Jakarta -
Orang tua perlu berempati pada anak sehingga turut merasakan perasaan mereka. Namun, jangan berlebihan juga ya, Bun.
Maksud
empati adalah memiliki kemampuan memahami dan berbagi perasaan dengan orang lain. Hal ini disampaikan Diane McIntosh, MD, FRCPC Clinical Assistant Professor di Department of Psychiatry, University of British Columbia dalam buku berjudul
Stress: The Psychology of Managing Pressure.
Menurut McIntosh sebagai orang tua sebaiknya jangan berasumsi bahwa anak baik-baik saja, kecuali ketika mereka bertingkah buruk. Atau,
ortu berpikir perilaku buruk anak bisa karena dia nakal atau kemarahan.
"Padahal, tingkah buruk anak bisa karena kecemasan. Sebuah studi menunjukkan orang tua konsisten meremehkan perasaan cemas dan gugup anak. Jadi, saat berurusan dengan anak, perhatikan apa yang mereka lakukan," kata McIntosh.
Tapi ingat, jangan empati berlebihan juga pada anak ya, Bun. Sebab, anak bisa merasa terlalu stres atau sebaliknya, menjadi besar kepala. Studi di Amerika mengungkapkan ibu yang punya empati besar pada anak memiliki respons unik saat si kecil menangis.
"Para ibu dengan empati tinggi harus memperhatikan amarah mereka. Orang tua yang
empati terkadang cenderung menjadi lebih keras pada anak saat stres," tambah McIntosh.
Untuk itu, disarankan orang tua tak bereaksi berlebihan terhadap apa yang dialami anak. Tapi, tetap temukan solusinya, Bun. Sehingga, anak tak hanya belajar empati tapi selalu tenang menghadapi sesuatu.
 ilustrasi orang tua empati/ Foto: iStock |
Beberapa waktu lalu, Roslina Verauli, psikolog anak dan keluarga, mengatakan sejatinya stres tidak selamanya buruk, bahkan stres itu sehat. Kok bisa?
"Dalam artian, individu baik anak atau dewasa yang
stres akan berada di posisi mengancam atau menantang. Sehingga, mereka akan melakukan persiapan untuk menghadapi kejadian tersebut," kata psikolog yang akrab disapa Vera ini.
Bunda, yuk ajak anak main bareng. Manfaatnya bisa disaksikan di video berikut.
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/rdn)