Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kisah Tragis Bocah Cianjur, Diculik 4 Tahun Hingga Hamil 9 Bulan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 28 Jan 2020 14:12 WIB

Nasib malang menimpa seorang gadis Cianjur berusia 15 tahun, ia diculik selama empat tahun oleh tetangganya sendiri. Ia digauli pelaku hingga hamil 9 bulan.
Kisah Tragis Bocah Cianjur, Diculik 4 Tahun Hingga Hamil 9 Bulan/ Foto: iStock
Jakarta - Gadis muda asal Cianjur, Jawa Barat harus menanggung beban sebagai ibu tunggal ketika anaknya lahir. Kini, Bunga (bukan nama sebenarnya) tengah mengandung sembilan bulan. Ia dihamili tetangganya sendiri, SF (57) di Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur.

Empat tahun lalu, Bunga dibawa kabur oleh SF. Selama pelariannya, SF membawa Bunga ke sebuah gubuk di dalam hutan, di kawasan Ciwidey, Bandung. Awalnya Bunga tak tahu-menahu apa yang sedang menimpanya. Usianya kala itu masih 11 tahun.


Sebelum dibawa ke gubuk, Bunga diajak pelaku ke daerah Pameungpeuk, Garut. SF mengaku ingin menengok anaknya. Namun, setelah itu Bunga langsung dibawa ke gubuk. Dengan segala keterbatasan, Bunga berusaha untuk bertahan hidup bersama SF.

"Di sana diajak oleh pak SF untuk tinggal di sebuah saung di tengah hutan. Jauh dari pemukiman penduduk," ungkap Bunga, dilansir detikcom.

Bunga sempat minta pulang ke rumah, tapi pelaku berjanji akan membawa pulang setelah setahun tinggal di gubuk berukuran 2,5x2,5 meter itu. Miris ya, Bunda?

Untuk bertahan hidup, Bunga melakukan cocok tanam di lahan yang menurut informasi berada di kawasan Perhutani tersebut. Sehari-hari, Bunga dan SF makan nasi dengan lauk lalapan serta sayuran yang direbus.

"Ya makan itu saja, nasi sama daun singkong atau sayur. Hampir setiap hari," kata Bunga.

Tak cuma dipaksa bertahan hidup di gubuk, Bunga juga digauli oleh SF. Bunga selalu diiming-imingi untuk pulang pada keluarga dan dinikahi jika hamil. Hal tersebut yang membuat Bunga tetap bertahan di dalam hutan.

"Belum terpikir kalau Pak SF itu bohong, karena dijanjikan mau tanggung jawab, percaya saja. Apalagi kan saya sulit mau ke mana-mana, karena ada di dalam hutan," kata Bunga.

Sejak awal kehamilan hingga usia kandungan 9 bulan, Bunga mengungkap dirinya belum pernah diperiksa secara medis di klinik atau dokter tentang kondisi janinnya. Bunga tak diperiksakan karena SF dicari oleh keluarganya.
Kisah Tragis Bocah Cianjur, Diculik 4 Tahun Hingga Hamil 9 BulanFoto: iStock
"Karena Pak SF dicari, jadi tidak pernah dibawa periksa. Selama awal hamil ya seadanya saja, tapi belum pernah sampai kenapa-kenapa kandungannya," papar Bunga.

SF baru berani keluar dari hutan di usia kandungan yang sembilan bulan. SF membawa Bunga kembali ke Cianjur dan keduanya dicurigai oleh tetangga sekitar sehingga dilaporkan ke polisi.

SF kini sedang diproses hukum. Sementara itu, Bunga rencananya akan membesarkan sendiri bayi dalam kandungannya setelah lahir. Meski masih remaja, Bunga mengaku akan bekerja untuk membiayai anaknya tersebut.

"Saya akan rawat anak saya setelah lahir. Untuk kebutuhan mau kerja, apa saja kerjaannya yang penting bisa membiayai anak. Tidak masalah saya masih kecil juga, saya akan besarkan anak ini sendiri," ujarnya.

Menurut psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo M.Psi., Psikolog, jika kekerasan seksual dialami di masa kecil bisa maka bisa memengaruhi kepercayaan diri anak.

Terlebih, di usia yang masih sangat muda, konsep diri anak plus cara pandang mereka terhadap dunia masih dalam proses pembentukan, Bun.

Diibaratkan Anas, membangun konsep diri itu kayak susunan lego yang dibangun bertahap lewat pengalaman-pengalaman yang dialami anak. Nah, ketika anak mendapat pengalaman berupa kekerasan seksual, hancurlah bangunan konsep diri yang lagi dia bangun.

Biasanya, kalau pengalaman kekerasan seksual ini intens dan 'memalukan' menurut anak, dia pun enggak mencari bantuan yang tepat dan optimal. Akibatnya, kondisi ini akan memperparah konsep diri anak. Enggak cuma itu, lama kelamaan pengalaman mendapat kekerasan seksual bisa memengaruhi cara anak merasa dan mengungkapkan emosi.

"Kondisi ini juga berpengaruh pada kepribadian mereka yang biasa 'menampung' penderitaan, menjadikan kata-kata negatif dan kasar yang digunakan oleh pelaku kekerasan sebagai konsep diri anak, kemudian ada perasaan nggak berdaya," kata Anas waktu berbincang sama HaiBunda.


Simak juga video tentang kiat edukasi seks pada anak sejak dini:

[Gambas:Video Haibunda]



Bunda bisa baca juga berita tentang reaksi istri kedua pelawak Kiwil saat dituding banyak nuntut ke suami di sini. (aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda