HaiBunda

PARENTING

Jangan Biarkan Bayi Menangis Kejer dan Terus-menerus Bunda, Ini Bahayanya

Annisa Afani   |   HaiBunda

Senin, 15 Jun 2020 19:11 WIB
Jangan Biarkan Bayi Menangis Kejer dan Terus-menerus Bunda, Ini Bahayanya/ Foto: iStock
Jakarta -

Bayi kadang terlihat tenang, tapi kadang juga bisa sering menangis. Ada banyak penyebab bayi menangis, di antaranya lapar, lelah, ingin digendong atau diganti popoknya hingga tak enak badan.

Tangis bayi pun kadang-kadang cukup lama dan kencang atau kejer. Seorang pakar anak mengatakan agar tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama hingga kejer.

Dalam buku dengan judul Your Baby and Child: From Birth to Age Five yang ditulis oleh Penelope Leach dijelaskan bahwa bayi yang dibiarkan menangis dalam waktu lama berisiko mengalami kerusakan pada otaknya yang sedang berkembang, yang mengurangi kapasitasnya untuk belajar.


Pendapatnya tersebut menimbulkan kontroversi dengan perawatan persalinan asal Inggris dan penulis buku The Contented Little Baby Book bernama Gina Ford, yang secara ketat menerapkan metode untuk membiarkan bayi menangis selama 20 menit. Menurutnya, hal itu supaya bayi mendapat pembelajaran mental untuk bisa tidur dengan sendirinya.

Namun bayi yang masih terlalu dini tidak memiliki peralatan mental untuk 'belajar' tidur pada waktu yang tepat. Karena itu, menurut Leach, itu akan sia-sia.

"Seorang bayi yang dibiarkan menangis cukup lama pada akhirnya akan berhenti, tetapi bukan karena dia telah belajar tidur dengan sendirinya, tetapi karena dia kelelahan dan putus asa mendapatkan bantuan," katanya, dikutip dari The Independent.

Dia berpendapat bahwa menangis adalah satu-satunya cara bayi memberi sinyal ketika merasa tidak nyaman atau tertekan. Jika bayi menangis sampai keras atau kejer, menunjukkan dia sedang stres dan stres yang akut bisa menyebabkan reaksi hormonal berantai, yang pada akhirnya bisa merangsang kelenjar adrenalin melepas hormon kortisol atau stres.

"Menangis yang terus menerus atau sering diulang dapat menghasilkan begitu banyak kortisol, sehingga dapat merusak otak bayi," ujarnya.

Namun, kata dia, bukan berarti bayi tak boleh menangis atau orangtua menjadi khawatir jika bayinya menangis. Menurutnya, menangis tidak buruk, tapi menangis yang tidak mendapat responslah yang bisa memberi dampak buruk bagi bayi.

Perlu untuk diketahui, Bunda, saat bayi sendirian dan tanpa pengawasan, mereka akan mengalami kepanikan dan kecemasan. Dan ketika tangisan tersebut berlangsung lama dan berlebihan, terdapat fakta bahwa tubuh dan otak mereka dibanjiri oleh hormon stres adrenalin dan kortisol.

ilustrasi bayi nangis/ Foto: iStock

Jika otak bayi yang tengah berkembang ini terpapar oleh hormon-hormon tersebut dalam jangka waktu lama, saraf tidak akan membentuk koneksi ke saraf lainnya dan kemampuannya akan menurun.

Dikutip dari Askdrsears, para peneliti di Yale University dan Harvard Medical School menemukan bahwa stres akut di awal kehidupan bayi bisa mengubah sistem neurotransmitter otak dan menyebabkan perubahan struktural dan fungsional di area otak, yang pada orang dewasa disebut dengan depresi.

Satu studi menunjukkan bayi yang mengalami episode menangis persisten 10 kali lebih mungkin memiliki ADHD, kinerja sekolahnya buruk, dan perilaku antisosial. Para peneliti menyimpulkan temuan ini mungkin karena kurangnya sikap orangtua yang responsif terhadap bayi mereka.

Penelitian dr. Bruce Perry di Universitas Baylor juga menemukan fakta bahwa ketika stres kronis menstimulasi secara berlebihan pada otaknya yang mengontrol pelepasan adrenalin, dan bagian otak yang berkembang pada input fisik dan emosional diabaikan (dibiarkan menangis), maka bayi akan tumbuh dengan sistem adrenalin yang terlalu aktif. Kemudian hari, mereka bisa menunjukkan peningkatan agresi, impulsif, dan kekerasan.

Sementara dalam Science Daily, Profesor Thorpe mengatakan, dalam tiga bulan pertama kehidupan bayi, memiliki orangtua yang responsif sangat penting bagi perkembangan emosi dan neurologis anak.

"Kita perlu memastikan perawat, pendidik, dan profesional kesehatan memberikan pedoman yang konsisten dan tepat kepada orangtua untuk merawat bayi mereka. Penting juga bagi orangtua untuk mempercayai insting mereka ketika harus merawat bayinya," tuturnya.

Bunda, simak juga fisioterapi bagi bayi dalam video berikut:



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Ternyata Pola Tidur Anak Bisa Ungkap Kepribadiannya Sejak Dini

Parenting Nadhifa Fitrina

Turun 227 Kg, Artis Reality Show Ini Ungkap Perjalanan Dietnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Kenangan Bubun Nitip ASI malah Jadi Basi

Komik Bunda Tim HaiBunda

Saatnya Jadi Robeli, Manfaatkan Promo Spesial Transmart Full Day Sale hingga 25%

Mom's Life Tim HaiBunda

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi

10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!

Bukan Putri Diana, Ternyata Ini Gaun Pengantin Termahal di Keluarga Kerajaan Inggris

Saatnya Jadi Robeli, Manfaatkan Promo Spesial Transmart Full Day Sale hingga 25%

Ternyata Pola Tidur Anak Bisa Ungkap Kepribadiannya Sejak Dini

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK