Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak yang Diasuh Bunda Over Protective, Besarnya Rawan Narsis

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 03 Aug 2020 13:10 WIB

Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/macniak
Jakarta -

Orang tua kadang terlalu melindungi anak alias over protective. Padahal, pengasuhan yang terlalu protektif dapat menyebabkan anak-anak menjadi narsis, Bunda.

Penelitian ini dilakukan ilmuwan dari University of Wollongong, yang menemukan bahwa anak-anak akan mengalami gangguan perkembangan ketika dicegah mengambil risiko atau merasakan kegagalan. Penelitian ini dilakukan pada anak berusia antara 17 dan 25 tahun.

"Perlindungan berlebihan dapat membatasi kemampuan untuk belajar dari pengalaman sendiri dan membuat orang kurang mandiri, yaitu lebih bergantung pada orang lain dalam mendapat umpan balik dan bimbingan," jelas penelitian dikutip dari Tatimes.

Singkatnya, pengasuhan yang terlalu protektif dapat membatasi anak-anak atau remaja untuk belajar dari pengalaman. Inilah yang bisa berdampak negatif pada kepercayaan diri anak akibat kemandirian yang terganggu.

Nantinya, dapat membuat anak-anak lebih rentan mengembangkan sifat terlalu narsis. Penulis penelitian juga mengatakan bahwa ketika anak-anak terlalu dimanja, terlalu dilindungi dan kurang disiplin, lebih mungkin mengembangkan narsisme patologis.

"Temuan ini menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan di lingkungan yang dimanjakan cenderung memiliki sifat narsisistik seperti orang dewasa," tulis peneliti.

Dalam narsisme, orang merasa cukup positif tentang diri mereka sendiri. Tetapi gambaran positif ini bisa dengan mudah rusak ketika dihadapkan realita, sehingga perasaan menjadi rentan.

Ilustrasi ibu dan anakIlustrasi ibu dan anak/ Foto: iStock

Narcissistic personality disorder (NPD) adalah ketika seseorang mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain.

Pada orang dewasa, sifat narsisisme dapat dikelola. Tetapi ketika sudah menonjol, itu dapat berkontribusi pada kualitas hubungan yang buruk dan depresi terkait kecemasan, harga diri yang rendah, dan bahkan upaya bunuh diri bagi yang paling terpengaruhi.

Salah satu penulis, Dr Charlotte Van Schie, mengatakan orang tua memang harus terlibat dan merawat anak-anak mereka, tetapi juga memberi anak kesempatan untuk melakukan sesuatu sendiri.

"Kita ingin anak-anak kita aman tetapi kita juga ingin mereka belajar dan tumbuh. Tantangannya adalah melepaskan anak-anak ketika aman untuk melakukannya dan membiarkan mereka melakukan sesuatu secara mandiri. Hadir atau terlibat sepanjang waktu benar-benar dapat menghambat perkembangan mereka," kata Dr Van Schie.

Sementara Profesor Brin Grenyer menambahkan bahwa pengasuhan yang cukup baik ibarat ketika Goldilocks memilih bubur, tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin, tetapi sesuai.

Dengan penelitian ini, orang tua diharapkan menemukan keseimbangan yang tepat dalam membesarkan anak-anak. Sehingga membantu anak mengembangkan harga diri yang sehat namun realistis, serta menghindari anak mengalami masalah kesehatan mental saat besar nanti.

Dikutip detikhealth, seringkali tujuan orang tua bersifat over protective atau terlalu ketat dalam menjaga anaknya itu baik, agar anak tidak terluka ketika melakukan aktivitas apapun. Namun ada risiko yang akan dialami anak apabila orang tua terlalu menjaga.

"Pada satu titik dia akan ragu dan nggak bisa eksplor banyak. Dia akan kurang terasah dan kurang belajar. Semakin dini sering dilarang, akan semakin parah ke depannya," kata spesialis anak konsultan tumbuh kembang dari RS Pondok Indah, dr Catharine M Sambo, SpA (K), beberapa waktu lalu.

Simak juga video tips jadi Bunda yang tidak gampang marah:

[Gambas:Video Haibunda]



(kuy/kuy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda