PARENTING
Anak Batuk Pilek, Perlukah Obat & Kapan Waktu Tepat Memberikannya?
Jujuk Ernawati | HaiBunda
Senin, 16 Mar 2020 05:40 WIBBeberapa anak rentan mengalami batuk dan pilek dan itu biasanya membuat orangtua menjadi cemas. Namun Bunda perlu tahu bahwa batuk dan pilek pada anak tidak menyebabkan komplikasi serius.
Meski tersedia obat-obatan resep atau obat tanpa resep untuk mengobati batuk dan pilek, tapi kebanyakan anak akan sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan obat. Obat batuk dan pilek bahkan punya efek samping yang serius lho Bun, seperti membuat pernapasan menjadi berat, terutama pada bayi dan balita.
Imbauan FDA terkait pemberian obat batuk anak
Karena itu, ada baiknya Bunda mengetahui kapan harus memberikan obat batuk pilek atau tidak kepada buah hati. Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat berbagi informasi terkait dengan pemberian obat batuk dan pilek untuk anak, yakni:
- FDA tidak merekomendasikan obat-obatan bebas untuk gejala batuk dan pilek pada anak-anak di bawah usia 2 tahun.
- Obat batuk resep yang mengandung kodein atau hidrokodon tidak diindikasikan pada anak di bawah usia 18 tahun. Kodein dan hidrokodon merupakan apioid yang tersedia dalam kombinasi dengan obat lain, seperti anthihistamin dan dekongestan pada obat resep untuk mengobati batuk dan atau gejala lain yang berhubungan dengan alergi atau flu biasa untuk orang dewasa. Orangtua atau pengasuh harus membaca label pada produk obat batuk dan pilek OTC karena beberapa produk kemungkinan mengandung kodein.
Tips aman memberikan obat batuk pada anak
Ada beberapa tips untuk mengobati batuk dan pilek yang bisa dilakukan secara aman oleh orangtua untuk buah hatinya yang masih balita. Dikutip dari fda.gov, berikut tips yang bisa Bunda lakukan:
- Hilangkan gejala batuk dan pilek
- Tidak ada obat untuk flu biasa, infeksi virus tidak bisa diobati dengan antibiotik. Biasanya batuk dan pilek akan berlangsung selama satu atau dua minggu, dan anak-anak biasanya akan sembuh sendiri, tanpa mengonsumsi obat-obatan.
- Untuk anak dengan usia lebih besar, beberapa obat-obatan tanpa resep bisa membantu meringankan batuk dan pilek, namun tidak akan membuatnya lebih cepat sembuh. Bunda perlu tahu bahwa batuk adalah gejala pilek dan membantu tubuh membersihkan lendir dari saluran napas dan melindungi paru-paru. Perawatan non-obat yang bisa diterapkan, seperti minum banyak cairan, terutama minuman hangat untuk menenangkan tenggorokan.
Kapan anak batuk pilek perlu ke dokter?
Tak semua batuk yang diderita buah hati membuat Bunda harus buru-buru pergi ke dokter. Bunda hanya perlu membawa anak berobat ke dokter jika melihat gejala-gejala seperti:
- Demam pada bayi 2 bulan atau kurang
- Demam 38,8 derajat atau lebih tinggi pada usia berapa pun
- Bibir biru
- Gangguan pernapasan, seperti hidung tersumbat, mengi, napas cepat atau sesak napas.
- Tidak makan atau minum, dengan tanda-tanda dehidrasi seperti penurunan volume buang air kecil
- Rasa kantuk berlebih
- Nyeri telinga secara persisten
- Batuk berlangsung lebih dari tiga minggu
Gejala-gejala ini bisa menandakan bahwa anak mungkin mengalami sesuatu yang lebih serius daripada sekadar batuk atau pilek.
Jika gejala lain berhubungan dengan batuk dan pilek, apa yang dilakukan?
Gejala lain seperti demam membantu tubuh melawan infeksi dan tak selalu perlu diobati. Namun jika anak Bunda merasa tidak nyaman karena demam atau gejala pilek lainnya, ada alternatif obat batuk dan pilek untuk membuat buah hati merasa lebih nyaman, di antaranya:
- Letakkan alat pelembab dan pembersih udara di dekat tempat tidur anak, yang bisa melembabkan udara dan mengurangi kekeringan dalam saluran hidung dan tenggorokan.
- Untuk bayi yang hidungnya tersumbat, gunakan obat tetes atau semprotan saline (larutan air garam) untuk melembabkan saluran hidung dan mencairkan lendir. Lalu, bersihkan hidung dengan alat isap untuk bayi.
- Acetaminophen atau ibuprofen dapat membantu mengurangi demam, sakit, dan nyeri. Namun hati-hati ya Bun agar menggunakan dosis yang benar dan konsultasikan lebih dahulu dengan dokter atau dengan penyedia layanan medis bila ingin memberikannya kepada bayi yang usianya kurang dari 2 tahun.
Obat batuk anak dengan dosis tepat
Supaya bisa memberikan obat dengan dosis tepat untuk buah hati, FDA meminta untuk menggunakan instrumen dosis obat, seperti jarum suntik dan cangkir dengan pengukuran yang benar, jangan pakai sendok atau alat lain untuk mengukur dosis obat anak. Bunda bisa bertanya kepada apoteker atau penyedia layanan kesehatan untuk memberi tahu instrumen dosis mana yang harus digunakan, berapa obat yang harus diberikan dan berapa sering.
Anak-anak mungkin lebih sering terkena pilek atau batuk, dan Bunda tergoda untuk memberikan anak penghilang rasa sakit, dekongestan dan obat lain untuk flu. Tetapi seringkali cara terbaik memerangi penyakit anak yang umum adalah dengan istirahat dan perawatan. Berikan obat hanya jika gejalanya membuat rasa sangat tidak nyaman, menyulitkannya bernapas atau tidur buah hati, ya Bun.
Bunda bisa simak bahan herbal untuk alami flu anak dalam video berikut: