Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Berbahayakah jika Napas Bayi Berbunyi Grok-grok?

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 04 Jun 2020 05:40 WIB

Bayi laki-laki
Ilustrasi napas bayi grok-grok/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Vesnaandjic
Jakarta -

Bunda perlu diketahui bahwa bayi baru lahir bernapas lebih cepat daripada orang dewasa, lho. Itu karena mereka tidak punya kapasitas paru-paru yang cukup untuk menampung banyak oksigen sehingga bayi perlu bernapas lebih sering.

Jika orang dewasa membutuhkan sekitar 18 - 20 kali tarikan napas dalam satu menit. Bayi baru lahir bernapas sekitar 40 - 60 kali per menit.

Pernapasan bayi tidak berirama secara konsisten. Mereka membutuhkan banyak napas yang cepat dan dangkal. Kadang, mereka membutuhkan waktu lebuh lama, napas lebih lambat diikuti dengan napas yang lebih dangkal. Kemudian mereka bisa berhenti selama beberapa detik dan tidak menarik napas sama sekali. Ini disebut pernapasan periodik.

Hal itu normal pada sebagian besar bayi sehat. Seiring waktu dan bertambahnya usia, kebanyakan bayi tumbuh dengan pola pernapasan ini.

Sementara dalam banyak kasus, napas bayi kadang mengeluarkan berbunyi, seperti suara grok-grok. Itu disebabkan oleh suara udara yang mengalir di atas air liur yang menggenang di belakang tenggorokan atau lendir di saluran pernapasannya. Tidak seperti orang dewasa, bayi belum bisa membersihkan tenggorokannya dan saluran pernapasannya.

Kadang sangat membantu menggunakan obat tetes hidung untuk mencairkan sekresi hidung dan membersihkan lendir yang mungkin menghalangi lubang hidung bayi. Namun sebelum melakukannya, sebaiknya konsultasikan lebih dahulu ke dokter, ya Bunda.

Nah, napas bayi berbunyi, dikutip dari Kidspot, disebabkan beberapa faktor. Misalnya:

- Saluran udara mereka kecil. Ini berarti mereka tidak bisa menghirup banyak udara sekaligus. Mereka perlu menghirup dan menghembuskan napas lebih sering dibanding orang dewasa.

- Bayi baru lahir memiliki hidung yang sangat kecil. Lubang hidung mereka sangat sempit sehingga tak bisa menghirup banyak udara sekaligus ya Bunda.

- Hidung tersumbat lendir, sehingga membuat napas bayi menjadi lebih berisik.

- Banyaknya air liur di belakang tenggorokan mereka.

Sebagai orang tua, sangat wajar bila kita khawatir ketika si kecil mengalami bunyi grok-grok saat bernapas, terutama ketika mereka tidur. Lalu apakah napas bayi berbunyi seperti itu berbahaya bagi mereka?

Dokter spesialis anak, dr.Darmawan B Setyanto, Sp.A(K), menjelaskan bahwa napas bayi berbunyi grok-grok karena adanya lendir yang cukup banyak di saluran pernapasan bayi. Namun hal itu tidak berbahaya, Bunda.

Dia menjelaskan, dinding saluran napas dapat menghasilkan cairan lendir dengan berbagai fungsi. Salah satu fungsinya adalah untuk menyaring dan menahan zat asing, seperti debu atau partikel lainnya yang terbawa dalam udara saat kita hirup.

Debu maupun partikel yang dihirup secara tidak sengaja ini tentunya berpotensi menimbulkan gangguan di saluran napas. Dan di sinilah, lendir secara alami muncul sebagai suatu mekanisme yang disebut sebagai mucociliary clearance, yang berfungsi untuk membersihkan saluran tersebut.

little boy sleeping on soft white blanketlittle boy sleeping on soft white blanket/ Foto: Getty Images/iStockphoto/LeManna

Saat proses pembersihan tersebut berjalan, lendir akan membawa debu dan kotoran hingga ke tenggorokan. Setelah itu, lendir akan merangsang tubuh untuk melakukan mekanisme kedua, yakni batuk atau bersin sehingga dapat mendorong gumpalan lendir keluar dari dalam tubuh.

Namun pada bayi, biasanya mekanisme mucociliary clearance ini belum dapat bekerja dengan begitu sempurna, Bunda. Sehingga lendir akan berdiam diri di saluran pernapasannya dan menimbulkan suara saat udara yang dihirup melewati lendir tersebut.

"Suara napas yang melewati cairan lendir itulah yang menimbulkan suara grok-grok," katanya, dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Pada bayi yang memiliki riwayat alergi di saluran pernapasan, maka kondisi ini akan lebih terlihat jelas karena produksi lendirnya akan lebih banyak. Sehingga, bunyi grok-grok pun bisa semakin keras terdengar.

Keadaan tersebut bisa bertambah parah jika ada hal-hal tertentu yang merangsang produksi lendir lebih banyak lagi, Bunda. Beberapa hal yang perlu dihindari agar produksi lendir tidak diproduksi lebih banyak, yakni dengan menjauhkan bayi dari paparan asap rokok, bulu binatang, debu, atau tungau di bantal, boneka bulu dan karpet dari dalam maupun luar rumah.

Meski begitu, Bunda tetap tidak perlu terlalu khawatir karena bunyi grok-grok tidak berbahaya. Yang perlu dilakukan cukup dengan mencari tahu apa saja hal-hal yang dapat memperparah keluhan tersebut.

"Jika ada maka diusahakan untuk semaksimal mungkin untuk menghindarinya," saran dia.

Biasanya masalah napas berbunyi pada bayi terjadi ketika bayi berusia di bawah 6 bulan, Bunda. Dan ketika menginjak usia 6 bulan, bayi mulai belajar cara bernapas melalui hidung dan keluar melalui mulut.

Mendekati usia 6 bulan, saluran udara atau pernapasan bayi juga akan sedikit lebih besar, Bunda. Selain itu, kemampuan menelan mereka juga telah sempurna, sehingga mereka mungkin tak akan lagi mengeluarkan suara berisik ketika bernapas. 

Bunda, simak juga gejala sesak napas pada anak dalam video berikut

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda