Jakarta -
Popularitas video
online telah menggantikan ketenaran bioskop dan televisi dalam beberapa tahun terakhir. Itu mengapa banyak anak-anak punya cita-cita ingin menjadi bintang YouTube atau
YouTuber lantaran platform ini lebih mudah diakses dibanding menjadi artis.
Karena itu, enggak mengherankan ya Bun kalau banyak anak-anak meminta dibuatkan
channel atau kanal YouTube pribadi dengan harapan bisa menjadi terkenal. Keputusan mengizinkan anak bergabung dengan platform media sosial, tentu saja merupakan keputusan pribadi dan tergantung pada usia anak dan kematangan emosinya.
Nah Bunda, sebelum mengizinkan anak untuk terjun menjadi YouTuber, ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan terlebih dahulu. Misalnya, mengapa anak ingin punya kanal YouTube, jenis video apa yang ingin dibuat, apa kanal YouTube favoritnya dan apa yang disuka dari kanal YouTube itu serta apa ada kanal YouTube yang tidak disukai dan kenapa.
Ajukan pertanyaan itu dengan santai dan jangan menghakiminya. Lalu jelajahi YouTube bersama buah hati untuk mengetahui mengapa mereka tertarik membuat kanal YouTube, ya Bun.
Tapi ingat bahwa buah hati harus berusia 13 tahun ke atas untuk punya akun YouTube sendiri. Jika belum berusia itu, orangtua bisa membuatkan kanal dengan nama mereka atau membuat akun keluarga.
Nah jika Bunda sudah memutuskan untuk mengizinkan anak memiliki dan mengelola kanal YouTube sendiri, berikut enam hal yang perlu dipertimbangkan supaya pengalaman anak menjadi YouTuber lebih aman dan menyenangkan, seperti dikutip dari
Washington Post:
1. Bikin rencanaMintalah anak menulis proposal yang menjelaskan apa yang mereka inginkan untuk kanal YouTube tersebut. Itu harus menggambarkan apa yang akan mereka tawarkan, target audiens dan berapa banyak video yang akan diunggah.
2. Bahas soal ketenaranBeberapa anak ingin menjadi terkenal dan melihat YouTube sebagai jalan untuk mencapainya. Anak-anak mendengar bahwa mereka bisa menjadi sangat terkenal dan menghasilkan banyak uang lewat YouTube. Mereka mungkin melihat bintang cilik melakukan aksi skateboard keren di YouTube dan ingin menjadi seperti mereka.
Jika sudah begitu Bun, bicaralah pada anak tentang perbedaan antara mencapai ketenaran dalam arti numerik (suka dan berbagi) vs kepuasan yang datang dengan membuat teman tersenyum.
Anda bisa membantu anak mengenali bahwa ketenaran mungkin bukan tujuan yang layak bagi seseorang anak. Mungkin anak Anda ingin dikenal di komunitas Anda, apakah karena hebat dalam mata pelajaran di sekolah atau olahraga dan sebagainya. Tetapi ajari mereka untuk melakukan hal-hal menakjubkan dan diketahui oleh sekelompok kecil orang.
 Foto: screenshot YouTube |
3. Bicarakan kontenJelaskan kepada anak Anda tentang apa yang boleh diunggah, dan yang tidak serta aspek lain untuk menghormati privasi mereka dan orang lain serta menjaga keamanan diri sendiri. Bunda juga perlu membantu anak-anak memahami apa yang harus dibagikan dan apa yang tidak boleh dibagikan secara
online.Beberapa hal yang harus disadari menjaga kerahasiaan, termasuk nama anggota keluarga, teman, guru, pengasuh; sekolah; serta informasi soal usia dan keberadaan mereka sehari-hari.
4. Lakukan pengawasanCek semua video buah hati sebelum diunggah dan diskusikan potensi risiko dari apa yang akan mereka bagikan. Pertimbangkan untuk membuat semua video terdaftar sebagai pribadi dan hanya membagikannya kepada keluarga maupun teman dekat. Atau buat akun keluarga dan bagikan hanya kepada mereka, dengan memulai pengaturan privasi dan jumlah audiens yang lebih terbatas.
5. Matikan kolom komentarketahui bahwa ada banyak orang yang tidak punya kerjaan dengan mengirim komentar bernada negatif di YouTube, yang bisa membuat anak merasa buruk. Anak berusia 10 tahun tidak perlu mendapat komentar penuh kebencian pada video yang diunggahnya.
UntukÂ
anak-anak sekolah dasar (SD), umpan balik yang dapat diterima di kanal publik tidak membantu dan tidak otentik. Sebaliknya seringkali berbahaya dan tidak pantas. Karena itu, bantu mereka membuat kanal yang bagus dengan bimbingan orangtua. Perlu disadari bahwa tumbuh di bawah sorotan publik bukanlah tugas mudah dan mungkin punya konsekuensi yang tidak diinginkan, ya Bun.
6. Diskusi terbukaSetelah kanal YouTube anak makin dikenal, terus dukung dan periksa secara teratur untuk melihat apakah ada masalah atau konflik yang muncul dan bagaimana orang tua membantu. Caranya, dekati dengan pikiran terbuka, sehingga buah hati merasa bisa mengandalkan orang tuanya untuk memberi saran dan dukungan.
Video merupakan cara yang menyenangkan bagi kita untuk berinteraksi dan mendorong anak-anak untuk berkembang dan bisa menjadi pengalaman belajar yang baik. Mereka pun akan berterima kasih kepada Bunda dan ayah karena telah mendukungnya.
Bunda juga bisa simak Video call perdana gadis kembar yang terpisah 16 tahun:
[Gambas:Video Haibunda]
(jue/jue)