HaiBunda

PARENTING

Tidur Hampir Setahun, Bocah Asal Madura Alami Sindrom Putri Tidur

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 21 Jul 2020 13:39 WIB
Ilustrasi/ Foto: iStock
Jakarta -

Beberapa hari belakangan, viral kisah seorang anak bernama Shaka yang sudah tertidur hampir setahun. Cerita ini dibagikan sang ibu di akun TikTok @shaka_17, Bunda.

Dari informasi, bocah asal Madura, Jawa Timur itu kini berusia 18 bulan. Ia sudah tertidur hampir setahun, tepatnya sejak berusia 8 bulan. Dokter mendiagnosis Shaka dengan Sleeping Beauty Syndrome atau Sindrom Putri Tidur.

Berbagai cara sudah dilakukan ibu Shaka untuk mengobati buah hatinya ini. Sang ibu juga pernah membawa anaknya ke pengobatan alternatif Ningsih Tinampi. Sayangnya, Shaka tidak bisa bertemu Ningsih.


Dari beberapa video yang dibagikan, Shaka terlihat merespons saat diberi susu melalui botol dot tapi tetap dengan mata yang terpejam. Mulutnya juga tampak bergerak dan sesekali menguap.

Dalam satu video, sang ibu terlihat berusaha membangunkan Shaka dengan mengangkat kepalanya. Ia juga beberapa kali mengusap pelan pipi Shaka.

Pada tahun 2017 lalu, seorang bocah asal Kalimantan Selatan bernama Siti Raisa Miranda (Echa) juga diduga mengidap Sindrom Putri Tidur. Echa tertidur selama belasan hari.

Bayi Shaka/ Foto: Tangkapan Layar TikTok @shaka_17

Lalu apa sebenarnya Sleeping Beauty Syndrome atau Sindrom Putri Tidur ini?

Sindrom ini dalam ilmu medis disebut Kleine-Levin Syndrome (KLS). Mengutip laman Healthline, KLS adalah gangguan langka yang menyebabkan rasa kantuk berulang. Dalam beberapa kasus, hingga 20 jam sehari dihabiskan pengidapnya untuk tidur.

KLS dapat mengubah perilaku seseorang menjadi kebingungan. Gangguan ini dapat menyerang siapa saja, tetapi sekitar 70 persen orang dengan gangguan ini adalah laki-laki.

Gejala KLS

Gejala umum KLS adalah rasa kantuk yang ekstrim. Orang dengan KLS mungkin tidak merasakan gejala ini setiap hari, beberapa orang bahkan tidak memilikinya.

Gejala yang muncul bisa dialami selama beberapa hari, minggu, atau berbulan-bulan. Beberapa gejala yang menyertai pengidap KLS adalah halusinasi, disorientasi, perilaku kekanak-kanakan, atau meningkatnya nafsu makan.

Hidup dengan KLS

KLS dapat terjadi dalam rentang 10 tahun atau lebih. Hidup dengan kondisi ini memiliki dampak luar biasa pada kehidupan anak, Bunda. Menurut konsultan ahli saraf di Guy's Hospital London, Dr.Guy Leschziner, KLS dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja, pergi ke sekolah, dan membina hubungan dengan teman atau keluarga.

"Mereka (anak berusia muda) berada pada titik penting dalam pendidikan, kehidupan sosial, kehidupan keluarga, dan kehidupan kerja," kata Leschziner, dilansir BBC.

"Ini adalah kondisi yang menyedihkan karena tidak dapat diprediksi," sambungnya.

Konsultasi ke dokter adalah cara tepat untuk mengidentifikasi KLS. Mengetahui sindrom ini mungkin bisa menghindari pengidapnya dari situasi yang berbahaya.

Simak juga cara tepat menurunkan demam anak, di video berikut:

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Sepasang Kembar

Mom's Life Annisa Karnesyia

Cerita Aulia DA Terkejut dan Bingung saat Didiagnosis Hamil Tapi di Luar Rahim

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Kebiasaan Ngopi & Jajan Kantin Bikin Gaji Pegawai di Jakarta Hanya Numpang Lewat

Cerita Aulia DA Terkejut dan Bingung saat Didiagnosis Hamil Tapi di Luar Rahim

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

17 Contoh Teks Pidato 17 Agustus Singkat Tingkat SD, Mudah Dipahami Murid Sekolah

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK