Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Cara Mencegah Bayi ASI Kelebihan Berat Badan yang Bunda Perlu Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 02 Jun 2020 13:18 WIB

Closeup of young woman holding cute little baby in her hands, lulling him in bed. Panorama with free space
Ilustrasi cara mencegah bayi ASI kelebihan berat badan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Jakarta -

Bayi memang dianjurkan minum Air Susu Ibu (ASI) karena memiliki segudang manfaat untuk tumbuh kembangnya. Bayi ASI juga kecil kemungkinan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, bila dibandingkan bayi yang minum susu formula.

Dijelaskan spesialis kandungan Meredith Shur, MD, FACOG, meskipun anak ASI rendah kemungkinan mengalami kelebihan berat badan, bukan berarti tidak mungkin, Bunda.

Shur mengatakan, persediaan ASI yang terlalu banyak juga bisa jadi masalah untuk bayi. Kalau Bunda memproduksi terlalu banyak ASI, bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda kolik dan kenaikan berat badan yang berlebihan.

Menurut American Academy of Family Physicians, bayi ASI yang sudah lebih besar mungkin berat badannya mulai bertambah, setelah diperkenalkan makanan padat, atau diberikan minuman manis.

"Jika bayi Anda indeks massa tubuh (BMI) antara persentil ke 85 dan 95, ia dianggap kelebihan berat badan. Jika BMI-nya di atas persentil ke-95, ia akan dianggap obesitas," kata Shur, dikutip dari Very Well Family.

Ilustrasi cara mencegah bayi ASI kelebihan berat badanIlustrasi cara mencegah bayi ASI kelebihan berat badan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Lantas, bagaimana caranya agar bayi ASI tak kelebihan berat badan? Shur berbagi tips mencegah obesitas dan membantu menjaga pertumbuhan bayi agar stabil dan sehat.

1. Konsultasi tumbuh kembang bayi secara teratur

Shur mengatakan, dokter anak akan mencatat dan memantau perkembangan tinggi, berat badan, dan BMI bayi.

2. Jangan menyusui bayi terlalu lama

Bunda memang harus menyusui bayi sesuai permintaan. Tapi, menyusu terlalu lama yakni lebih dari 45 menit bisa mengindikasikan adanya masalah.

3. Produksi ASI melimpah

Menurut Shur, kalau produksi ASI Bunda terlalu banyak, mungkin bisa dipertimbangkan untuk menawarkan hanya satu payudara di setiap sesi menyusui.

"Ketika Anda menyusui hanya pada satu sisi payudara di setiap menyusui, mungkin membantu mengurangi gas, bayi rewel dan kenaikan berat badan pada bayi Anda," ujar Shur.

4. Anak mengempeng

Beberapa anak suka mengisap walaupun mereka tidak lapar. Kalau si kecil lebih sering mengisap non-nutrisi, cobalah memberikan dot atau langkah-langkah kenyamanan yang menenangkan lainnya.

5. Ajak bayi bermain

Shur mengingatkan, jangan membedong bayi atau diletakkan di kursi bayi sepanjang waktu. Seiring bertambahnya usia, ajaklah bayi melakukan lebih banyak aktivitas.

6. Batasi dan hindari makanan ini

Setelah bayi diberikan makanan padat, Shur menyarankan untuk membatasi atau menghindari makanan yang kosong kalori dan minuman manis dengan gula.

"Potongan kecil buah yang lembut atau sayuran yang dimasak jadi camilan, itu sangat baik. Dengan memperkenalkan makanan sehat ke anak sejak awal, Anda bisa menciptakan fondasi untuk kebiasaan makan yang sehat saat ia tumbuh," jelas Shur.

7. Waspadai gejala masalah tumbuh kembang

Apabila Bunda mengkhawatirkan pertumbuhan, berat badan, atau BMI bayi, konsultasi dengan dokter anak untuk informasi dan bantuan. Bunda seharusnya tidak menghentikan menyusui atau memberi makan anak demi mencegah obesitas.

Bayi yang hanya minum ASI ada yang badannya gemuk. Namun, Bunda tak perlu mengkhawatirkan nantinya bisa obesitas.

"Kita enggak perlu khawatir kalau bayi yang diberikan ASI ukurannya lebih dari normal. Karena pemberian ASI tergantung asupannya," ujar Dr dr Ariani Dewi Widodo, Sp.AK.

Bunda, simak juga faktor penyebab anak mengalami obesitas, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda