Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

9 Karakteristik Anak Temperamen, Bukan soal Emosi Saja

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 28 Jul 2020 10:32 WIB

mother and her daughter quarreled
Ilustrasi anak temperamen/Foto: Getty Images/iStockphoto/Choreograph
Jakarta -

Bunda sering mengartikan temperamen itu seperti apa? Biasanya orang mengaitkan temperamen dengan sifat yang mudah emosian, amarah meledak-ledak.

Padahal dalam psikologi temperamen tidak hanya tentang emosi. Temperamen sebenarnya merupakan komponen kepribadian, seperti bersikap terbuka atau pemalu, yang ada sejak dilahirkan. Jadi bagaimana anak bereaksi dengan cara mereka masing-masing sejak dilahirkan atau menghadapi dunia di sekitar mereka.

Pada gilirannya, temperamen anak memengaruhi bagaimana ia menghadapi situasi. Misalnya saja, seorang anak yang pemalu dan tidak suka kebisingan atau situasi baru, ia akan memiliki pengalaman yang sangat berbeda di pesta ulang tahun temannya, dibandingkan dengan anak yang cepat bergaul.

Ahli psikologi Alexander Thomas, Stella Chess, dan Herbert G. Birch mengungkapkan ada sembilan karakteristik temperamen seperti dikutip Very Well Family.

1. Tingkat aktivitas

Hal ini melihat seberapa aktif seorang anak secara fisik, baik dalam bergerak, berlari, melompat, dan sebagainya, dibandingkan dengan periode aktif ketika anak berkegiatan sambil duduk.

- Tingkat aktivitas tinggi: Anak-anak dengan tingkat aktivitas tinggi cenderung menggeliat, gelisah dan tidak suka duduk diam.

- Tingkat aktivitas rendah: Anak-anak dengan tingkat aktivitas rendah lebih menyukai aktivitas yang tenang.

2. Rhythmicity

Rhythmicity merupakan kegiatan yang teratur seperti makan, tidur, dan bangun.

- Rhythmicity tinggi: Anak-anak menunjukkan pola makan yang teratur dan dapat diprediksi.

- Rhythmicity rendah: Anak-anak menunjukkan pola makan dan tidur yang tidak teratur.

3. Distractibility

Distractibility ini bisa dibilang tingkat rangsangan eksternal yang dapat memengaruhi konsentrasi dan perilaku anak.

- Distractibilitas tinggi: Anak-anak mudah terganggu oleh suara dan hal-hal yang mereka lihat, kesulitan berkonsentrasi, sangat terganggu oleh ketidaknyamanan kecil seperti lapar.

 - Distractibility rendah: Anak-anak dapat berkonsentrasi dalam suatu kegiatan tanpa mudah terganggu, tidak terganggu oleh ketidaknyamanan kecil.

4. Pendekatan/penarikan

Maksudnya pendekatan atau penarikan ini adalah respons terhadap orang atau benda baru seperti mainan baru, makanan baru, dll.

- Mudah didekati: Anak-anak ini disambut dengan antusias dan mendekati situasi dan orang baru.

- Sulit didekati: Anak-anak ini tidak suka orang, tempat, dan hal-hal baru, dan asing.

Shot of a little girl screaming in her big brother's ears while playing in the living room at homeIlustrasi anak marah/ Foto: Getty Images/PeopleImages

5. Kemampuan beradaptasi

Hal ini dilihat dari bagaimana seorang anak merespons perubahan di lingkungannya.

- Adaptasi tinggi: Anak-anak menghadapi transisi dengan baik dan cepat beradaptasi dengan perubahan situasi. 

- Adaptasi yang rendah: Anak-anak membutuhkan lebih banyak waktu untuk menghadapi transisi dan mungkin menangis dan berpegang erat pada Ayah, Bunda, atau pengasuhnya ketika berada dalam situasi baru.

6. Rentang perhatian dan kegigihan

Hal ini dilihat dari jumlah waktu yang dibutuhkan seorang anak untuk melakukan kegiatan dan bagaimana gangguan memengaruhi perhatiannya pada aktivitas itu.

- Rentang perhatian dan kegigihan yang tinggi: Anak-anak ini tidak mudah putus asa atau frustrasi bahkan ketika ada hambatan, mereka terus berusaha.

- Rentang perhatian dan kegigihan yang rendah: Anak-anak ini menyerah ketika mereka menghadapi hambatan dan mudah frustrasi.

7. Intensitas reaksi

Intensitas reaksi merupakan jumlah energi yang dihabiskan anak ketika bereaksi positif dan negatif.

- Intensitas reaksi tinggi: Anak-anak dengan reaksi intensitas tinggi cenderung bereaksi sangat kuat, baik positif maupun negatif, terhadap berbagai hal.

- Intensitas reaksi rendah: Anak-anak dengan reaksi intensitas rendah cenderung tidak bersuara, lebih sedikit reaksi emosional.

8. Ambang ketanggapan

Ini lebih ke sensitivitas anak, seberapa besar stimulasi yang diperlukan seorang anak untuk merespons rangsangan seperti suara, cahaya, dan tekstur.

- Ambang respons tinggi: Anak-anak ini cenderung sangat sensitif terhadap suara, selera, bau, sentuhan, dan sebagainya. mereka cenderung menjadi pemilih makanan dan mungkin tipe yang menolak untuk mengenakan apa pun yang mereka pikir terasa gatal, meskipun sebagian besar orang tidak merasa kainnya seperti gatal.

- Ambang respons rendah: Anak-anak ini tidak peka terhadap perubahan tekstur, pemandangan, bau, dan akan terbuka untuk mencoba makanan baru;  mereka tidak peka terhadap lingkungan baru dan dapat tertidur dengan mudah di mana saja.

9. Mood

Mood diilihat dari tingkat perilaku ramah, baik, dan bahagia dibandingkan dengan perilaku tidak ramah, negatif, dan tidak menyenangkan.

- Suasana hati positif: Anak-anak yang memiliki suasana hati positif cenderung ceria, menyenangkan, dan ramah.
- Suasana hati negatif: Anak-anak yang memiliki suasana hati yang cenderung negatif cenderung rewel, tidak ramah, dan menangis.

dr.Tjhin Wiguna, SpKJ (K) mengutip klasifikasi dari Thomas dan Stella Chess, yang menjelaskan temperamen anak ada tiga jenisnya, yaitu easy children, difficult children, dan slow to warm up children.

Dengan mengenali jenis temperamen ini, dr.Thjin berharap akan membentuk pola kedekatan antara orang tua dan anaknya.

"Easy children, hampir 70 persen anak lahir dengan temperamen ini, yaitu mudah diasuh dan mudah berelasi dengan yang mengasuhnya. Anak bisa terima dan mau mencoba hal baru seperti makanan dan lingkungan baru, kalau enggak suka ya menolak," sambung dr.Thjin.

"Kalau difficult children biasanya fungsi biologisnya tidak teratur, malam-malam bangun, ketemu orang baru nangis, diajak ke tempat baru nangis. Anak ini butuh waktu lebih lama menerima kondisi baru, anak seperti ini biasanya juga memiliki masalah dengan pola makannya," sambung dr.Tjhin dikutip dari detikhealth.

Sementara slow to warm up children adalah anak yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri pada kondisi baru. Anak ini memiliki temperamen seperti difficult namun lebih ringan.

Simak juga video tips atasi anak tantrum:

[Gambas:Video Haibunda]



(kuy/kuy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda