PARENTING
Penyebab Milia Si Bintik Putih di Kulit Bayi, Begini Cara Mengatasinya Bunda
Annisa Afani | HaiBunda
Kamis, 27 Aug 2020 07:33 WIBBagi Bunda yang baru saja melahirkan, mungkin akan mempertanyakan apa penyebab milia atau bintik kecil di wajah atau kulit bayi. Biasanya, milia akan terlihat berwarna putih atau kuning.
Sebenarnya milia tidak hanya terjadi pada bayi tapi pada semua usia, meski lebih sering memang dialami oleh bayi. Benjolan kecil ini juga sering disebut dengan bintik susu, tapi tidak ada kaitannya dengan susu formula atau ASI.
Milia tidak menimbulkan gatal ataupun nyeri. Meski begitu, hal tersebut kadang dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Apalagi jika milia tersebut bersentuhan langsung dengan seprai atau pakaian kasar karena dapat menyebabkannya iritasi dan memerah.
Milia memang biasanya ditemukan di kulit khususnya area wajah seperti, bibir, kelopak mata, dan pipi. Namun, beberapa di antaranya juga dapat ditemukan pada bagian tubuh lainnya, seperti di dada, lengan, kaki, batang tubuh, gusi, dan mulut bayi. Kadang milia sendiri juga sering disebut sebagai jerawat bayi lho, Bunda.
Penyebab milia
Menurut Spesialis Anestesiologi dan Perawatan Intensif, Anna Klepchukova, MD, milia adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh kulit mati yang terperangkap di kantong kulit atau mulut. Secara umum, milia terjadi pada bayi baru lahir dan tidak terkait dengan makanan apa yang dikonsumsi oleh ibu yang menyusuinya.
"Milia umum terjadi pada bayi baru lahir dan tidak terkait dengan makanan ibu jika dia menyusui," katanya, dikutip dari Flo Health.
Bagi anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa yang mengalami milia, mungkin disebabkan oleh beberapa hal berikut:
- Luka bakar
- Kerusakan akibat sinar matahari
- Krim steroid
- Melepuh akibat kondisi kulit seperti porphyria cutanea tarda, epidermolysis bullosa, cicatricial pemphigoid, cedera, atau poison ivy
- Prosedur pelapisan kembali kulit seperti dermabrasi
- Penuaan kulit
Jenis-jenis milia
Jenis milia diklasifikasikan berdasarkan usia atau penyebabnya. Jenis ini termasuk dalam kategori primer atau sekunder.
Milia primer terbentuk langsung dari keratin yang terperangkap. Bintik putih ini biasanya ditemukan pada wajah bayi atau orang dewasa. Sedangkan milia sekunder terlihat serupa, tetapi berkembang setelah sesuatu menyumbat saluran yang menuju ke permukaan kulit, seperti setelah cedera, terbakar, atau melepuh.
Mengutip dari HealthLine, berikut ini beberapa jenis milia:
Milia neonatal
Milia neonatal dianggap sebagai milia primer yang dapat berkembang pada bayi baru lahir dan hilang dalam beberapa minggu. Biasanya, milia ini akan terlihat di wajah, kulit kepala, dan batang tubuh bagian atas. Menurut Seattle Children's Hospital, milia ini dapat terjadi pada 40 persen bayi baru lahir.
Milia pada anak-anak
Milia primer pada anak yang lebih tua dan orang dewasa dapat ditemukan di sekitar kelopak mata, dahi, dan di alat kelamin. Milia primer bisa hilang dalam beberapa minggu atau berlangsung selama beberapa bulan.
Milia pada anak remaja
Adanya kelainan genetik langka dapat memengaruhi kulit dan menyebabkan milia pada remaja, di antaranya:
- Sindrom karsinoma sel basal nevoid (NBCCS): Dapat menyebabkan karsinoma sel basal (BCC).
- Pachyonychia congenita: Kondisi ini dapat menyebabkan kuku tebal atau bentuknya tidak normal.
- Sindrom Gardner: Kelainan genetik langka ini dapat menyebabkan kanker usus besar seiring waktu.
- Sindrom Bazex-Dupré-Christol: Sindrom ini memengaruhi pertumbuhan rambut dan kemampuan berkeringat.
Milia en plaque
Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan kelainan kulit genetik atau autoimun, seperti lupus diskoid atau lichen planus dan dapat memengaruhi kelopak mata, telinga, pipi, atau rahang.
Milia ini bisa memiliki diameter hingga beberapa sentimeter. Hal ini biasanya terlihat pada wanita paruh baya, namun dapat terjadi pada orang dewasa lainnya atau anak-anak dari segala usia atau jenis kelamin.
Milia erupsi ganda
Milia jenis ini terdiri dari area gatal yang bisa muncul di wajah, lengan atas, dan batang tubuh. Milia sering muncul dalam rentang waktu tertentu, mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Milia traumatis
Milia ini terjadi setelah terjadinya luka pada kulit, Bunda. Sebagai contoh, termasuk pada luka bakar dan ruam yang parah, jika teriritasi bisa membuatnya merah di sepanjang tepinya dan putih di tengahnya.
Milia terkait dengan obat atau produk
Meski jarang terjadi, penggunaan krim steroid dapat menyebabkan milia pada kulit yang dioleskan lho, Bunda. Ada beberapa bahan dalam produk perawatan kulit dan makeup yang dapat menyebabkan milia pada sebagian orang.
Jika Bunda memiliki kulit yang rentan terhadap milia, usahakan untuk menghindari bahan-bahan, seperti parafin cair, minyak bumi cair, minyak parafin, paraffinum liquidum, cairan petrolatum, dan minyak mineral.
Pengobatan dan cara mencegah milia
Milia pada bayi dan anak biasanya tidak memerlukan pengobatan karena nantinya akan hilang dengan sendirinya, Bunda. Meskipun benjolan di sekitar wajah dan mulut mungkin mengkhawatirkan, tapi tenang saja karena tidak ada risiko kesehatan.
Sementara itu, ada beberapa cara merawat kulit bayi yang dapat mengurangi terjadinya milia, yakni:
1. Jaga kebersihan wajah bayi. Cuci mukanya sekali sehari dengan air hangat.
2. Keringkan wajah bayi dengan lembut dengan cara ditepuk-tepuk dan jangan digosok hingga kering.
3. Jangan mencubit benjolan milia. Ini tidak akan menyelesaikan masalah, justru dapat memperpanjang kerusakan atau menyebabkan infeksi.
4. Hindari mengoleskan lotion atau minyak ke wajah bayi.
Apakah milia harus diperiksakan ke dokter?
Milia tidak menular dan tak menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi, Bunda. Namun, jika milia tersebut menyebar atau kulit menjadi nyeri dan meradang, maka Bunda perlu untuk segera konsultasikan dengan dokter.
"Jika Anda khawatir milia yang tidak kunjung hilang setelah tiga bulan, maka Anda bisa membawanya ke dokter untuk mendapat pemeriksaan atau perawatan lainnya," ujar Klepchukova.
Baca Juga : Penyebab Bayi Kuning Beserta Cara Mengatasinya |
Dan jika Bunda mengikuti jadwal pemeriksaan kesehatan standar dengan dokter anak, mereka kemungkinan akan melihat benjolan tersebut dan memberitahu Bunda jika ada alasan yang perlu dikhawatirkan. Nah, saat mengunjungi dokter, Bunda bisa menanyakan beberapa pertanyaan, seperti apakah milia akan bertahan lebih lama, apakah kulit akan teriritasi, adakah rekomendasi untuk mencegahnya, apa ada faktor makanan yang memengaruhi.
Mengikuti saran dokter akan membuat pikiran Bunda lebih tenang dan membantu merawat buah hati dengan bahagia dan sehat. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bunda, simak juga 2 obat alami untuk kulit yang terbakar sinar matahari dalam video berikut: