Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Curhat Influencer Naajmi W, Khawatir Putrinya Alami Depresi di Usia 5 Tahun

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Sabtu, 22 Aug 2020 16:14 WIB

Mother consoling crying adorable girl while sitting in living room at home
Curhat Influencer Naajmi W, Khawatir Putrinya Alami Depresi di Usia 5 Tahun/ Foto: iStock
Jakarta -

Belum lama ini, influencer bernama Naajmi Wicaksono membagikan ceritanya di Twitter. Sebagai seorang ibu, pemilik akun @senjadihujan ini mengkhawatirkan kondisi mental anaknya yang baru berusia 5 tahun.

Pada mulanya, sang anak keduanya sering terdiam tanpa sebab. Hingga tiba-tiba menangis tersedu-sedu, Bunda. Naajmi sangat khawatir anaknya depresi. Mengingat ia juga seorang bipolar survivor.

"Hari ini anak saya yg berumur 5 th mengalami rasa sedih yang ga kelar-kelar. Bermula dari diam dan bengong, lalu saya tanya kenapa? 'Ga tau ibu, aku sedih tapi aku ga tau sedih kenapa.' Ga lama meledaknya tangisannya. Saya langsung teringat sesuatu," tulis akun tersebut, dilansir Twitter, Sabtu (22/8/2020).

Melihat kesedihan yang dirasakan putrinya, Naajmi tiba-tiba mengingat ucapan seorang psikiater tentang penyakit mental yang bisa menurun ke salah satu anak. Apalagi, ia juga pernah berjuang dengan masalah tersebut.

"Saya ingat omongan psikiater saya bahwa penyakit mental saya bisa turun ke salah satu anak saya. Duh saya takut banget asli, mengingat umur anak saya masih 5thn," paparnya.

Saat itu ia hanya bisa memeluk putrinya sambil mengatakan bahwa tidak apa-apa untuk menangis. Ia berusaha sebisa mungkin membuat anaknya kembali ceria.

"Saya ga tau mesti gimana, saya cuma bisa meluk dan bilang 'mau bikin roti ga? Bantuin ibu bikin roti ya.' Anak saya cuma ngangguk. Selama bikin roti, dia cuma diam dan nunduk. Saya ga berusaha ngomong apa2. Biar dia menikmati dulu diamnya," ujarnya menjelaskan.

Sesaat menunggu roti matang, putrinya tersebut meminta untuk menonton kartun. Tapi saat menonton, sang putri diam dan tidak tertawa, padahal adiknya yang juga ikut nonton tertawa terbahak-bahak.

"Jujur saya khawatir. Saya ngeri dia depresi. 'Ah lebay, masih 5 tahun masa bisa depresi' Sayangnya jawaban dari kalimat ini adalah bisa," ungkapnya.

qq/ Foto: Twitter

Sore harinya, saat wanita ini mau memandikan anak-anaknya, sang putri masih saja murung.

"Dia cuma diam di pintu dan bilang 'ibu aku sedih tapi ga tau kenapa, ibu jangan tinggalin aku sendirian.' Selama mandi juga menangis. Bahkan sampai sekarang juga masih menangis," katanya.

Melihat yang dialami putrinya tersebut, Naajmi menyimpulkan bahwa ia perlu bantuan psikolog. Karena perasaannya mengatakan bahwa mental anaknya sedang tidak sehat.

"Yang saya pikirin sekarang "kenapa?" Daritadi maunya dipeluk terus, ditemani, dan menangis. Yang saya takutkan, cikal bakal depresi ini sudah terlihat hari ini, sangt jelas buat saya. Mungkin saya parnoan, tapi takut mental anak saya kenapa2 kalau ga segera ditangani,"

Pada akhir utasnya, ia menjelaskan bahwa anaknya sudah tertidur namun masih menangis. Ia pun akan segera ke psikolog jika esok harinya sang putri masih dalam kondisi yang sama. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih pada warganet yang telah mendoakannya.

Naajmi Wicaksono sendiri dikenal sebagai seorang penulis, Bunda. Melalui bio Twitternya, Naajmi menuliskan dirinya adalah seorang penyintas bipolar dan borderline personality disorder (BPD).

Hingga saat ini, unggahan Naajmi menjadi viral dan mendapat lebih dari 85,3 ribu tanda suka, serta 27,9 ribu retweets. Sementara itu, beberapa warganet yang mengomentari utas tersebut menyebut bahwa mereka juga pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami putri Naajmi.

"Jadi inget dulu wkt kecil sering ngalamin gini juga. Maunya dkt mama, sering sedih berkepanjangan, tp krn mama gak pernah bisa lama2 di rmh jd mikirnya sedih krn ditinggal mama aja. Ternyata itu berkembang jd hal lain yg orgtua sy gak sadari. Semangat Dek, km punya ibu yg hebat," tulis akun @sugaa***.

Bicara soal stres yang diturunkan dari orang tua pada anak, menurut temuan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology, orang tua yang mengalami perasaan stres di sekitar anak-anak mereka dapat memicu anak merasakan stres yang sama.

Sara F. Waters, PhD, asisten profesor di departemen perkembangan manusia di Washington State Universitas Vancouver mengatakan bahwa anak-anak yang sangat kecil pun lebih peka terhadap keadaan emosional orang tua daripada yang kita duga.

"Dalam penelitian lain yang diterbitkan, kami menemukan bahwa para ibu menularkan stres fisiologis mereka ke anak berusia 12 bulan," papar Waters, dilansir Healio.

Ini menunjukkan bahwa penting bagi orang tua dapat mengelola stresnya karena jika tidak ini berpengaruh pada anak. Perkembangan awal yang sehat pada anak adalah karena anak mempelajari keterampilan pengaturan diri melalui sinkronisasi perilaku dengan orang dewasa.

Simak juga intimate interview dengan Asri Welas dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(yun/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda