parenting

4 Perilaku Orang Tua untuk Bantu Cegah Terjadinya Sibling Conflict

Aisyah Almas Silmina, M.Psi., Psikolog   |   HaiBunda

Rabu, 16 Sep 2020 20:11 WIB

Dokter Sisipan
Aisyah Almas Silmina, M.Psi., Psikolog
Jakarta -

Melihat anak bertengkar, sepertinya sudah jadi pemandangan sehari-hari di rumah. Buat para Bunda yang punya anak lebih dari satu, coba deh perhatikan hubungan antara si kakak dan adik? Biasanya apa saja sih yang mereka lakukan? Apakah mereka bermain bersama? Atau mereka bertengkar setiap hari?

Hal di atas erat kaitannya dengan hubungan antar saudara. Sebelum kita bahas lebih jauh, pahami dulu yuk sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan hubungan antar saudara?

Hubungan antar saudara merupakan kondisi di mana anak berbagi latar belakang yang sama, keluarga yang sama, dan genetik yang sama. Biasanya anak memiliki ayah dan ibu yang sama, sharing parents (salah satu orang tua sama, misalnya satu ayah-beda ibu, satu ibu-beda ayah), maupun anak adopsi yang diasuh bersama. Sering kali kita menyebutnya sebagai hubungan kakak dan adik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Nah, hubungan kakak dan adik ini menjadi hubungan yang paling lama dan abadi, karena akan selalu terkoneksi sepanjang kehidupan mereka. Kakak dan adik akan menemani setiap fase kehidupan dari mulai masa kecil, masa remaja, masa dewasa, hingga masa tua.

Hubungan antara kakak dan adik ini juga akan menjadi ajang latihan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya, Bunda. Mereka secara natural belajar berbagi dan saling tolong menolong. Tidak hanya itu, hubungan antara kakak dan adik tentu saja memiliki manfaat bagi perkembangan kognitif, afektif, dan perilaku anak.

Apa saja contohnya? Dari segi kognitif, anak akan belajar melihat sudut pandang orang lain, cara menyelesaikan masalah, maupun conflict resolution. Sedangkan dari segi afektif, anak akan belajar memahami emosi dirinya dan orang lain, empati terhadap orang lain, serta meningkatkan keterampilan regulasi emosi. Lalu, dari segi perilaku, anak akan belajar mengenai cara berperilaku, apa yang harus ia lakukan, ataupun menjadi role model bagi saudaranya. Tentu saja keterampilan-keterampilan di atas sangat berguna bagi kehidupan anak di lingkungan sosialnya, ya Bunda.

Berbicara mengenai hubungan antara kakak dan adik, sering kali dikaitkan dengan seberapa akur sih hubungan mereka? Melihat kakak dan adik sering kali bertengkar tentunya sudah menjadi hal yang biasa ya. Misalnya adanya kompetisi untuk menjadi yang terbaik, kecemburuan karena perhatian ayah dan ibu teralihkan, ataupun perkelahian seperti memperebutkan barang atau mainan.

Sibling conflict antara saudara ini sebenarnya sesuatu yang sangat wajar terjadi, apabila masih berada dalam batas-batas tertentu. Bunda dan Ayah harus mulai bertindak jika salah di antara adik atau kakak merasa tersakiti.

Problems of motherhood. Mom is depressed by screaming children, siblings having quarrel4 Perilaku Orang Tua untuk Bantu Cegah Terjadinya Sibling Conflict/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Kalau kondisinya sudah seperti ini, sebaiknya ayah dan ibu turun tangan untuk melerai mereka. Tentunya agar anak tidak terluka dan menghindari konflik yang bersifat permanen.

Bunda dan Ayah tentu mengharapkan adanya ikatan yang kuat antara kakak dan adik hingga masa dewasa. Tujuannya agar kakak dan adik dapat saling tolong menolong baik secara fisik maupun emosional, sehingga mereka akan selalu mendukung satu sama lainnya.

Ikatan yang kuat antar kakak dan adik ini tidak serta merta muncul lho, Bunda. Ikatan tersebut bergantung dari kualitas hubungan antara kakak dan adik sejak masa kanak-kanak. Bila masa kecil kakak dan adik tidak memiliki ikatan yang kuat, bagaimana ikatan tersebut akan muncul di masa dewasa?

Tidak hanya itu, kualitas hubungan antar orang tua, hubungan antara orang tua dan anak, serta pola asuh orang tua terhadap anak juga berperan penting dalam hubungan kakak dan adik. Mengapa demikian? Anak cenderung belajar dari mengamati lingkungan sekitarnya. Mereka juga mengamati interaksi antara Bunda dengan Ayah maupun interaksi antara orang tua dan anak.

Sehingga hal tersebut sangat mungkin membentuk perilaku anak. Hasil penelitian juga menunjukkan semakin baik kualitas hubungan antara orang tua dan anak, maka hubungan antara kakak dan adik akan semakin baik pula.

Nah, sudah tahu kan betapa pentingnya memperkuat ikatan relasi antar kakak dan adik sejak masa kanak-kanak. Selanjutny, simak tips untuk memperkuat hubungan antara kakak dan adik berikut ini yuk:

1. Tidak membandingkan anak

Tahan keinginan orang tua untuk membandingkan anak. Hindari memberikan perbedaan dengan memberikan judgement 'anak kesayangan', 'anak nakal', maupun label-label lainnya pada anak.

Lebih baik bicarakan mengenai perilaku menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditunjukkan oleh anak. Jelaskan apa yang Bunda lihat, rasakan, dan apa yang perlu dilakukan.

2. Perlakukan anak sesuai kebutuhan masing-masing

Perlakukan anak secara unik, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Tunjukkan bahwa mereka dicintai secara unik. Selain itu, pastikan setiap anak memiliki waktu khusus dengan setiap orang tua, misalnya ada waktu khusus kakak dengan ibu, kakak dengan ayah.

Begitu pula dengan adik. Ada waktu khusus antara adik dengan ibu, dan waktu khusus antara adik dengan ayah. Ciptakan kegiatan yang menyenangkan dengan setiap anak. Hal ini bertujuan untuk memperkuat ikatan antara orang tua dan anak.

3. Ajarkan saling tolong-menolong

Apabila sudah ada perilaku agresif, itu tandanya orang tua perlu turun tangan. Beri perhatian pada anak yang terluka terlebih dahulu. Ajak anak lainnya untuk terlibat dalam menolong saudaranya, misalnya diminta bantuan untuk mengambilkan plester. Setelahnya, ajak anak untuk berdiskusi. Berikan pengakuan akan emosi yang mendasari anak menunjukkan perilaku tersebut dan berikan label akan perasaannya, misalnya "Kamu kesal ya lagi main puzzle tapi digangguin sama kakak?".

Selanjutnya, ajak anak untuk memikirkan hal yang mungkin mereka inginkan, misalnya "Kamu pengennya kakak bantuin kamu ya, kalau kamu lagi susah ngerjain puzzle ya?". Berikan pula alternatif perilaku yang dapat dilakukan untuk menggantikan perilaku agresif tersebut. Tunjukkan bahwa perasaan marah dapat diekspresikan dengan aman dan tidak menyakiti diri sendiri ataupun orang lain.

4. Ajarkan untuk saling memahami

Biarkan masing-masing anak mengetahui hal positif yang disukai saudaranya, mengenai dirinya. Misalnya, saat Bunda sedang menghabiskan waktu berdua saja dengan adik, Bunda bisa membicarakan bahwa sang kakak sangat sayang dengan adik, atau ceritakan penantian kakak menunggu adik saat adik masih berada di dalam perut. Tunjukkan bahwa ia pun dicintai oleh saudaranya.

Untuk membentuk hubungan yang rukun antar saudara, mulai terapkan 4 tips di atas yuk, Bunda. Sehingga dapat mempererat hubungan kakak dan adik hingga mereka dewasa kelak.

Aisyah Almas Silmina, M.Psi., Psikolog merupakan seorang Psikolog Klinis Anak.
Saat ini melakukan praktik di RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta di Departemen Neuropediatri. Aisyah juga praktik di Layanan Psikologi Bileva.

Bunda, setelah membaca penjelasan di atas, simak juga yuk curhat Tantri 'Kotak' dalam menghadapi sibling rivalry di antara anak-anaknya dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT