Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak-anak Sulit Banget Jaga Jarak, Kenapa Ya?

Inkana Putri   |   HaiBunda

Sabtu, 10 Oct 2020 11:01 WIB

Sejumlah murid TK Islam Akramunnas mengenakan masker di kelas saat kabut asap menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (31/7/2019). Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru mengimbau setiap sekolah untuk mengurangi aktivitas murid di luar ruangan dan mengenakan masker karena anak-anak sangat rentan sakit, akibat kualitas udara Pekanbaru memburuk akibat asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Pelalawan. ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.
Anak-anak/Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro
Jakarta -

Sejak mewabahnya pandemi COVID-19, physical distancing atau jaga jarak menjadi salah satu protokol kesehatan yang harus diterapkan. Namun, imbauan yang satu ini sering sekali disepelekan.

Menjaga jarak memang jadi satu hal yang sering dilupakan, khususnya pada anak-anak. Melansir Strong4Life, berikut beberapa penyebab mengapa anak sulit sekali buat jaga jarak:

Gemar Bersosialisasi

Anak-anak adalah generasi yang aktif bermain dan gemar bersosialisasi. Hal ini menjadi salah satu alasan mereka sulit untuk menjaga jarak dengan orang atau anak-anak lainnya. Bagi anak-anak yang setiap harinya bertemu dan bermain bersama teman, menjaga jarak tentu akan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan.

Belum Paham

Satu hal lainnya yang menjadi tugas berat bagi Bunda adalah membuat anak paham tentang pentingnya menjaga jarak di tengah pandemi saat ini. Pasalnya, banyak anak yang belum paham sepenuhnya tentang konsep jaga jarak. Anak-anak mungkin tidak paham mengapa mereka tidak dapat melihat atau bermain dengan teman-temannya, padahal hal tersebut hampir sering dilakukan setiap hari.

Bosan

Pandemi COVID-19 yang mengharuskan anak-anak untuk menjaga jarak sangat memungkinkan membuat dirinya bosan. Apalagi hingga saat ini, masa berakhir pandemi masih belum bisa dipastikan. Nah, ketidakpastian inilah yang membuat anak merasa tidak nyaman, gelisah dan cemas. Akibatnya, mereka lebih suka melanggar aturan dengan mengabaikan protokol jaga jarak.

Tergoda Teman

Faktor lain yang bisa membuat anak tidak mau menjaga jarak adalah godaan teman. Meskipun di dalam keluarga Bunda selalu menerapkan jaga jarak, namun bukan berarti seluruh teman-teman si kecil juga menerapkan hal yang sama. Nah, saat si kecil melihat temannya bermain, di situlah hasrat untuk tidak ingin menjaga jarak bisa saja muncul.

Itu dia keempat faktor yang bisa membuat anak ogah untuk menjaga jarak. Sama seperti halnya orang dewasa, anak-anak tentu juga sulit untuk menerima dampak physical distancing. Apalagi jika ia tidak mengerti tentang konsep dan pentingnya menjaga jarak.

Oleh karena itu, sangat penting sekali bagi Bunda untuk membuat si kecil paham tentang bahaya virus Corona dan manfaat jaga jarak selama pandemi. Selain itu, Bunda perlu melakukan inovasi di rumah dengan mengajak si kecil melakukan aktivitas baru yang mengasyikkan agar ia tidak bosan.

Guna mencegah penyebaran COVID-19, pemerintah saat ini sedang melakukan kampanye #IngatPesanIbu. Melalui kampanye ini, pemerintah mengajak agar masyarakat Indonesia selalu ingat untuk menerapkan protokol kesehatan.

Adapun kampanye #IngatPesanIbu memiliki misi mengajak masyarakat untuk selalu terapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan). Yuk, ingatkan si kecil untuk selalu jaga jarak, Bun. Dengan jaga jarak, si kecil bisa terhindar dari infeksi virus dan penyakit. 

Yuk, selalu #ingatpesanbunda atau #ingatpesanibu, untuk #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitanganpakaisabun.

Bunda simak video jaga jarak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(mul/ega)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda