soal memilih produk perawatan kulit seperti sabun bayi.

Kulit bayi, terutama yang baru lahir memang dikenal sensitif. Biasanya kulit sensitif ini akan berkurang di usia bayi tiga bulan. Seperti yang disampaikan dr.Mirawati Setyorini, SpKK, FINSDV.


"Saat baru lahir, kondisi kulit bayi belum berkembang dan belum berfungsi sempurna. Kulit bayi baru lahir akan mengalami perubahan adaptif alamiah secara perlahan," kata Mira.


Wajar jika Bunda berusaha menjaga kulit bayi yang sensitif dengan menggunakan produk perawatan kulit yang terbaik. Misalnya, penggunaan sabun bayi untuk membersihkan lipatan-lipatan di kaki dan tangan si kecil.

Beberapa ibu memilih sabun bayi dengan bermacam-macam kandungan yang dipercaya bisa mencegah kulit iritasi. Padahal, untuk bayi baru lahir, kita harus memperhatikan bahan yang terkandung dalam sabun bayi.

"Banyak produk mengandung zat tambahan yang berpotensi menyebabkan iritasi atau alergen," kata penulis buku Mommy Calls: Dr. Tanya Answers Parents' Top 101 Questions About Babies and Toddler, Tanya Remer Altmann, MD, dikutip dari WebMD.

Ilustrasi bayi mandi/ Foto: ilustrasi/thinkstock

Sebagian bayi mungkin tidak mengalami masalah karena sabun yang digunakan, Bun. Tapi, ada juga yang mengalami kulit sensitif hingga eksem karena pengaruh sabun.

Beberapa ibu bahkan percaya kalau mencegah atau mengobati kulit iritasi pada bayi bisa menggunakan sabun antibakteri. Namun, alih-alih membunuh bakteri, iritasi kulit di kecil justru bisa menjadi parah.

Para ahli mengatakan, kita tidak membutuhkan sabun bayi antibakteri untuk anak. Faktanya, sabun bayi biasa juga berfungsi sama baiknya dalam membunuh kuman seperti sabun antibakteri.

Sabun bayi antibakteri justru mengandung bahan kimia tambahan, seperti triclosan. Tak hanya berbahaya, tapi juga tidak diperlukan kulit bayi.

Melansir dari The Bump, U.S. Food and Drug Administration (FDA) telah menyatakan keprihatinannya tentang fungsi triclosan yang berubah. Triclosan merupakan bahan pembunuh kuman yang ditemukan di lebih dari 70 persen bahan pencuci antibakteri, termasuk sabun cair yang digunakan untuk mandi dan membersihkan peralatan dapur.

Pada tahun 70-an, ada ketentuan yang mengharuskan FDA membuat panduan tentang bahan kimia antibakteri yang digunakan untuk produk kecantikan dan sabun. Sayangnya, banyak perusahaan yang tidak menyetujui aturan ini dan hingga kini masih menggunakan triclosan dalam produk, termasuk sabun bayi.

Penelitian bahkan mengatakan bahwa triclosan tidak aman digunakan. Hasil penelitian menyebutkan, bahan ini dapat menyebabkan infertilitas dan pubertas dini.

Ilustrasi bayi mandi/ Foto: ilustrasi/thinkstock

Michael F. Roizen, MD, co-author YOU: The Owner's Manual mengatakan, lebih baik gunakan sabun biasa dengan air untuk mandi. Sabun biasa pada umumnya bisa membunuh bakteri dengan menghancurkan dinding sel, sisanya akan hilang saat dibilas air.

"Menghilangkan bakteri sudah cukup, kita tidak harus membunuhnya semua," kata Roizen, dilansir Health.

Sabun bayi antibakteri justru dapat membuat bakteri di tubuh kebal dengan obat. Selain mengandung triclosan, sabun antibakteri juga mengandung antibiotik, Bunda.

"Ketika antibiotik sering digunakan, padahal kita tidak memerlukannya, hal ini justru membuat bakteri kebal. Akhirnya, kita menjadi lebih sulit melawan penyakit," ujar Rozen.

Sabun bayi antibakteri memang membunuh sebagian besar bakteri. Namun, bukan cuma membunuh bakteri jahat, tapi juga bakteri baik.

Tak hanya itu, bakteri jahat yang bertahan hidup dari sabun antibakteri justru menjadi lebih kuat dan sulit untuk dibunuh. Itulah sebabnya, para ahli mengatakan bahwa sabun antibakteri tidak lebih baik daripada sabun biasa.


Mengutip laman Arnold Palmer Hospital for Children, setiap kali kita menggunakan sabun bayi antibakteri, kita sama saja memberi bakteri informasi berbahaya untuk melawan tubuh di kecil. Bakteri mudah bermutasi dan ketika terpapar antibiotik, kita justru memberi kesempatan bakteri untuk bermutasi.

Penggunaan produk antibakteri sembarangan bisa berkontribusi pada resistensi tubuh. Jadi, lebih baik Bunda lebih berhati-hati dalam memilih sabun bayi yang antibakteri.

Sebaiknya gunakan sabun bayi yang bebas alkohol. Tak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli sabun bayi antibakteri, jika yang biasa saja sudah cukup memberikan manfaat bagi kesehatan kulit bayi.

Bicara soal perawatan kulit bayi, simak juga cara tepat memandikan bayi, di video berikut ya, Bunda.

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Poppy Bunga & Suami Pengacara Fattah Riphat yang Sempat Nyambi Jadi Driver Online

Mom's Life

5 Bahaya Jika Bayi Terlalu Dini MPASI yang Jarang Diketahui Orang Tua

Parenting Kinan

Jarak Usia Suami Istri yang Terlalu Jauh Berisiko Pangkas Harapan Hidup Perempuan, Ini Kata Studi

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Keseruan Tyara Renata dan Surya Insomnia Liburan, Renang hingga Motoran Bareng Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

2 Kisah Perjuangan Artis Korea Hamil Lewat IVF, Ada yang Berhasil setelah Berjuang Melawan Kanker

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Poppy Bunga & Suami Pengacara Fattah Riphat yang Sempat Nyambi Jadi Driver Online

5 Bahaya Jika Bayi Terlalu Dini MPASI yang Jarang Diketahui Orang Tua

5 Potret Bukti Kekompakan Para Warga Dapur Istana di Bon Appetit, Your Majesty

Jarak Usia Suami Istri yang Terlalu Jauh Berisiko Pangkas Harapan Hidup Perempuan, Ini Kata Studi

2 Kisah Perjuangan Artis Korea Hamil Lewat IVF, Ada yang Berhasil setelah Berjuang Melawan Kanker

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK