
parenting
5 Tips Mengajarkan Anak Berempati agar Terhindar dari Bullying
HaiBunda
Selasa, 18 Aug 2020 16:15 WIB

Mengasah rasa empati anak harus dibiasakan sedini mungkin. Tapi, kebanyakan orang tua masih bingung cara menumbuhkan empati pada anak-anak.
Menurut Gwen Dewar, Ph.D., empati bukanlah sesuatu yang terungkap secara otomatis, dalam setiap situasi.
"Itu bahkan bukan satu kemampuan atau keterampilan," kata Dewar, dikutip dari Parenting Science.
Dewar mengutip pendapat Jean Decety dan Jason Cowell dari University of Chicago dalam paper-nya yang berjudul 'The Complex Relation between Morality and Empathy'.
Pada perkembangannya, kata 'empati' telah menjadi istilah untuk tiga proses berbeda. Pertama adalah emotional sharing, yang terjadi ketika kita mengalami perasaan tertekan sebagai akibat dari mengamati kesusahan pada individu lain.
Kedua adalah perhatian empati, yaitu motivasi untuk merawat individu yang rentan atau tertekan, dan ketiga adalah pengambilan perspektif. "kemampuan untuk secara sadar menempatkan diri dalam pikiran orang lain dan membayangkan apa yang dipikirkan atau dirasakan orang itu," kata Dewar.
Ketiga proses tadi mendefinisikan apa itu sikap empati yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, yang enggak kalah penting lagi, mengutip dari laman resmi Making Caring Common Project Harvard School of Education, empati itu kunci untuk mencegah bullying dan banyak bentuk kekejaman lainnya, lho.
Nah, tugas kita sebagai orang tua, bagaimana sih mengajarkan anak sikap empati? Berikut lima tipsnya:
1. Berempati dengan anak dan teladan empati untuk orang lain
Anak-anak belajar empati baik dari melihat kita maupun dari merasakan empati kita terhadap mereka. Ketika kita berempati dengan anak-anak kita, mereka mengembangkan kepercayaan, mengamankan keterikatan dengan kita. Keterikatan tersebut adalah kunci keinginan mereka untuk mengadopsi nilai-nilai kita dan untuk mencontoh perilaku kita, dan untuk membangun empati mereka terhadap orang lain.
Ajukan pertanyaan kepada anak Bunda. Misalnya, hal apa yang menarik kamu pelajari hari ini? Apa bagian tersulit dari harimu? Apakah kamu memiliki teman yang sangat kamu hormati? Mengapa kamu menghormati orang itu?
2. Jadikan perhatian pada orang lain sebagai prioritas
Jika anak-anak ingin menghargai perspektif orang lain dan menunjukkan belas kasih kepada mereka, sangat penting bagi mereka untuk mendengar dari orang tua mereka bahwa peduli terhadap orang lain adalah prioritas utama, dan itu sama pentingnya dengan kebahagiaan mereka sendiri. Meskipun kebanyakan orang tua mengatakan bahwa membesarkan anak yang penuh perhatian adalah prioritas utama, seringkali anak-anak tidak mendengar pesan itu.
Yang perlu Bunda lakukan adalah coba beri pesan yang jelas. Pertimbangkan pesan harian yang Bunda berikan kepada anak-anak tentang pentingnya peduli. Misalnya, daripada mengatakan "Yang terpenting adalah kamu bahagia," Bunda dapat mengatakan, "Yang terpenting adalah kamu baik dan kamu bahagia."
![]() |
3. Berikan kesempatan kepada anak untuk melatih empati
Anak-anak dilahirkan dengan kapasitas empati, tetapi perlu dipupuk sepanjang hidup mereka. Mempelajari empati dalam hal-hal tertentu seperti belajar bahasa atau olahraga. Itu membutuhkan latihan dan bimbingan.
Mempertimbangkan perspektif dan keadaan orang lain membantu menjadikan empati sebagai refleks alami. Melalui trial and error, membantu anak-anak menjadi lebih baik dalam menyelaraskan perasaan dan perspektif orang lain.
4. Perluas lingkaran perhatian anak
Kita sering berbicara tentang empati sebagai kuantitas. Misalnya, kita berbicara tentang anak-anak yang memiliki banyak atau sedikit empati atau kurang empati sama sekali. Namun masalahnya seringkali bukanlah apakah anak-anak dapat berempati atau seberapa besar empati yang mereka miliki. Untuk siapa mereka memiliki empati, Bunda.
Bagi kebanyakan dari kita, tidak sulit memiliki empati kepada anggota keluarga dan teman dekat kita. Ini juga merupakan sifat manusia untuk memiliki empati terhadap orang yang seperti kita dalam beberapa hal. Tetapi masalah sebenarnya adalah apakah anak-anak (dan orang dewasa) memiliki empati di luar lingkaran itu?
Sebagai orang tua, tidak hanya penting bagi kita untuk menjadi teladan dalam mengapresiasi banyak tipe orang. Penting bagi kita untuk membimbing anak-anak dalam memahami dan peduli berbagai jenis orang yang berbeda dari mereka.
5. Bantu anak-anak kendalikan diri dan kelola perasaan secara efektif
Seringkali ketika anak-anak tidak mengungkapkan empati, itu bukan karena mereka tidak memilikinya. Itu karena perasaan atau gambaran tertentu menghalangi empati mereka. Seringkali kemampuan untuk peduli orang lain terhalangi oleh emosi mereka, misalnya, oleh kemarahan, rasa malu, iri hati, atau perasaan negatif lainnya.
Membantu anak-anak mengelola perasaan negatif serta stereotip dan prasangka tentang orang lain bisa melatih empati mereka.
Semoga bermanfaat dan membantu Bunda dalam mengajarkan anak memiliki sikap empati ya.
Simak juga cerita Donna Agnesia bereksperimen sains di rumah bersama anak:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Cara Mengajarkan Empati pada Anak Tentang Pekerjaan Orang Lain

Parenting
5 Cara Mengajarkan Empati pada Anak Sejak Usia 1 Tahun

Parenting
5 Aktivitas Sederhana Ini Bisa Mengasah Empati Anak Sejak Usia Dini

Parenting
5 Tips Mengajarkan Anak Berempati

Parenting
Dampak Negatif Orang Tua Terlalu Berempati pada Anak

Parenting
Selebgram Cilik Moonella Belajar Berempati dari sang Adik
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda