
parenting
Sekolah di Luar Ruangan Turunkan Risiko Infeksi Corona? Ini Faktanya
HaiBunda
Jumat, 03 Jul 2020 19:03 WIB

Sebagian besar sekolah di berbagai negara sudah merumuskan rencana membuka lagi proses belajar, tapi di luar ruangan. Ini semua demi mengurangi risiko tertular COVID-19. Apalagi, tak ada jaminan anak-anak itu lebih kebal dari Corona.
Ada yang berpendapat, risiko tertular virus Corona itu jauh lebih rendah saat berada di luar rumah daripada di dalam ruangan. Lantas, apakah dengan sekolah di luar ruangan bisa mengurangi risiko terinfeksi virus Corona, lalu jadi pilihan paling aman?
Data dari John Hopkins University menunjukkan, 36 negara mengalami peningkatan dalam jumlah infeksi COVID-19. Setidaknya 16 negara memilih mundur atau menghentikan rencana pembukaan sekolah lagi, demikian laporan CNN. Lonjakan infeksi ini memaksa sekolah dan pejabat pendidikan memikirkan ulang sistem belajar di dalam kelas.
Contohnya di Connecticut, Amerika Serikat (AS), berencana membuka sekolah lagi di pertengahan tahun ini. Komisioner pendidikan negara bagian itu mengatakan kepada The Hartford Courant, beberapa sekolah menengah mungkin mengadakan kelas di luar ruangan jika cuaca mendukung.
Menurut Albion New Era, di Central Noble Primary, Indiana, sedang mempertimbangkan program sekolah di luar ruangan untuk anak TK maupun SD. EmpoweredEd DC, organisasi yang terdiri dari para pemimpin guru di Washington, D.C, juga sudah mengajukan petisi kepada pejabat sekolah di distrik federal untuk mempertimbangkan rencana kelas di luar ruangan, sehingga proses belajar mengajar bisa dilanjutkan.
Ide untuk memindahkan kelas ke luar ruangan ini berasal dari Denmark, ketika beberapa sekolah menciptakan ruang kelas sementara di taman dan taman bermain. Atau melakukan kegiatan pembelajaran di luar ruangan, saat negara itu membuka kembali sekolah dasar pada bulan April lalu.
"Pagi dihabiskan untuk belajar matematika atau sains, yang diikuti anak-anak yang masih di rumah, melalui Zoom," kata Claire Astley, seorang guru di Vester Skernige, kepada The Local.
"Lalu kita akan pergi keluar dan melakukan kegiatan seperti menggali di taman sekolah, mencari berudu dari danau, atau melakukan tur sepeda ke hutan atau pantai," jelasnya.
![]() |
Baru-baru ini, The American Academy of Pediatrics (AAP) merilis panduan yang sangat mengadvokasi semua pertimbangan kebijakan AS, yang bertujuan mengembalikan siswa ke pembelajaran langsung atau tatap muka.
Bersamaan dengan itu, AAP mewajibkan untuk mencuci tangan, menjaga jarak fisik, mengenakan masker wajah, dan meningkatkan kebersihan dan desinfeksi. AAP juga mendesak sekolah untuk memanfaatkan luar ruangan jika memungkinkan.
Sedangkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan, risiko terinfeksi virus Corona tetap lebih rendah ketika berada di luar ruangan dibandingkan di dalam ruangan.
"Kegiatan lebih aman jika Anda bisa mempertahankan setidaknya 6 kaki atau 2 meter antara Anda dan orang lain, karena COVID-19Â menyebar lebih mudah antara orang-orang yang berada dalam jarak 6 kaki satu sama lain," papar CDC.
CDC juga menyebutkan, ruangan dengan lebih sedikit ventilasi mungkin lebih sulit memisahkan orang yang lebih berisiko daripada ruang luar. Selain itu, sebuah studi dari para peneliti di China menemukan, dari 7.324 kasus virus Corona, hanya satu yang berasal dari penularan yang terjadi di luar ruangan.
Sementara di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemdikbud) telah memutuskan bahwa tahun ajaran baru 2020/2021 tetap dilaksanakan pada bulan Juli di pekan ketiga. Meski demikian, tahun ajaran baru tidak mengubah metode pembelajaran yang sekarang ini, Bunda.
Lalu, untuk sekolah yang berada di zona hijau, Kemdikbud memperkenankan satuan pendidikan untuk membuka kembali sekolah di wilayahnya. Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pun menjelaskan proses pengambilan keputusan sekolah tatap muka di zona hijau.
Setelah itu, satuan pendidikan harus memenuhi semua daftar periksa dan siap pembelajaran tatap muka atau tidak. Lalu, orang tua siswa memberikan izin atau tidak. Nah, pernyataan terakhir itulah yang perlu orang tua perhatikan.
Kalau di sekolah anak Bunda bagaimana?
Bunda, simak juga tips berkunjung ke kebun binatang di era new normal, dalam video di bawah ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Cerita Bunda Diaspora Sekolahkan Anak di Jepang, Guru 'Tega' Ajari Anak Mandiri sejak TK

Parenting
Usia Minimal Masuk SD 6 Tahun, Ternyata Ini Alasannya Bun

Parenting
Jadwal Libur Semester 1 2023 untuk SD-SMA di Jakarta hingga Jawa Timur, Catat Tanggalnya!

Parenting
Kulik Randoseru, Tas Anak Sekolah di Jepang yang Harganya Capai Belasan Juta Rupiah

Parenting
Mengintip Aktivitas Padat di Sekolah Baru Putri Charlotte


7 Foto
Parenting
7 Potret Yuni Shara Saat Kunjungi Anak-anak di PAUD yang Dia Dirikan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda