Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

8 Hal yang Terjadi pada Otak Saat Menyusui

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 06 Jan 2020 09:24 WIB

Menyusui bukan hanya memengaruhi perkembangan anak, tapi juga menciptakan perubahan-perubahan pada si ibu. Perubahan besar yang terjadi adalah otak, Bunda.
Ilustrasi ibu menyusui/ Foto: iStock
Jakarta - Menyusui bukan cuma sekadar memenuhi asupan gizi si kecil. Tapi juga bisa menjadi momen untuk menciptakan bonding antara ibu dan anak.

Ikatan dapat terjalin dengan sentuhan skin to skin, Bunda. Menurut dr.Utami Roesli, SpA, dari Rumah Sakit St. Carolus, kontak skin to skin saat menyusui bisa memengaruhi emosi ibu dan bayinya.


"Kontak fisik seperti kontak kulit dapat membangun ikatan emosional pada bayi dan ibu. Misalnya saat menyusui, selain untuk merangsang indra anak, perkembangan dan kesehatan si kecil juga terangsang," ujar Utami.

Ada juga hormon ibu menyusui yang meningkat dan menyebabkan perubahan pada si ibu. Salah satunya memengaruhi otak. Melansir dari Romper, berikut 7 hal yang terjadi pada otak ibu saat menyusui anaknya.

1. Melepaskan hormon stres

Menyusui sebenarnya bisa mengurangi tingkat stres dengan menghambat pelepasan hormon stres. Tim peneliti yang dipimpin profesor di Cornell University, Margaret Altemus, melakukan penelitian yang meminta wanita menyusui dan tidak menyusui berjalan di treadmil dan mengukur kadar hormon stres mereka.

Peneliti menemukan bahwa wanita menyusui melepaskan setengah dari jumlah hormon tersebut, dibandingkan wanita yang tidak menyusui. Studi lain juga mendukung penelitian ini.

"Sistem neurohormonal yang responsif terhadap stres tertahan pada wanita yang menyusui. Itulah kenapa wanita merasa tenang ketika menyusui," ujar tim peneliti.

2. Terjadi pengurangan rasa takut dan cemas

Selain mengurangi stres, otak ibu yang menyusui akan sedikit merasa cemas. Oksitosin adalah hormon yang dilepaskan di otak manusia saat menyusui.

Dalam sebuah studi tahun 2005 dalam Journal of Neuroscience, oksitosin bisa mengurangi rasa takut dan cemas dengan mengurangi aktivasi amigdala. Ini merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk respons terhadap rasa takut.

3. Menjadi lebih berani

Prolaktin menjadi hormon yang kerap disebut sebagai 'hormon pengasuhan'. Perannya bukan hanya untuk menyusui tapi melindungi sang buah hati.

Seorang ahli neurobiologi dari Jerman Inga Neumann dalam The Mommy Brain menjelaskan jika penelitian prolaktin pada hewan menemukan hormon ini membuat mereka berani mempertaruhkan nyawa untuk melindungi anaknya. Ini menjadi penjelasan biologis mengapa ibu menyusui akan melakukan apa saja untuk melindungi bayi mereka.

Ilustrasi ibu menyusuiIlustrasi ibu menyusui/ Foto: iStock

4. Membangkitkan rasa senang

Interaksi hormonal antara oksitosin dan dopamin berfungsi untuk mematikan rasa emosi negatif. Selain itu, dapat menghidupkan jalur kesenangan yang menghasilkan perasaan gembira (dopamin) dan hormon cinta (oksitosin).

5. Peningkatan rasa empati

Menyusui membuat kita dengan mudah menafsirkan sesuatu yang berhubungan dengan sosial. Oksitosin menghasilkan peningkatan ingatan untuk hal berbau sosial positif, khususnya ekspresi wajah bahagia. Menyusui sepertinya juga bisa meningkatkan kemampuan seseorang membaca pikiran.

6. Peningkatan respons terhadap tangisan bayi

Peneliti menemukan bahwa ibu menyusui lebih sensitif terhadap suara tangisan bayi dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Hal ini diungkapkan peneliti Pilyoung Kim pada The Atlantic.

"Ibu yang menyusui menunjukkan tingkat yang lebih besar pada otak terhadap tangisan bayi dibandingkan ibu yang memberi susu formula pada bulan pertama masa postpartum," ujar Kim.

7. Seluruh bagian otak akan terganti

Studi pada hewan ditemukan jika menyusui bisa membuat perencanaan ulang pada bagian otak. Tahun 1994, dua ahli saraf dari University of California menunjukkan jika di korteks induk tikus, area yang berhubungan dengan organ payudara, bentuknya dua kali lebih besar saat tikus menyusui. Peneliti percaya hal ini juga terjadi pada otak manusia.


8. Otak akan berubah untuk selamanya

Saat wanita berhenti menyusui, ada perubahan otak yang terjadi. Para ilmuwan percaya jika perubahan ini bersifat permanen dan ada bukti hipotesis yang membuktikannya. Bukti ini ada dalam The Mommy Brain, yang mengutip penelitian tentang manusia dan mamalia.

Manusia dan mamalia merespons lebih mudah dan cepat anak keduanya dibandingkan anak pertama. Ini menunjukkan bahwa kita bisa menjadi orang tua yang sempurna bukan karena latihan, tapi otak yang mengajarkan kita bagaimana menjadi orang tua.

Simak juga tips membuat anak sendawa setelah menyusui di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda