HaiBunda

PARENTING

Apakah Kolik pada Bayi Berbahaya? Bunda Perlu Tahu

Haikal Luthfi   |   HaiBunda

Jumat, 19 Jun 2020 14:23 WIB
Apakah Kolik pada Bayi Berbahaya? Bunda Perlu Tahu/ Foto: Thinkstock
Jakarta -

Bayi yang tiba-tiba rewel dari biasanya dapat diindikasikan mengalami kolik. Hal tersebut menjadi tantangan bagi orang tua baru untuk mengetahui cara meredakan kolik pada bayi.

Secara umum, kolik merupakan kondisi ketika bayi terus menangis selama tiga jam atau lebih sehari, tiga hari atau seminggu, selama tiga minggu atau lebih.

Beberapa studi mengemukakan bahwa bayi yang mengalami kolik memiliki ciri dasar. Mengutip buku "The Happiest Baby on The Block", ciri tersebut meliputi:

1. Tangisan kolik biasanya dimulai pada usia dua minggu, memuncak pada usia enam minggu, dan berakhir pada usia tiga atau empat bulan.

2. Bayi prematur lebih cenderung mengalami kolik ketimbang bayi yang lahir secara normal.

3. Bayi kolik memiliki wajah yang terpelintir dan raungan yang menyayat telinga, seperti orang yang sedang kesakitan. Kerap kali tangisannya secara bergelombang dan berhenti tiba-tiba.

4. Seringkali jeritan bayi dimulai selama atau tepatnya sesudah makan.

5. Sering menggeliat, mendengkur dan seperti dilegakan oleh pengeluaran gas atau buang air besar.

6. Kolik lebih parah terjadi pada sore hari.

7. Tangisan kolik seringkali membaik dengan ayunan, gendongan, dan tekanan ringan pada perut.

Kolik pada bayi/ Foto: iStock

Apakah Kolik Berbahaya?

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kolik pada bayi tidak berbahaya. Kondisi ini akan menghilang dengan bertambahnya usia, setidaknya setelah 4 bulan dan tidak memerlukan obat apa pun. Dengan kata lain, kolik pada bayi akan menghilang dengan sendirinya.

Selain itu, hubungan ibu dan bayi yang harmonis adalah kunci utama dalam pencegahan dan pengobatan kolik pada bayi. Meski tidak berbahaya, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama, Bunda. Lakukan beberapa langkah berikut untuk menenangkan si kecil:


1. Tetap tenang

Bayi bisa menangkap isyarat dari orang tua mereka. Jika Bunda frustasi dan mudah marah, justru akan membuat tangisan bayi lebih kencang.

2. Regangkan bayi

Terkadang bayi yang mengalami kolik disebabkan karena masalah pada pencernaan. Karena itu, coba untuk meregangkannya.

3. Gendong atau ajak bayi jalan-jalan

Banyak bayi kolik merasa lebih tenang ketika digendong atau dibawa jalan-jalan pergí naik mobil atau dudukan di kursi getar.

Simak juga Bunda, alasan pijat anak harus dilakukan pada video berikut:



(haf/haf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Transformasi Meghan Trainor Curi Perhatian, Sukses Turunkan Badan Puluhan Kilo

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Usai Jalani Operasi Bariatrik karena Obesitas, Jelita Ramlan Umumkan Kehamilan Anak Kedua

Kehamilan Annisa Karnesyia

Nadia Soekarno Melahirkan Anak Pertama di Swiss, Ungkap Nama Penuh Doa untuk Sang Putri

Kehamilan Annisa Karnesyia

7 Cara Ajarkan Empati pada Anak: Cegah Nirempati Saat Ia Dewasa

Parenting Novita Rizki

Potret Dion Wiyoko & Istri Perbarui Janji Pernikahan Usai 8 Tahun Bersama

Mom's Life

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Transformasi Meghan Trainor Curi Perhatian, Sukses Turunkan Badan Puluhan Kilo

POV: Kakak Mencoba Paham Indonesia Sedang Sedih

Usai Jalani Operasi Bariatrik karena Obesitas, Jelita Ramlan Umumkan Kehamilan Anak Kedua

7 Cara Ajarkan Empati pada Anak: Cegah Nirempati Saat Ia Dewasa

Mengenal 17+8 Tuntutan Rakyat yang Viral di Medsos dan Dibagikan Para Artis

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK