Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Tips Mengendalikan 'Pemberontakan' Si Kecil yang Mulai Beranjak Besar

Mutiara Ananda   |   HaiBunda

Sabtu, 08 Aug 2020 13:45 WIB

Young woman kissing her crying daughter on head, embracing and comforting her during chill in park
Tips mengatasi anak pemberontak/ Foto: iStock
Jakarta -

Melihat si kecil tumbuh besar menjadi hal yang menakjubkan ya, Bunda. Meski sudah mulai besar, bukan berarti mereka sudah dewasa. Mereka masih butuh perhatian dari Bunda.

Memasuki usia pra remaja, mereka akan ada pada masa transisi. Diperlukan kesabaran ekstra untuk menghadapinya. Selain itu, hubungan antara Bunda dan mereka juga akan merenggang atau bahkan lebih buruk. Mereka berada dalam emosi yang tidak stabil dan mudah marah.

"Kalau merasa anak mudah marah, coba cek deh bapak sama ibunya siapa yang pemarah. Kalau anak egois, coba lihat siapa di rumah yang egois antara bapak atau ibunya. Itu sebenarnya udah jadi bahan untuk kita introspeksi diri, nah sekarang persoalannya mau nggak kita berubah," ungkap Melly Kiong, praktisi mindful parenting beberapa waktu lalu.

Menurut Melly, kebiasaan orang tua di rumah menjadi cerminan anak-anaknya dalam bersikap. Bunda dan Ayah perlu mengevaluasi gaya parenting selama ini ya. Setelah itu baru kita perbaiki pola komunikasi dengan anak-anak.

Nah, berikut Haibunda rangkumkan 7 cara untuk mengendalikan perilaku si kecil yang beranjak besar, dilansir dari laman Psychology Today dan Mail Online:

his son obnivaet mom the sadness of love7 tips mengatasi anak pemeberontak/ Foto: iStock

1. Hitung sampai sepuluh

Bunda, mengasuh anak yang beranjak besar memang membutuhkan kesabaran ekstra. Saat si kecil yang beranjak besar meneriaki Bunda, cobalah untuk tetap tenang, menarik nafas, dan berhitung sampai sepuluh. Setelahnya jelaskan pada mereka dengan tenang.

2. Peluk 20 detik

Seiring bertambahnya usia si kecil, Bunda mungkin jarang memeluk mereka. Untuk itu, pelukan selama 20 detik sudah cukup untuk meningkatkan kadar hormon oksitosin lho. Selama mereka nyaman, cobalah untuk menawarkan pelukan setiap harinya.

3. Periksa ekspresi

Saat anak pulang dan masuk ke dalam kamar, terkadang pikiran Bunda sedang berada di tempat lain. Ketika mereka tengah berbicara, coba periksa ekspresi Bunda, ya. Karena anak-anak biasanya menafsirkan ekspresi wajah kosong sebagai penolakan.

4. Katakan tiga kata

Saat si kecil sudah lebih besar, mereka sudah mempelajari banyak hal dari Bunda. Maka dari itu, hal yang wajar jika mempercayakan kepada mereka dalam mengambil keputusan. Bunda bisa mengatakan,"Itu pilihan kamu," kepadanya.

5. Habiskan waktu bersama

Saat anak berubah menjadi kasar dan liar, jangan biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan ya, Bunda. Agar hubungan Bunda dengan mereka tetap terjaga, cobalah untuk mengatur ulang hubungan dengan menghabiskan waktu bersama di akhir pekan.

6. Berikan cerita

Menceritakan kisah saat mereka masih kecil terkadang akan membantu lho, Bunda. Bunda bisa menceritakan bahwa saat mereka kecil mereka sangat sulit diatur dan membuat Bunda marah. Tapi sekarang mereka tumbuh menjadi remaja yang baik dan cepat belajar.

7. Beri rasa nyaman

Bunda, saat anak merasa kesal, biarkan mereka lupakan amarah dan air mata. Setelahnya berikan rasa nyaman untuk mereka. Jika tidak berhasil, itu berarti Bunda perlu memberikan lebih banyak empati setiap harinya.

Semoga tips di atas membantu ya, meredakan emosi anak yang meledak-ledak saat beranjak dewasa. Selamat mencoba, Bunda.

Bunda, simak yuk gaya parenting Ramzi dan Avi besarkan anak dengan cara unik, klik video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda